Di rumah lain di kota yang sama, Darren sedang menatap cermin di kamar mandinya dan memperhatikan bibirnya yang ternyata luka, pantas saja tadi dia merasa agak perih. Dia menghitung dan menemukan ada tiga luka di bibir bawahnya. Dia tersenyum miring sambil terus melihat tanda cinta dari dosennya itu. Jika ciumannya aja segalak itu, apalagi di atas ranjang? Senyumannnya berubah mesum saat membayangkan adegan panas di ranjang yang membuat juniornya bereaksi.“Saya harap itu sudah memuaskan rasa ingin tahumu. Mulai sekarang menjauhlah dari saya dan jangan pernah mencium saya lagi. Sebentar lagi saya akan menikah!”Tiba tiba kalimat kejam itu melintas di benaknya dan menghancurkan semua bayangan mesumnya dengan Bu El, karena itu berarti yang menjadi pemain prianya bukanlah dia tapi calon suami dosennya itu. Tanpa dia inginkan, bayangan pria tanpa wajahlah sekarang yang sedang bermesraan dengan Bu El. KRAK!!Darren meninju cermin di depannya hingga pecah berserakan. Wajahnya memerah tand
Darren masih berada di kegalauannya antara mau terus mendekati Eloisa atau melepaskan wanita itu.Usia Bu El sudah dua puluh tujuh tahun, jika wanita itu tidak jadi menikah karena memilih bersamanya dan ternyata mereka berpisah setengah tahun kemudian karena dia bosan, bagaimana? Wanita itu nanti harus mulai lagi dari awal mencari pria yang cocok dengan dirinya, syukur kalau dapat. Masalahnya kalau tidak dapat, gimana? Masa nanti jadi perawan tua. Lah, jadi beban mental dia dong kalau bikin calon pengantin malah jadi perawan tua!“Aarrghh!!” Darren mengacak rambutnya karena pusing dengan pikirannya sendiri.Mungkin lebih baik dia merelakan Bu El saja, daripada nanti dia buat anak orang jadi perawan tua. Namun tiba-tiba bayangan Bu El berciuman seperti tadi siang tapi dengan pria tanpa wajah kembali memenuhi kepalanya.BUKDarius sedang memeriksa tugas mahasiswanya di kamarnya yang bersebelahan dengan kamar adiknya. Dia menoleh saat mendengar suara pukulan di tembok. Dia menatap temb
Darius tidak habis pikir dengan Fiona, mereka sudah berteman sejak sekolah dasar dan sepengelihatannya, wanita itu memiliki sikap dan perilaku yang baik. Tapi ternyata wanita itu sangat pintar menyembunyikan kebusukannya dengan topeng wanita baik-baik.Saat awal kuliah, Fionalah yang mendekatinya lebih dulu dan mengajaknya berpacaran. Dia menerima perasaan wanita itu bukan karena dia juga memiliki perasaan yang sama, tapi karena dia merasa sudah waktunya dia mulai mengenal wanita dan Fiona tidak membuatnya risih dengan keberadaan wanita itu di sekitarnya. Wanita itu pandai membawa diri yang membuatnya tidak merasa terganggu dengan keberadaan wanita itu berada di dekatnya. Wanita itu juga tidak pernah mengganggu waktu belajarnya. Intinya, wanita itu selalu bisa mengetahui kapan dirinya tidak boleh diganggu.Yang membuatnya bingung sampai sekarang adalah mengapa Fiona masih memaksa untuk menikah dengannya? Mengapa sejak awal wanita itu tidak menikah dengan Rizky saja yang merupakan aya
Keluarga Hartadi sekarang sedang duduk di sebuah ruang VIP Volle Hotel. Meja itu diatur untuk tujuh orang walaupun mereka hanya berempat. Darius dan Darren saling melempar pandangan curiga. Ibu mereka pasti merencanakan sesuatu!Sedangkan Adianto dan Rosaline tampak santai dan sedang mengobrol. Pasangan itu mengabaikan tatapan curiga yang dilemparkan kedua putranya. Tidak lama kemudian pintu ruang VIP itu diketuk dan staf hotel masuk diikuti tiga orang yang tampak seperti keluarga, pasangan paruh baya dan seorang wanita muda cantik yang berdiri paling belakang.Rosaline dan Adianto bangkit untuk menyambut keluarga itu yang memang sudah mereka tunggu. Darius dan Darren ikut berdiri saat melihat kedua orang tuanya berdiri.Darren menyipitkan matanya saat melihat si wanita muda yang tampak tidak asing. Dia pernah bertemu dengan wanita ini, tapi dimana? Namun jantungnya mulai berdebar saat wajah wanita itu memucat dan mata wanita itu terbelalak melihatnya. Dia mengenal ekspresi terkejut i
“Ma,” ucap Viktor. Tampak raut memohon di wajahnya agar ibunya tidak mempermalukannya lagi di depan Eloisa. Sudah cukup dia menyesali keputusannya yang mempercayai kalau Susan memang mengandung anaknya saat itu. Namun sekarang, janin yang dikandung Susan memang darah dagingnya.Dia langsung memastikan hal itu saat secara tidak sengaja mengetahui kalau putri pertamanya itu ternyata bukanlah darah dagingnya! Dia membawa wanita itu keluar negeri, dimana sudah tersedia peralatan untuk tes DNA pada janin yang masih berada di kandungan. Karena hasil tes menunjukkan kalau janin itu adalah darah dagingnya, maka dia memutuskan untuk menceraikan Susan setelah bayi itu lahir.Inilah yang paling ditakuti Eloisa jika dia bertemu Ibu Viktor. Sejak pertunangan yang gagal itu, Ellen selalu mencaci maki putranya sendiri, yang membuat, baik dirinya ataupun Viktor menjadi tidak nyaman.Dia menoleh pada Pak Darius yang sedang memperhatikan interaksi dirinya dengan keluarga Viktor, hal itu juga membuat me
Namaku Darren Noah Hartadi, putra ketiga dari tiga bersaudara. Sejak kecil aku sudah menyadari ketampananku, karena setiap orang yang bertemu denganku pasti memujiku dan mengatakan kalau aku akan sangat tampan saat dewasa, apalagi dengan kulitku yang putih dan mataku yang biru.Aku adalah orang yang menyukai kebebasan dan suka menikmati hidup. Aku sering bertindak semauku sendiri selama masih dalam batas toleransi Mama, walau beberapa kali lewat juga dan berakhir di kursi pesakitan yang ada di ruang kerja Papa. Dan aku tetap tidak kapok! Karena anak bungsu, semua orang di keluargaku biasanya mengalah padaku, apalagi jarak usiaku dengan kedua kakakku lumayan jauh, lima tahun dari Kak Donny dan enam tahun dari Kak Darius.Ayahku, Adianto Hartadi adalah seorang Dosen senior dan juga penasihat di kampus tempatnya mengajar, yang juga tempatku kuliah. Dia orang yang pendiam dan serius, dan sifat itu diturunkan sembilan puluh persen pada Kak Darius.Ibuku, Rosaline Hartadi adalah wanita tan
Nick terkejut saat Darren mengambil bungkus rokok di tangannya dan mengeluarkan isinya satu. Dia menyerahkan korek saat Darren mengulurkan tangan untuk memintanya. Darren menyalakan rokok itu lalu mulai menghisapnya.Nick memperhatikan sahabatnya yang sedang menghisap rokok sambil memandang langit. Sepertinya sahabatnya itu sedang memiliki masalah. Tidak biasanya Darren merokok, pria itu hanya merokok jika sedang ada masalah dan tidak banyak masalah yang bisa mengganggu Darren, karena sahabatnya itu orang yang selalu bertindak semaunya dan keluarganya selalu membantunya jika ada masalah. Namun sekarang, pria itu bahkan tidak bisa berpura-pura menutupi kerisauannya.“Ada apa, bro?” tanya Nick setelah Darren menghabiskan batang rokoknya yang ketiga.“Aku patah hati!” jawab Darren.Nick tercengang mendengar jawaban sahabatnya. Jika bukan melihat langsung wajah Darren, dia pasti akan tertawa dan mengatakan kalau sahabatnya ini sedang bercanda. Namun sekarang wajah Darren semendung langit
Darius terbelalak mendengar jawaban ibunya. Masa tiba-tiba dia harus menikahi Eloisa Renata? Kenal juga hanya karena sama-sama mengajar di kampus yang sama. “Ma. Yang benar saja. Pernikahanku dengan Fiona baru saja batal dan sekarang aku harus menikahi wanita lain? Kami bahkan belum pernah sekalipun jalan bersama. Bagaimana bisa tahu kami cocok atau tidak? Perasaan kan tidak bisa dipaksakan!” bantah Darius.“Memang kamu mencintai Fiona?” tanya Rosaline. Dia menatap lurus ke mata putranya sambil melipat kedua tangannya di dada. Karena putranya bawa-bawa kata perasaan, sekalian saja dia pastikan. Darius diam, putranya itu membalas tatapannya, tapi tidak menjawab. Tuh kan!Seperti yang sudah dia duga, Darius tidak mencintai Fiona, dia hanya menganggap wanita itu sebagai tanggung jawabnya. Mana ada yang namanya cinta tapi bisa tidak berkomunikasi sama sekali selama setahun saat dia kuliah S2 kemarin? Fiona yang setiap bulan datang ke rumah untuk menanyakan apakah Darius sudah memberi ka
Eloisa sengaja datang ke kampus di waktu yang mepet dengan jam mengajarnya, agar dia tidak diinterogasi oleh rekan-rekannya lagi perihal pernikahannya kemarin. Jadi, dia masuk ke ruang dosen dan langsung menuju mejanya sambil menyapa sekilas dosen-dosen yang masih berada disana, lalu mengambil perlengkapan mengajarnya dan kembali keluar.Beberapa dosen menertawakan tingkah Eloisa yang terlihat jelas sedang menghindari mereka. Mereka yakin Eloisa juga berada di posisi yang tidak enak karena pernikahan unik ini, hanya saja, hal ini memang sangat sulit untuk dipercayai akal sehat.Mereka melihat sendiri kalau Eloisa dan Darius sudah cukup dekat, tapi tiba-tiba di hari H, yang menikah dengan Eloisa adalah adik Darius, dimana Dariusnya sendiri terkesan cuek dengan hal itu. Hari seninnya, Darius masuk kerja seperti biasa, seakan tidak ada pernikahannya yang gagal terlaksana. Apakah mungkin ada prank untuk hal sepenting sebuah pernikahan?Setelah mengantar Eloisa ke kampus dimana dia tidak d
Selama tiga hari menginap di vila, Eloisa sangat dimanjakan oleh Darren. Mereka tidak seperti pengantin baru yang menghabiskan sepanjang hari di kamar, tapi Darren mengajak Eloisa untuk pergi ke tempat-tempat bagus yang ada di sekitar vila tempat mereka menginap.Darren selama ini tidak pernah berjalan berdua dan menikmati waktu bersama-sama dengan Eloisa, walau hanya untuk makan dan melihat-lihat tempat wisata. Karenanya, dia ingin melakukannya mulai dari sekarang, dia akan membuat banyak momen untuknya dan Eloisa, istilahnya ini seperti pacaran setelah menikah. Mereka berjalan berdua di pinggir danau sambil bergandengan tangan, menikmati makanan khas di pinggir jalan. besonya, Darren mengajak Eloisa ke taman, berjalan sambil memberi makan roti tawar pada burung liar.Eloisa banyak tertawa karena memang Darren adalah orang yang menyenangkan, pria itu bisa membawa suasana menjadi ceria dengan tingkahnya. Darren juga tidak pernah menuntut apapun dari Eloisa, dia malah mendorong Eloisa
Tidak terjadi insiden apapun saat acara pemberkatan pernikahan ini, mulai dari Eloisa yang mengucapkan sumpah pernikahannya dengan baik, sampai dengan penandatanganan surat nikah mereka.Kali ini, Darren juga menjadi anak baik, saat disuruh mencium pengantinnya, dia hanya menempelkan bibirnya sebentar dengan bibir Eloisa, dia tidak melumat bibir Eloisa dengan ganas seperti biasanya.Dia mengerti kalau dia harus menjaga martabat Eloisa yang tinggal setengah itu, agar tidak amblas sampai ke dasar. Dalam hati, dia menyabarkan dirinya. Tenang, setelah ini, Eloisa sudah bebas dia peluk, cium dan yang lainnya semau dia, jadi sekarang saja dia harus menjaga sikap!Ada jamuan makan siang di ruangan lain yang sudah disulap menjadi tempat resepsi kecil-kecilan dan disanalah Eloisa tidak bisa menghindar dari rekan-rekan dosennya yang terus menggodanya dan menjadi reporter dadakan.“Ya ampun, Bu Eloisa, kenapa bisa jadi nikahnya dengan Darren?” tanya salah satu Dosen.“Iya, nih, Bu Eloisa, ternyat
Untuk kesekian kalinya, Eloisa berusaha melepaskan pegangan tangan Darren, dan untuk kesekian kalinya juga gagal. Mereka sudah berada di gereja sejak jam sepuluh, dimana keluarga Hartadi dan keluarga Renata juga sedang dalam perjalanan ke gereja ini, tempat dimana sekarang mereka sedang duduk di ruang tunggu pengantin dan keluarganya, sambil bergandengan tangan sejak lima belas menit yang lalu.Karena pernikahan ini hanya berupa pemberkatan pernikahan saja, dan semua dekorasi dan persiapan sudah dibereskan oleh staf gereja dan Lukas dkk, jadi mereka memang hanya menunggu waktu saja sekarang.“Lepaskan tanganku, Darren,” pinta Eloisa.“Tidak mau,” jawab Darren sambil tersenyum menggoda.“Kenapa juga harus pegangan tangan terus!” keluh Eloisa.“Karena aku tidak boleh memelukmu atau menciummu,” jawab Darren yang membuat Eloisa langsung cemberut, tapi lalu menyerah mencoba menarik tangannya. Sedangkan sebelah tangan Darren masih sibuk mencomot camilan yang disediakan disana, berupa kue-ku
Karena hari masih pagi dan hari ini adalah hari minggu, mobil yang dikendarai Darren tiba di rumah Eloisa dalam waktu setengah jam.Manda terkejut saat melihat Darren yang sudah rapi, di depan rumahnya. Eloisa memang sudah memberitahu kalau Darren sudah menyewa makeup artis untuk mendandani putrinya itu, tapi dia tidak tahu kalau Darren juga akan datang pagi ini, dia pikir mereka akan bertemu di gereja.“Pagi, Bu,” sapa Darren yang lalu memperkenalkan Jane.“Pagi, Darren,” Manda membalas sapaan Darren dan kemudian berkenalan dengan Jane.“Saya mengantar Jane kemari, sekalian membawa pakaian dan barang-barang saya. Ayah ada?” tanya Darren luwes yang membuat Manda kembali takjub saat melihat sebuah koper besar dan sebuah koper kecil, yang dibawa Darren.“Ayah sedang menyirami bonsainya di belakang,” jawab Manda.“Baik. Darren akan mengantar Jane ke kamar Eloisa dulu, nanti baru menyapa Ayah,” kata Darren sopan.“Ya, mari Ibu antar ke kamar Eloisa,” jawab Manda yang lalu menuntun jalan u
Hari yang ditunggu telah tiba. Darren bangun di jam enam pagi dan mandi. Dia dengan semangat menunggu Jane datang ke rumahnya untuk membantunya membereskan wajahnya yang hari ini tampak lebih mengerikan daripada kemarin, padahal dia sudah terus mengompres wajahnya itu sejak semalam.“Selamat pagi semuanya!” seru Darren semangat saat memasuki ruang makan.“Kau sangat bersemangat,” kekeh Rosaline yang sedang menyiapkan sarapan. Adianto sedang duduk dan minum kopi, sedangkan Darius sekarang sedang mandi, tadi dia mengalah dan membiarkan adiknya mandi dulu, sedangkan Donny, dia masih tidur.“Tentu saja. Aku menikah hari ini,” kata Darren riang sambil bersenandung.“Kau yakin ingin menikah dengan wajah seperti itu?” tanya Adianto menggoda putranya dan betul saja, senandung Darren langsung berhenti.“Walau aku masuk rumah sakit, Eloisa tetap harus menikah denganku disana,” kata Darren mengerucutkan bibirnya.“Mama juga, kalau ingin membantuku menikah dengan Eloisa hari ini, mengapa juga mem
Manda dan Anto memperhatikan saat Darren dan Eloisa keluar dari rumah sambil bergandengan tangan, yang katanya masih akan mengurus urusan pernikahan mereka.“Aku merasa seperti sedang bermimpi,” kata Manda dengan mata yang masih memperhatikan Darren yang sekarang sedang membukakan pintu untuk Eloisa.“Mungkin Eloisa memang akan lebih bahagia dengan Darren. Aku bisa melihat kalau Darren memang mencintai Eloisa,” kata Anto yang juga memperhatikan hal manis itu.“Menurutku, Darren sangat bucin pada Eloisa.” kata Manda sambil tertawa bahagia. Dia juga menyadari kalau sepertinya Eloisa memang juga mencintai Darren. Walau sejak tadi Eloisa terlihat agak risih dengan perlakuan manis Darren, tapi dia tidak menghindar saat Darren menunjukkan perhatiannya. Mungkin putrinya itu hanya belum terbiasa dengan sikap Darren yang terlalu jujur dalam menunjukkan perasaannya.Berbeda dengan saat bersama Viktor dulu, baik Eloisa ataupun Viktor selalu menjaga sikap, mereka hanya sesekali bergandengan tanga
“Saya mencintai Eloisa dan Eloisa juga mencintai saya. Jadi, besok sayalah yang akan menikah dengan Eloisa,” kata Darren. Sejak tadi dia sudah memikirkan banyak kalimat manis untuk membujuk kedua calon mertuanya, tapi begitu duduk di depan kedua calon mertuanya, otaknya kosong.“Kenapa langsung ngomong begitu!” omel Eloisa sambil memukul paha Darren karena perkataan frontal pria itu. Sedangkan kedua orang tua Eloisa, masih bengong menatap Darren.“A-apa maksud perkataan, Nak Darren?” tanya Anto yang masih syok. Dia berpikir kalau mungkin dia sudah tua, jadi telinganya salah dengar.“Besok saya yang akan menikah dengan Eloisa, bukan Kak Darius,” kata Darren perlahan sambil menggamit tangan Eloisa yang tadi memukul pahanya. Kedua orang tua itu semakin terbelalak saat melihat tangan Eloisa dan Darren yang menyatu.“Bukan begitu, Ayah, Ibu. Eloisa bisa jelaskan,” kata Eloisa sambil berusaha menarik tangannya dari Darren, yang tentu saja gagal karena Darren malah mengeratkan pegangannya pa
“Broken white,” jawab Eloisa berlagak tidak peduli pada tatapan syok Maya.“Mbak, pilihkan jas yang senada dengan gaun calon istriku ini, dong,” kata Darren pada Maya. Walau awalnya sangat terkejut, ditambah dengan perkataan Darren barusan, dia tetap menyahut dengan sopan.“Se-senada dengan gaun Bu Eloisa?” tanyanya memastikan.“Iya. yang paling mirip, ya,” jawab Darren sambil tersenyum.“Baik, Pak Darren,” jawab Maya yang langsung memperhatikan jas-jas berwarna broken white dan akhirnya memilih dua stel yang menurutnya cocok dipadankan dengan gaun Eloisa, lalu mengeluarkannya dari gantungan dan menunjukkannya pada Darren. Dalam hati dia berpikir kalau mungkin pria kaku yang kemarin mengambil jas tiba-tiba kabur sehari sebelum pernikahan dan pria di depannya ini adalah mempelai pengganti. Maklum, otaknya sudah sedikit konslet karena kebanyakan membaca novel roman online.“Menurutmu, bagusan yang mana, sayang?” tanya Darren pada Eloisa.“Kau coba saja mana yang pas di tubuhmu,” jawab E