Keesokan harinya, Elizabeth masih setia menemani Evan di rumah sakit dan merawatnya dengan sepenuh hatinya. Melakukan apapun yang Evan butuhkan dan memastikannya bisa istirahat dengan baik. Bahkan saat ini pun, Elizabeth hendak menyuapinya. Meskipun sedikit malu dan ragu, namun tidak ada siapapun di sana yang bisa merawat Evan kecuali Elizabeth sendiri. "Evan, sarapanmu sudah diantar. Aku suapi ya, setelah ini ada beberapa obat yang harus kau minum," ujar Elizabeth berjalan ke arahnya membawa sebuah piring. "Mana," ujar Evan mengulurkan tangannya. Alih-alih memberikan piring di tangannya, Elizabeth malah menarik tangannya dan menatap Evan dengan kedua alis berkerut. "Kau mau apa? Kau itu sakit, jadi biar aku yang menyuapimu. Tidak usah makan sendiri ... nanti bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan bekas jahitan di perutmu," seru Elizabeth, sembari membantu Evan untuk duduk. "Kau hanya perlu patuh saja denganku, aku yang akan merawatmu sampai dokter mengizinkanmu pulang." Evan te
Baca selengkapnya