Beranda / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 170. Mengalah Demi Anak-anak

Share

Bab 170. Mengalah Demi Anak-anak

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-27 13:18:51

Sudah satu minggu penuh, tak sehari pun Evan lalui tanpa Elizabeth di sampingnya, bahkan wanita itu selalu melakukan apapun yang Evan butuhkan, juga menemaninya siang dan malam.

Hingga, Exel pun diam-diam sudah mulai iri dengan Papanya. Karena Mamanya selalu meluangkan waktunya untuk sang Papa, bukan untuknya dan adiknya. Sampai Exel merasa kesal pada Papanya.

Bahkan saat ini, Exel cemberut saat dia melihat Evan tengah disuapi oleh Elizabeth dengan alasan kepalanya pusing tiba-tiba.

"Mama kapan mau suapin Exel sama Adik? Kita berdua disuapi Bibi terus, giliran Papa saja disuapi sama Mama!" seru Exel menatap penuh permusuhan pada Evan.

Elizabeth menoleh cepat begitu Exel berucap dengan wajah merajuk, di sampingnya ada Pauline yang asik makan sendiri.

"Sayang—"

"Adik Pauline saja sampai makan sendiri. Kasihan tahu Adik Pauline, Mama..." Exel benar-benar kesal pada Papanya.

Evan langsung terdiam dan menyudahi makannya saat itu juga. Elizabeth sendiri, dia langsung menatap lekat waj
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
kenapa harus pulang Eliza...d situ juga rumahmu...hiduplah berbahagia bersama...️
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 171. Pertemuan Pertama Kalinya Elizabeth dan Melody yang Mengejutkan

    Malam ini Elizabeth tidak kunjung mengantuk. Ia memutuskan untuk duduk sendirian di balkon lantai dua rumah Evan. Di sana, Elizabeth merenung memikirkan bahwa besok dia akan bertemu dengan Melody—Mama mertuanya lagi, setelah sekian tahun lamanya. "Apa Mama sudah benar-benar berubah? Benarkah dia sekarang sedang sakit mental, tidak mungkin Evan membohongiku, kan?" lirih Elizabeth bergumam sendirian. Wanita itu mengusap wajahnya pelan dan menyergah napasnya panjang. Dia tertunduk diam merasa ragu dan sedikit takut untuk bertemu dengan Melody. 'Tidak mungkin aku harus berpamitan pergi setelah aku menyanggupi permintaan Evan untuk bertemu dengan Mamanya, tapi ... kenapa aku merasa sangat was-was?' Di saat Elizabeth gelisah bersama lamunannya, wanita itu tidak sadar bila Evan mendekatinya. "Kau sedang apa di sini? Kenapa belum tidur?" Suara Evan membuat Elizabeth tersentak. Wanita itu langsung menoleh dan terkesiap karena Elizabeth tak tahu kapan Evan datang. "Oh itu, aku ... aku s

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 172. Pelukan Hangat dari Evan untuk Elizabeth

    Suara teriakan dan jeritan tangis Melody menggema di rumah Evan pagi ini, wanita itu menangis dan berusaha berlari ke arah Elizabeth. Sedangkan Elizabeth, ia sangat was-was melihat Melody yang meraung-raung dan berusaha berlari ke arahnya. "Berikan obatnya, biar dia tenang dulu," ujar Arshen pada seorang suster. "Iya Tuan." Suster itu pun memberikan sebuah obat penenang pada Melody dan memintanya untuk meminumnya. Setelah itu barulah Melody nampak tenang perlahan-lahan, dia seperti tidak punya tenaga untuk berbicara dan lemas duduk di samping Arshen. "Seperti inilah kondisi Mama selama empat tahun setelah aku pergi, Elizabeth," ujar Arshen kini mengelap wajah Melody dengan sapu tangannya. "Dia selalu mencarimu siang dan malam, jarang mau makan sampai tubuhnya kurus kering seperti ini. Tidur pun hanya beberapa jam saja, setelah itu Mamamu menangis-nangis lagi." Elizabeth meremas tangan Evan tanpa sadar, kedua matanya masih terus tertuju pada Melody yang kini menyandarkan kepala

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 173. Yang Dulu Membenciku, Kini Menyayangiku

    Hari sudah menjelang malam, setelah siang tadi ia duduk saling bertukar cerita dengan Evan. Malam ini pun, Elizabeth kembali melakukan tugasnya seperti hari-hari kemarin di rumah Evan. Ia membantu pelayan menyiapkan makanan untuk makan malam. Awalnya Elizabeth mengerjakan semua dengan santai dan tenang. Hingga perhatiannya teralihkan saat melihat Melody berdiri ragu-ragu di ambang pintu ruangan itu. "Nyonya, jangan ke sini, ayo ke sana saja," ujar suster yang menjaga Melody. "Mari Nyonya, kita melihat Tuan dan Nona kecil seperti tadi saja, mari..." Mendengar suster yang nampak kesusahan membujuk Melody, lantas Elizabeth segera meletakkan piring di tangannya. Wanita muda dengan balutan dress berwarna merah itu berjalan ke arah pintu dan mendekati Mama mertuanya bersama suster yang tengah membujuknya. "Ada apa, Suster Lea?" tanya Elizabeth mendekatinya. "Oh, maaf Nyonya. Saya mau mengajak Nyonya ke depan. Saya takut Nyonya mengganggu dan malah mengacak-acak ruang makan seperti kap

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 174. Elizabeth dan Pauline Merindukan Rumah

    Pagi ini Elizabeth tengah menjaga dua anaknya yang tengah bermain di taman rumah. Exel dan Pauline sempat bersembunyi kemarin, hingga membuat semua orang panik. Hingga kini, Elizabeth menjaganya agar mereka tidak melakukan hal seperti kemarin. Elizabeth tengah duduk melamun diam sembari mendengarkan tawa Exel dan Pauline. 'Rasanya, aku benar-benar ingin pulang,' batin Elizabeth, dia memejamkan kedua matanya. Ia merasa lelah akhir-akhir ini, dan membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri.Tiba-tiba Pauline berjalan mendekati Elizabeth, dan memeluknya. "Mama kenapa sedih?" tanya anak itu mengerjapkan kedua matanya. Elizabeth tersenyum lembut. "Mama rindu rumah, Sayang ... Pauline tidak kangen rumah, ya?" tanya Elizabeth menangkup kedua pipi gembil Pauline. Anak itu mengangguk. "Kangen boneka kuda poni," jawabnya cemberut. Hal ini membuat Elizabeth terkekeh pelan. Pauline memainkan jari telunjuknya di atas permukaan punggung tangan Elizabeth, tiba-tiba anak manis itu mengerjapkan kedu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 175. Sebuah Undangan dari Keluarga Winston

    Sudah cukup lama Elizabeth tidak mengunjungi butiknya, karena dia harus merawat Evan yang sedang sakit. Hari ini wanita cantik itu sudah mulai aktif bekerja kembali seperti biasanya. Elizabeth juga mengajak Pauline, juga Exel bersamanya. Dan Evan lah yang pagi ini mengantarkannya, bersamaan dengan laki-laki itu yang bersiap untuk pergi ke kantor. "Hati-hati di jalan, Evan," ucap Elizabeth yang berdiri di depan pintu butiknya. Evan yang berdiri di depannya pun tersenyum manis. Laki-laki itu mengulurkan tangannya dan mengusap pucuk kepala Elizabeth dengan lembut. "Iya. Terima kasih, Eli," jawab Evan, laki-laki itu menatap kedua anaknya yang sudah berlari masuk ke dalam butik. "Kalau terjadi sesuatu dengan anak-anak, segeralah hubungi aku. Dan tolong tunggu aku kalau kau ingin pulang, jangan pulang sendirian. Mengerti?" Anggukan diberikan oleh Elizabeth. Wanita dengan balutan blazer putih itu menoleh ke dalam butik di mana semua rekan-rekannya memperhatikannya dan Evan dengan tatapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 176. Evander yang Posesif pada Elizabeth

    Seperti yang Evan rencanakan sejak semalam, dia berhasil memajukan jadwal meetingnya menjadi siang hari. Jadi malam ini, dia bisa menemani Elizabeth untuk pergi ke pesta Keluarga Winston. Mereka berdua datang sebagai pasangan yang terlihat sangat romantis. "Apa kira-kira semua rekan kerjanya juga diundang?" tanya Evan melirik Elizabeth yang merangkul lengannya. "Eumm ... kalau acara keluarga, mungkin hanya beberapa orang terdekatnya saja," jawab Elizabeth. "Tapi sepertinya, kau juga akan banyak mengenal para tamu Keluarga Winston nanti.""Heem, baiklah ... ayo," ajak Evan menatap Elizabeth dan tersenyum menggenggam tangan istrinya. Mereka masuk ke tempat di mana pesta itu digelar di sebuah hotel mewah. Kedatangan Evan dan Elizabeth disambut hangat oleh Sisca dan Brian. "Akhirnya, kalian datang juga! Ya ampun Elize ... kau cantik sekali malam ini!" seru Sisca memeluk Elizabeth. Sedangkan Evan bersama dengan Brian dan mereka saling menyapa bercanda tawa. Ternyata di sana ada bebe

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 177. Evan Menyukai Kedekatan ini

    Setibanya di rumah, setelah Elizabeth dan Evan kembali dari pesta, mereka berdua berjalan masuk ke dalam rumah. Keduanya juga bersama-sama melangkah ke menuju ke lantai dua. Sampai tiba-tiba langkah Elizabeth terhenti dan Evan menoleh ke arah wanita yang kini menatapnya dengan mata menyipit. "Kenapa?" tanya Evan sembari menyampirkan tuxedo hitam di lengan kirinya. Elizabeth kembali melangkah mendekatinya. "Harusnya aku yang bertanya padamu, kenapa kau tadi bersikap manis sekali saat di hadapan Daniel?" tanya wanita itu. Sebenarnya Elizabeth tahu, kalau tadi Evan menunjukkan rasa cemburunya. Karena dari sorot mata dan perlakuannya yang berlebihan tak seperti biasanya. Evan pun berdehem pelan. "Kenapa memangnya? Apa salahnya aku melakukan itu? Lagi pula kau adalah istriku, jadi wajib bagiku untuk lebih posesif denganmu. Bukankah begitu, Nyonya Collin?" Laki-laki itu melangkah mendekat dan berjalan memutari Elizabeth dengan langkah pelan. Elizabeth tertegun mendengar bagaimana Eva

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 178. Sebuah Syarat dari Evan

    Setelah kedua orang tua Evan pulang kembali ke Prancis beberapa jam yang lalu, sore ini pun Elizabeth mengemasi baju-bajunya dan milik Pauline ke dalam sebuah tas.Elizabeth yang tengah merapikan barang-barangnya, tiba-tiba disusul oleh Pauline yang masuk ke dalam kamar menatapnya bertanya-tanya. "Mama ... Mama mau ke mana?" tanya Pauline berjalan mendekati Elizabeth. Mamanya pun menoleh dan tersenyum. Elizabeth menekuk kedua lututnya di hadapan Pauline dan memegang pundak mungil putrinya. "Sayang, kita pulang ke rumah kita sendiri, ya ... sekarang kan, Papa sudah sembuh. Dan Kakak Exel juga harus sekolah. Kalau ada Adik Pauline di sini, nanti Kakak Exel tidak fokus sekolahnya," ujar Elizabeth membujuk rayu putri kecilnya. "Jadi Pauline mau kan, pulang dengan Mama?" Mata cokelat Pauline nampak mengerjap, anak itu tengah berpikir-pikir untuk menyetujuinya atau tidak, sebelum akhirnya Pauline mengangguk. "Huum, Pauline mau pulang. Pauline kangen sama mainan Pauline di rumah," jawa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30

Bab terbaru

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 516. AKHIR KISAH KITA YANG BAHAGIA

    Pernikahan yang dinanti-nantikan sekaligus tak pernah dibayangkan oleh Pauline pun kini terjadi. Menjadi istri seorang Xander Spencer adalah hal yang tak jauh berbeda dengan sebuah mimpi. Dulu, Pauline tidak berani hanya sekedar untuk membayangkannya saja. Tetapi, takdir berkata lain. Hari ini, Pauline dan Xander sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Pauline resmi menjadi istri dari seorang Xander Spencer setelah acara pernikahan mereka diselenggarakan di gedung hotel milik Keluarga Collin pagi ini. Semua keluarga mengucapkan selamat pada mereka, termasuk Exel dan juga Hauri yang turut ikut merasa senang di hari bahagia adik mereka. "Selamat ya, Sayang ... akhirnya kau membuka lembaran baru dengan seseorang yang kau cintai dan yang mencintaimu," ujar Exel memeluk Pauline. "Berjanjilah untuk hidup bahagia dengan Xander." Pauline mengeratkan pelukannya pada sang Kakak dan ia mengangguk kecil. "Iya, Kak. Terima kasih..." Pelukan mereka pun terlepas, Pauline menatap Hauri yang

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 515. (PAULINE STORY) Alicia Akan Punya Mama dan Papa yang Lengkap

    Pauline tidak pernah memikirkan yang namanya pernikahan sebelumnya. Ia hanya ingin hidup berdua dan membesarkan Alicia. Itulah harapannya awal mula. Namun, ternyata takdir berkata lain. Pauline justru akan menikah dengan laki-laki yang dulu pernah ia tinggalkan karena sakit hati, dan terlebih lagi laki-laki itu begitu lapang dada menerima Alicia dan mengakui sebagai anaknya sendiri. "Hei, kenapa melamun?" Suara Xander membuat Pauline tersentak pelan. Gadis itu menoleh pada Xander yang kini berdiri di sampingnya. Xander langsung memeluk Pauline dari belakang dan menyandarkan kepalanya di pundak gadis itu. "Kenapa?" Pauline mendongak menatapnya dengan senyuman tipis. "Katanya aku harus duduk diam, kau sendiri yang mau memilihkan gaun pernikahan kita," ujar Pauline. "Heem, tunggu sebentar. Tante Helen masih memilihkan yang pas untukmu," jawab Xander, seraya melepaskan pelukannya. Laki-laki itu pun berpindah duduk di samping Pauline. Saat ini, mereka berada di butik milik salah sat

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 514. (PAULINE STORY) Kami Akan Segera Menikah

    Xander mengantarkan Pauline pulang, kedatangannya disambut oleh Evan dan Elizabeth. Mereka tampak cemas dan was-was, pasalnya selama bertahun-tahun ini Pauline tidak pernah berhubungan dengan laki-laki manapun. Meskipun Evan merestui hubungan mereka, tapi tentu saja ia panik dan cemas bila putrinya tidak pulang-pulang. Kini mereka bertiga baru saja pulang, tampak Alicia bersemangat dan kesenangan dalam gendongan Xander. "Opaa...!" Anak perempuan itu mengulurkan tangannya dan berlari ke arah Evan dengan wajah berseri-seri. Evan dan Elizabeth pun tersenyum. "Aduh, kenapa Cucu Opa tidak pulang-pulang!" seru Evan, saat cucunya turun dari gendongan Xander dan berlari ke arahnya. Alicia langsung memeluk Evan, sedangkan Pauline dan Xander kini duduk di sofa. Mereka duduk berjajar dan Pauline tampak menundukkan kepalanya. "Maaf ya, Pa. Aku tidak bisa pulang kemarin. Pauline tidur pulas, aku ... aku juga sama," ujar Pauline merasa bersalah. Evan mengangguk. "Tidak apa-apa, asal kau ber

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 513. (PAULINE STORY) Keluarga yang Xander Impikan

    "Pauline, Sayang bangun ... pindahlah tidur di kamar. Jangan tidur di sini. Alicia sudah tidur di kamar atas." Xander menepuk pipi Pauline dengan sangat lembut sampai gadis itu terbangun dan terkejut saat ia menyadari tertidur di rumah Xander. "Kak..." Laki-laki itu tersenyum. "Pindah ke kamar, tidurlah di sana temani Alicia. Aku akan melanjutkan pekerjaanku dulu." Pauline langsung bangun dan ia menoleh ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Gadis itu tertunduk. "Bagaimana bisa aku ketiduran sampai jam segini?" lirih Pauline. "Bagaimana aku pulangnya?" "Kan aku sudah bilang, tidurlah di sini. Biar aku yang telfon Papa. Di luar juga udara sangat dingin, kasihan Alicia, Sayang." Xander mengusap lengan kecil Pauline. Gadis itu mengangguk patuh dan ia beranjak dari duduknya. Kedua mata mengantuknya pun tertuju lagi pada Xander. "Janji ya, Kak, teflon Papa," ujarnya. "Iya, Sayang." Barulah Pauline tersenyum tipis. "Baiklah, kalau begitu aku ke

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 512. (PAULINE STORY) Anak Kesayangan Papa Xander

    "Ma ... Alicia boleh tidak, tinggal di sini sama Mama dan Papa?" Anak perempuan dengan rambut cokelat dikuncir dua itu berdiri di samping sang Mama. Alicia yang menggemaskan tampak mendongak menatap wajah sang Mama. Pauline yang tengah membuatkan kopi untuk Xander di dapur rumah laki-laki itu, ia pun lantas menoleh dan tersenyum pada Alicia yang murung dan mengeluh di sampingnya. "Kita punya rumah sendiri, Sayang." Bibir Alicia cemberut, anak itu menarik-narik ujung blouse yang Pauline pakai. "Tapi Ma, Alicia mau seperti Kak Varo dan Kak Vano, mereka tinggal dengan Tante Mama dan Papa Exel. Masak Alicia hanya tinggal sama Mama, terus Oma dan Opa? Papa tinggal sendirian, kasihan Papa, Ma..." Alicia memprotes sang Mama. Dari arah ruang tengah, Xander yang mendengar perbincangan Alicia dan Pauline, ia tersenyum. Anak kecil mungil itu memang sangat menyayanginya selayaknya Papanya sendiri. Dengan jelas ia mendengar Alicia merengek pada sang Mama dan ia ingin tinggal bersamanya. Per

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 511. (PAULINE STORY) Pemilik Hatiku yang Sebenarnya

    Setelah pergi jalan-jalan, Xander mengajak Pauline dan Alicia ke rumahnya. Pauline pikir Xander tetap tinggal di rumah lamanya, tapi ternyata ia salah, Xander telah memiliki rumah sendiri yang jauh lebih megah. Kini, Pauline melangkah masuk ke dalam rumah. Ia berjalan di belakang Xander yang melangkah di depannya sembari menggendong Alicia yang terlelap dalam dekapannya. "Kak, tidurkan di sofa saja, tidak apa-apa," ujar Pauline tidak enak hati. "Kenapa harus di sofa? Di lantai satu banyak kamar, lantai dua juga ada," jawab Xander sambil berjalan menaiki anak tangga. "Tapi kan—""Anggap saja rumah ini rumahmu sendiri, Sayang," sela Xander. Panggilan Sayang yang Xander lontarkan membuat Pauline terdiam. Ia teringat saat beberapa tahun lalu, Xander memanggilnya dengan panggilan itu dan terdengar sangat romantis. Sampai akhirnya Pauline kembali melangkah naik mengikuti Xander. Mereka masuk ke dalam sebuah kamar. Kamar bernuansa abu-abu dan putih, memiliki ranjang king size di teng

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 510. (PAULINE STORY) Hubungan yang Dulunya Retak, Kini Terjalin Kembali

    Pauline terus merenung setelah ia mendapatkan nasihat dari sang Papa. Diamnya membuat Xander yang kini bersamanya pun tampak tak biasa. Laki-laki itu memperhatikannya dan ikut merasakan ada yang lain dengan Pauline. "Kenapa diam saja?" tanya Xander menatapnya dan menarik lengan Pauline sambil memangku Alicia. Pauline menoleh cepat dan menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Emm ... hanya berpikir cuacanya semakin dingin." "Ya, tapi Alicia tidak mau pulang," jawab Xander menahan Alicia yang ada di pangkuannya dan tampak masih ingin bermain lagi di taman. Anak kecil perempuan itu mendongak dan menggelengkan kepalanya. "Ma, Alicia masih mau main sama Papa, nanti kalau Papa pulang, biar Alicia tidak menangis lagi," ujar anak itu. Pauline tersenyum dan mengangguk. "Iya, Sayang. Main sepuasnya di taman, ditemani Papa. Mama akan di sini memperhatikan kalian." Jawaban yang Pauline berikan membuat Xander terdiam dan menatapnya dengan dalam. Rasanya seperti tidak biasa melihat ekspres

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 509. (PAULINE STORY) Pauline, Bukalah Pintu Hatimu untuk Xander

    Suara gema tangisan Alicia menggelegar di dalam rumah Evan. Alicia marah saat ia bangun tidur, Xander tidak ada di sana, hingga membuat anak itu menangis mencari sosok yang ia panggil 'Papa' tersebut. Tangisannya membuat semua orang heboh pagi ini. Sampai Evan dan Elizabeth ikut berusaha menenangkannya cucu kesayangannya. "Sayang, sudah jangan menangis ... nanti Papa Xander akan ke sini, kok," bujuk Elizabeth menggendong Cucunya. "Huwaa ... maunya sekarang, Oma! Alicia maunya sekarang! Huwaa ... Papamu di mana?!" jerit Alicia menangis. Sedangkan Pauline kini berada di lantai dua, gadis itu tengah mencoba menghubungi Xander. Namun hingga berkali-kali panggilannya tidak dijawab oleh Xander meskipun terhubung. Pauline sampai mondar-mandir dengan kepala pening. Sejak petang dia menggendong Alicia yang rewel mencari Xander. "Mama!" pekik Alicia dari lantai satu. "Huwaa ... Mama!" Gegas Pauline turun ke lantai satu dan segera mendekati putrinya yang kini berjalan ke arahnya sambil me

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 508. (PAULINE STORY) Sebuah Restu

    Pauline dan Xander sampai di wahana akuarium raksasa. Di sana, Alicia terlihat sangat senang. Bahkan anak itu tidak mau turun dari gendongan Xander sejak mereka sampai. Tak hanya diam, Pauline pun sesekali mengambil momen dengan membuat video tentang Alicia yang digendong oleh Xander. "Wahh ... Papa! Itu ikannya besar!" pekik anak perempuan itu menunjuk seekor ikan di dalam akuarium raksasa. "Itu ikan apa, Papa?" "Itu ikan paus, Sayang," jawab Xander. "Ikan paus juga punya Mama dan Papa, juga?" tanyanya dengan polos. "Tentu saja punya," jawab Xander terkekeh. Pauline berdiri di samping Xander dan wanita itu menunjukkan gerombolan ikan-ikan cantik di sana. "Itu bagus ya," ujarnya. "Hm." Xander mengangguk. "Apa kau tidak pernah jalan-jalan saat Prancis?" "Tidak pernah. Alicia sangat nakal. Aku pernah mengajaknya ke taman bermain saat itu, hanya berdua, tapi aku awalnya ingin membiarkannya mendapatkan teman, tapi baru beberapa menit, belum ada satu jam sudah jat

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status