Semua Bab Perjanjian Sebelum Cerai : Bab 71 - Bab 80

115 Bab

Bab 71. Aquarium Raksasa

"Syifa?" Ucapan Athar membuat wanita cantik itu tersadar dari lamunannya, ia meraih minuman yang sedang di pegang Athar dan langsung menyeruputnya. Adegan panas dalam film pun selesai mereka kembali menonton dengan serius, sebenarnya hanya Sabrina yang serius menonton sementara Athar tidak terlalu suka menonton hanya duduk dan menuruti keinginan wanita itu aja."Duh, kenapa cowok itu gak jujur sih. Kan si cewek jadi ngira cowok lain yang menyelamatkan dia," Sabrina merasa kesal dengan alur film dan membuat Athar tersenyum mendengarnya."Terkadang seorang lelaki tidak perlu mengakui pengorbanan yang dia lakukan, melihat wanita yang di cintai ya bahagia. Itu sudah cukup," ucap Athar.Sabrina menghela nafas mendengar ucapan Athar, film selesai mereka pun keluar dari ruangan gelap tersebut. Dulu Athar ingin mengajak Syifa berkeliling mall dan membelikan wanita itu banyak barang, tapi kini Syifa sudah memiliki banyak uang dari orang tua kandungnya hingga membuat Athar ragu untuk mentrakti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-15
Baca selengkapnya

bab 72. Ngedate

"Mana mungkin aku kenal," ucap Athar. "Tapi putri duyung itu terus menatap kamu, Athar," ucap Sabrina. "Mungkin karena aku lelaki paling tampan disini, emang kenapa kamu cemburu aku terus ditatap dia?" tanya Athar sambil tersenyum. Sabrina memanyunkan bibirnya, ia tak menjawab pertanyaan lelaki itu sebab ia juga tidak mengerti apa yang ia rasakan saat ini. Kesal ketika wanita berkostum putri duyung terus menatap dan tersenyum kepada Athar. Hingga pertunjukan itu selesai para penonton bertepuk tangan dan mulai membubarkan diri, Athar dan Sabrina pun bangkit dari duduknya mereka hendak keluar dari aquarium raksasa tersebut. Namun, Sabrina melihat beberapa orang sedang berselfie akhirnya ia pun mengajak Athar untuk berselfie sebelum keluar. "Selfie dulu yuk! Yang bagus dimana ya?" tanya Sabrina. "Di terowongan tadi," ucap Athar. Sabrina tersenyum dan mengangguk lalu mereka pun berjalan ke dalam terowongan lagi, mereka berselfie beberapa kali lalu Athar meminta tolong pada pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-16
Baca selengkapnya

Bab 73. Tidak Tahu Malu

Ternyata banyak foto Sabrina di dalam ponsel Athar, salah satu foto lama itu terkirim ke ponsel Sabrina dan membuat wanita itu bingung kapan Athar mengambil foto tersebut karena terlihat dari pakaian dan tempat berbeda dari yang diambil tadi.(Athar, satu foto kok aku pakai bajunya beda. Itu foto kapan dan dimana?) tanya Sabrina melalu pesan singkat.Athar terkejut membaca pesan berisi pertanyaan tersebut, ia langsung memeriksa foto apa yang baru saja ia kirimkan dan baru menyadari salah satu yang di kirim adalah foto saat sahabatnya itu pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta dengan status janda nya."Ya ampun, kok bisa foto itu ikut ke kirim," gumam Athar lalu menghapus foto tersebut tanpa menjawab pertanyaan sahabatnya itu.Athar tak berani membalas pertanyaan Sabrina, ia mematikan ponselnya dan bersiap-siap mandi. Sementara Sabrina hanya bisa mengerutkan keningnya karena pertanyaannya tak di jawab, malah foto yang tadi sudah dikirim di hapus oleh Athar dan kini nomor lelaki itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-17
Baca selengkapnya

Bab 74. Meninggal

Sherly dan Yono dengan berani bermain di atas ranjang Dina, mereka tak peduli wanita paruh baya itu sedang menahan rasa sakit dan sesak di dadanya. Justru Sherly malah sengaja mendesah seolah sangat menikmati permainan yang di lakukan Yono, mendengar desahan Sherly membuat Yono semakin bergairah dan melakukannya dengan tempo yang kencang."Gila ... Sherly memang gila, berani-beraninya dia melakukan hal menjijikan ini di depanku. Ryan mama menyesal memintamu menceraikan Syifa dan menikah dengan perempuan jalang ini, ternyata Syifa jauh lebih baik darinya meski dia belum hamil. Namun, tak pernah sekalipun berselingkuh denganmu," gumam Dina dalam hati.Dada wanita itu semakin terasa nyeri seperti tertekan benda besar, nafasnya semakin sesak, kepalanya semakin pusing dan akhirnya kehilangan kesadaran."Aah ...."Keduanya mencapai puncak kenikmatan bersama, dengan keringat bercucuran dan nafas tersengal-sengal mereka tersenyum dan saling memandang. Setelah menetralkan nafas, Sherly pun mel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-17
Baca selengkapnya

Bab 75. Terpuruk

"Hallo, ada apa?" tanya Ryan saat mengangkat panggilan telepon."Maaf pak Ryan, supplier dari maju berkah meminta sisa pembayaran barang bulan lalu," ucap karyawan yang menelpon."Di toko gak ada uang?" Ryan balik bertanya."Saya sudah beri semua uang yang ada di toko, tapi itu hanya bisa menutup setengah dari harga barang dan orang dari maju berkah ingin kita membayar semua," ucap karyawan Ryan.Ryan mengusap kasar wajahnya, keuangan toko benar-benar berantakan. Di tabungannya masih ada, tetapi itu untuk bayar gaji karyawan dan memutar modalnya lagi. Pelanggan benar-benar berkurang, ia tak tahu mengapa setelah bercerai dari Syifa uang sangat sulit ia dapatkan. Padahal semua barang di toko masih dengan kualitas sang sama, tetapi ia sangat sulit mendapatkan uang."Coba kasih ponsel kamu ke orang maju berkah, biar saya yang bicara langsung," ucap Ryan.Karyawan pun memberikan ponselnya ke orang maju berkah, lalu Ryan menjanjikan kepada orang itu akan membayar semuanya dalam waktu kura
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-18
Baca selengkapnya

Bab 76. Kasihan

"A-aku ... Mana ada aku tersenyum, Mas. Kau pasti salah lihat," ucap Sherly."Jelas-jelas aku melihatmu tersenyum," ucap Ryan."Mas, aku tahu kamu sedang berduka atas kepergian mama, akupun sama. Namun, kamu harus mengikhlaskan mama jangan sampai kepergian mama membuat kamu menjadi depresi," ucap Sherly."Apa kau pikir aku tidak waras?" tanya Ryan dengan nada tinggi."Maaf, Mas. Bukan maksudku begitu, tapi ....""Ah sudahlah!" Ryan kesal dan kembali keluar dari kamar, melihat hujan sudah reda lelaki itu pun keluar dari rumah mencari warteg berharap masih bisa membeli nasi dan lauknya di sana karena perutnya sudah sangat lapar.Setelah berjalan cukup lama akhirnya ia memasuki warteg, makanan memang masih ada meski tak banyak pilihan akhirnya Ryan pun makan di warteg itu."Itu si Ryan?" tanya pemilik warteg berbisik pada istrinya."Iya, kasihan ya setelah cerai dari Syifa ibunya stroke dan sekarang meninggal," ucap pemilik warteg."Iya, tapi aku juga kaget melihat penampilannya. Udah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-18
Baca selengkapnya

Bab 77. Tidak Curiga

"Mbak Sherly ...."Sherly dan Yono semakin panik ternyata tetangga memanggilnya, akhirnya wanita yang tengah hamil itu meminta Yono bersembunyi di kamar saja sementara Sherly keluar melihat siapa yang datang."Si Yono sih gak sabaran, untung aja mereka gak langsung masuk," gumam Sherly.Wanita itu membuka pintu ternyata yang datang adalah pak RT, Bu RT dan dua tetangganya. Akhirnya Sherly pun mempersilahkan untuk mereka duduk dan menyiapkan air minum untuk mereka."Maaf pak RT ada apa ya?" tanya Sherly."Apa saya bisa bicara dengan pak Ryan?" tanya pak RT."Mas Ryan pergi ke toko, katanya ada yang ingin di urus. Kalau pak RT mau bicara dengan suami saya paling tunggu nanti malam, atau bicara dengan saya juga gak apa-apa nanti saya sampaikan ke suami," ucap Sherly.Pak RT menatap sang istri, karena takut banyak keperluan mendadak nanti, akhirnya pak RT memilih untuk menyampaikan pada Sherly saja hal yang membuatnya datang ke rumah tersebut."Jadi gini, Bu Sherly. Di kampung ini sudah b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-19
Baca selengkapnya

Bab 78. Tidak Mengerti

"Bolehkah aku duduk disini?" tanya Aira."Kami sudah selesai makan dan akan segera pulang," ucap Athar seraya berdiri dari duduknya.Sabrina hanya tersenyum kikuk menatap Aira, ia pun meminum air dan Athar menarik tangannya setelah ia selesai minum. Aira langsung merubah raut wajahnya, sudah yang kesekian kalinya ia selalu di tolak oleh Athar."Maaf ya, Aira. Kamu datang tak tepat waktu, mungkin lain kali kita bisa makan bersama," ucap Sabrina merasa tak enak pada Aira."Tidak ada lain kali, ayo cepat pulang!" ucap Athar.Sabrina semakin tidak enak kepada Aira, tetapi Athar menarik tangannya semakin kencang dan membuatnya terpaksa mengikuti langkah lelaki tampan itu. Sementara Aira hanya berdiri menatap kepergian Athar dan Sabrina dari tempat itu.Tadi Aira mengajak Athar untuk makan di luar, tetapi Athar menolak dengan alasan sudah ada janji dengan orang lain. Hingga akhirnya wanita itu pun mengikuti kemana Athar pergi, saat tahu ke restoran Sabrina dan mereka baru saja menikmati mak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-19
Baca selengkapnya

Bab 79. Dikejar Reyhan

"Ah ... Athar kenapa akhir-akhir ini aku selalu memikirkan kamu," gumam Sabrina.Setelah sampai di kamar ia pun di sambut oleh Vira seperti biasa, pelayan itu pun menyiapkan air hangat untuk Sabrina berendam. Sabrina sedang tidak mengerti dengan perasaanya sendiri, beberapa waktu lalu ia merasa resah saat memikirkan Athar menikah dengan seorang wanita lalu membuat persahabatan mereka merenggang. Kini ia malah memikirkan jika Athar mengalami penyimpangan orientasi seksual karena tak pernah melihat Athar tertarik pada seorang wanita."Aku tak pernah memikirkan Athar sejauh ini sebelumnya, kenapa denganku?" gumam Sabrina.Ia berendam di air hangat, berharap pikirannya tenang dan tidak memikirkan hal-hal yang tak perlu di pikirkan, berharap ia bisa fokus menata masa depan. Kelas memasak sebentar lagi akan selesai dan ia harus benar-benar fokus mengurus restoran.Keesokan harinya, di kelas memasak Reyhan kembali mendekati Sabrina. Lelaki itu belum mau menyerah, meski Sabrina sudah mengatak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-20
Baca selengkapnya

Bab 80. Pembawa Sial

"Keponakan saya seorang perempuan, emang nya kenapa kalau laki-laki, Pak Athar?" tanya pak Irwan."Kalau keponakan pak Irwan laki-laki pasti Athar cemburu, dia gak mau Sabrina punya teman laki-laki selain dia," ucap Satria.Athar yang sedang minum air langsung tersedak mendengar ucapan Satria di depan Sabrina dan para dewan direksi. Sementara Sabrina hanya menggelengkan kepala dan memberikan tisu kepada Athar."Nanti bisa diatur pertemuan saya dengan keponakan pak Irwan itu, siapa tahu saya tertarik dengan usaha kuliner keponakan Bapak!" ucap Sabrina."Baik, Nona. Terima kasih banyak untuk kesempatannya, kemana saya akan harus menghubungi nona Sabrina?" tanya Irwan."Boleh langsung ke nomor telpon saya, tapi saya minta jangan di berikan kepada selain keponakan Bapak ya!" ucap Sabrina.Pak Irwan menganggukan kepala, setelah selesai makan Sabrina kembali ke ruangannya. Para dewan direksi pulang, sementara Satria mengajak Athar menyusul ke ruangan Sabrina."Sepertinya kamu senang dan nya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status