"A-aku ... Mana ada aku tersenyum, Mas. Kau pasti salah lihat," ucap Sherly."Jelas-jelas aku melihatmu tersenyum," ucap Ryan."Mas, aku tahu kamu sedang berduka atas kepergian mama, akupun sama. Namun, kamu harus mengikhlaskan mama jangan sampai kepergian mama membuat kamu menjadi depresi," ucap Sherly."Apa kau pikir aku tidak waras?" tanya Ryan dengan nada tinggi."Maaf, Mas. Bukan maksudku begitu, tapi ....""Ah sudahlah!" Ryan kesal dan kembali keluar dari kamar, melihat hujan sudah reda lelaki itu pun keluar dari rumah mencari warteg berharap masih bisa membeli nasi dan lauknya di sana karena perutnya sudah sangat lapar.Setelah berjalan cukup lama akhirnya ia memasuki warteg, makanan memang masih ada meski tak banyak pilihan akhirnya Ryan pun makan di warteg itu."Itu si Ryan?" tanya pemilik warteg berbisik pada istrinya."Iya, kasihan ya setelah cerai dari Syifa ibunya stroke dan sekarang meninggal," ucap pemilik warteg."Iya, tapi aku juga kaget melihat penampilannya. Udah
"Mbak Sherly ...."Sherly dan Yono semakin panik ternyata tetangga memanggilnya, akhirnya wanita yang tengah hamil itu meminta Yono bersembunyi di kamar saja sementara Sherly keluar melihat siapa yang datang."Si Yono sih gak sabaran, untung aja mereka gak langsung masuk," gumam Sherly.Wanita itu membuka pintu ternyata yang datang adalah pak RT, Bu RT dan dua tetangganya. Akhirnya Sherly pun mempersilahkan untuk mereka duduk dan menyiapkan air minum untuk mereka."Maaf pak RT ada apa ya?" tanya Sherly."Apa saya bisa bicara dengan pak Ryan?" tanya pak RT."Mas Ryan pergi ke toko, katanya ada yang ingin di urus. Kalau pak RT mau bicara dengan suami saya paling tunggu nanti malam, atau bicara dengan saya juga gak apa-apa nanti saya sampaikan ke suami," ucap Sherly.Pak RT menatap sang istri, karena takut banyak keperluan mendadak nanti, akhirnya pak RT memilih untuk menyampaikan pada Sherly saja hal yang membuatnya datang ke rumah tersebut."Jadi gini, Bu Sherly. Di kampung ini sudah b
"Bolehkah aku duduk disini?" tanya Aira."Kami sudah selesai makan dan akan segera pulang," ucap Athar seraya berdiri dari duduknya.Sabrina hanya tersenyum kikuk menatap Aira, ia pun meminum air dan Athar menarik tangannya setelah ia selesai minum. Aira langsung merubah raut wajahnya, sudah yang kesekian kalinya ia selalu di tolak oleh Athar."Maaf ya, Aira. Kamu datang tak tepat waktu, mungkin lain kali kita bisa makan bersama," ucap Sabrina merasa tak enak pada Aira."Tidak ada lain kali, ayo cepat pulang!" ucap Athar.Sabrina semakin tidak enak kepada Aira, tetapi Athar menarik tangannya semakin kencang dan membuatnya terpaksa mengikuti langkah lelaki tampan itu. Sementara Aira hanya berdiri menatap kepergian Athar dan Sabrina dari tempat itu.Tadi Aira mengajak Athar untuk makan di luar, tetapi Athar menolak dengan alasan sudah ada janji dengan orang lain. Hingga akhirnya wanita itu pun mengikuti kemana Athar pergi, saat tahu ke restoran Sabrina dan mereka baru saja menikmati mak
"Ah ... Athar kenapa akhir-akhir ini aku selalu memikirkan kamu," gumam Sabrina.Setelah sampai di kamar ia pun di sambut oleh Vira seperti biasa, pelayan itu pun menyiapkan air hangat untuk Sabrina berendam. Sabrina sedang tidak mengerti dengan perasaanya sendiri, beberapa waktu lalu ia merasa resah saat memikirkan Athar menikah dengan seorang wanita lalu membuat persahabatan mereka merenggang. Kini ia malah memikirkan jika Athar mengalami penyimpangan orientasi seksual karena tak pernah melihat Athar tertarik pada seorang wanita."Aku tak pernah memikirkan Athar sejauh ini sebelumnya, kenapa denganku?" gumam Sabrina.Ia berendam di air hangat, berharap pikirannya tenang dan tidak memikirkan hal-hal yang tak perlu di pikirkan, berharap ia bisa fokus menata masa depan. Kelas memasak sebentar lagi akan selesai dan ia harus benar-benar fokus mengurus restoran.Keesokan harinya, di kelas memasak Reyhan kembali mendekati Sabrina. Lelaki itu belum mau menyerah, meski Sabrina sudah mengatak
"Keponakan saya seorang perempuan, emang nya kenapa kalau laki-laki, Pak Athar?" tanya pak Irwan."Kalau keponakan pak Irwan laki-laki pasti Athar cemburu, dia gak mau Sabrina punya teman laki-laki selain dia," ucap Satria.Athar yang sedang minum air langsung tersedak mendengar ucapan Satria di depan Sabrina dan para dewan direksi. Sementara Sabrina hanya menggelengkan kepala dan memberikan tisu kepada Athar."Nanti bisa diatur pertemuan saya dengan keponakan pak Irwan itu, siapa tahu saya tertarik dengan usaha kuliner keponakan Bapak!" ucap Sabrina."Baik, Nona. Terima kasih banyak untuk kesempatannya, kemana saya akan harus menghubungi nona Sabrina?" tanya Irwan."Boleh langsung ke nomor telpon saya, tapi saya minta jangan di berikan kepada selain keponakan Bapak ya!" ucap Sabrina.Pak Irwan menganggukan kepala, setelah selesai makan Sabrina kembali ke ruangannya. Para dewan direksi pulang, sementara Satria mengajak Athar menyusul ke ruangan Sabrina."Sepertinya kamu senang dan nya
"Aku memang gila mana mungkin Syifa membuka blokir nomorku, terlalu dalam luka yang ku berikan dia pasti tidak mudah memaafkan aku," gumam Ryan dalam hati.Pria itu meletakan ponselnya diatas nakas, lalu merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Lelaki itu memejamkan mata sudah merasa lelah dengan aktivitas yang ia lakukan hari ini, sementara Sherly masih sibuk berbalas pesan dengan selingkuhannya, meskipun mereka bertetangga Sherly melarang Yono macam-macam untuk rujuk hari kedepan."Yono gak lebih baik dari Ryan. Dia bisa kasih uang karena istrinya yang kerja di luar negeri dan selalu mentransfer uang padanya. Jika dia dan aku ketahuan selingkuh, Yono pasti gak punya apa-apa, lebih miskin dari Ryan," gumam Sherly dalam hati.Sherly sadar betul apapun gombalan yang di katakan Yono tak akan membuatnya merubah komitmen, hubungan ia dan Yono hanya sekedar saling membutuhkan. Yono butuh tempat pelampiasan nafsu sedangkan Sherly butuh uang untuk bekal jika dia sudah melahirkan dan pergi meningg
"Mas kamu kenapa jadi makin kasar sama aku sih?" tanya Sherly dengan mata berkaca-kaca. "Nggak usah banyak drama Aku cuma minta kamu buka pola HP ini, kenapa kamu jadi lebay seperti itu?" tanya Ryan. Ryan semakin curiga jika sang istri menyembunyikan sebuah rahasia di ponselnya, ia terus memaksa Sherly untuk membuka ponselnya. Namun, Sherly yang takut perselingkuhannya dengan Yono ketahuan memilih diam tak menggubris permintaan Ryan. Lelaki tersebut akhirnya sangat kesal kepada istrinya, hingga ia tidak bisa menahan emosi dan menampar pipi putih Sherly. Wajah Sherly sampai merah bekas telapak tangan Ryan dan Karena rasa panas itu Sherly pun menangis. Tepat pada saat pertengkaran itu terjadi, pak RT, bu RT dan dua warga lain mendatangi rumah Ryan dan akhirnya melihat pertengkaran tersebut. "Bu RT, Pak RT tolong saya. Pipi saya di tampar oleh suami saya," ucap Sherly memanfaatkan kesempatan untuk meminta bantuan. Sherly takut Ryan semakin emosi karena ia tidak mau membuka p
Ternyata di dalam ponsel Sherly ada vidio bug*l Sherly sambil menari erotis, Yono pernah meminta Sherly mengirim vidio tersebut lalu membayar wanita itu dengan uang yang lumayan. "Itu ... Itu ... Vidio lama, Mas." "Kau bohong, jelas vidio ini diambil di kamarku. Katakan dengan jujur untuk apa kamu membuat vidio ini?" tanya Ryan mulai emosi. Sherly menelan salivanya saat Ryan menyadari latar belakang vidio itu adalah kamarnya sendiri, ia kehabisan akal untuk memberi alasan apa pada sang suami. Sementara Ryan saat melihat vidio di ponsel istrinya bukan bernafs* malah merasa jijik pasa istrinya tersebut. Kini Ryan semakin diselimuti pikiran negatif tentang sang istri, ia banyak mendengar diluar sana orang-orang yang rela melakukan apapun demi mendapatkan uang termasuk menjual vidio tak senonoh seperti yang di lakukan Sherly. Ryan memberikan ponsel itu kepada Sherly. "Sudah berapa banyak lelaki yang menonton vidio ini?" tanya Ryan. "Gak ada, Mas. Baru kamu karena vidio ini cuma