Semua Bab Suamiku, Mari Kita Bercerai: Bab 41 - Bab 50

135 Bab

41. Keputusan Sidang Perceraian

Seminggu setelah mediasi proses perceraian itu, orang-orang Nicholas masih belum menemukan keberadaan Ariana. Istrinya itu seperti menghilang begitu saja, dan tidak ada yang mengetahui keberadaannya. Hanya Andrian yang mungkin mengetahui di mana Ariana berada. Sesuai jadwal yang telah ditentukan, ruang pengadilan menjadi saksi bagi pertarungan antara pengacara Nicholas dan pembelaan Andrian. August mewakili Nicholas yang tidak hadir dalam sidang perceraiannya, telah menyusun rencana matang untuk mematahkan gugatan cerai Ariana. Hakim memasuki ruangan dan ketukan palu tanda sidang dimulai menggema. Semua mata tertuju ke depan saat August berdiri untuk memulai argumennya. "Yang Mulia, kami memiliki bukti kuat yang menunjukkan bahwa gugatan cerai ini bukan murni dari kehendak istri klien kami, melainkan hasil dari tekanan pihak ketiga, yaitu saudara Andrian Mahendra," August membuka dengan suara tenang namun penuh keyakinan. August memanggil seorang ahli keuangan untuk memberikan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-21
Baca selengkapnya

42. Memancing di Air Jernih

Setelah sidang perceraian yang memojokkan Andrian, suasana di kantor Andrian tampak tenang. Namun, ketenangan itu segera pecah ketika beberapa petugas polisi berpakaian lengkap memasuki ruangannya. Andrian, yang tengah memeriksa beberapa dokumen, segera menyadari kehadiran mereka. "Kami memiliki surat perintah untuk penahanan Anda, Pak Andrian Mahendra," ujar salah satu polisi dengan nada resmi. "Anda dituduh melakukan penculikan terhadap Ariana Claire." Andrian, yang biasanya tenang, merasa khawatir dengan yang akan dihadapinya. "Ini pasti kesalahpahaman. Saya tidak melakukan penculikan," jawabnya dengan nada tegas namun penuh kebingungan. Polisi menunjukkan rekaman CCTV yang memperlihatkan pertemuan antara Andrian dan Ariana di sebuah kafe beberapa waktu yang lalu. Dalam rekaman tersebut, terlihat Ariana duduk bersama Andrian, namun terlihat gelisah dan bolak-balik melihat keluar jendela. Meskipun bagi Andrian itu adalah pertemuan biasa, rekaman itu digunakan sebagai bukti duga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-21
Baca selengkapnya

43. Penangkapan Andrian

Dengan pengaruh Nicholas, persidangan kasus penculikan dengan tersangka Andrian langsung digelar setelah beberapa hari pemanggilan Andrian. Persidangan itu dilakukan secara tertutup. Kasus yang melibatkan orang penting harus dengan tenang diselesaikan. Hakim masuk ke ruang sidang dan mengetukkan palu, menandakan sidang dimulai. "Sidang kasus penculikan dengan terdakwa Andrian Mahendra dinyatakan dibuka. Pengacara pihak pelapor, silakan mulai dengan argumen Anda." Agus berdiri dan membuka dokumen di hadapannya. "Yang Mulia, kami memiliki bukti kuat yang menunjukkan bahwa Andrian Mahendra telah melakukan tindakan penculikan terhadap Ariana Claire, istri klien kami, Nicholas Nathan." Agus mengajukan bukti rekaman CCTV dari pertemuan Andrian dan Ariana di sebuah kafe. "Rekaman ini menunjukkan pertemuan antara terdakwa dan saudari Ariana. Kami akan menunjukkan bahwa saudari Ariana terlihat gelisah dan merasa tidak nyaman selama pertemuan tersebut." Rekaman CCTV diputar. Tampak Arian
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-22
Baca selengkapnya

44. Kesaksian Ariana

Setelah menerima pesan dari Andrian, Ariana merasa bersalah dan bingung. Dia tidak pernah bermaksud untuk menimbulkan masalah sebesar itu, apalagi membuat Andrian menjadi tersangka penculikan. Dengan berani, Ariana memutuskan untuk melakukan hal yang benar. Dia tidak bisa membiarkan Andrian menderita karena kesalahpahaman itu. Dua hari setelah Andrian ditahan, dengan langkah tegas namun hati yang berdebar, Ariana tiba di kantor polisi. Bangunan itu tampak besar dan mengintimidasi, dengan petugas berseragam berlalu-lalang. Petugas di pintu masuk, seorang pria paruh baya dengan wajah penuh ketegasan, menghentikan Ariana. “Ada yang bisa saya bantu, Nona?” “Saya Ariana Claire. Saya ingin memberikan kesaksian mengenai kasus Andrian Mahendra,” jawabnya dengan suara tegas. Petugas itu tampak terkejut sejenak sebelum mengangguk dan mempersilakannya masuk. “Ikuti saya, Nona Ariana.” Mereka berjalan menuju sebuah ruangan yang dipenuhi dengan beberapa polisi yang sedang bekerja di meja
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-22
Baca selengkapnya

45. Rencana Jahat Andrian

"Aku tahu kau yang membuatnya ditahan," balas Ariana. "Andrian hanya lah pengacara yang membantuku." Nicholas berdiri dan berjalan mendekati Ariana, matanya memancarkan amarah yang teredam. "Kau telah membuat masalah besar dengan kabur dariku. Aku bisa membuat hidupmu sangat sulit jika kau menentangku." Ariana merasa ketakutan, namun dia berusaha tetap teguh. "Kau tidak bisa mengancamku." Nicholas tertawa pelan, seolah menertawakan kepolosan Ariana. "Aku bisa. Kau berdiri di hadapanku sekarang." Mata cokelat Ariana menyelidik Nicholas, mencari jawaban di wajah suaminya yang begitu tenang. “Apa yang kau inginkan?” tanyanya. Nicholas memperhatikan Ariana dengan tatapan yang sulit diartikan. "Kau tahu apa yang kuinginkan darimu," jawabnya dengan tenang, langkahnya maju perlahan, mendekati istrinya yang mulai mundur. Ariana merasakan hatinya berdebar-debar. Dia tahu, dia tidak bisa membiarkan perasaannya goyah lagi. Sekali lagi dia menguatkan hatinya bahwa Nicholas tidak memili
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-23
Baca selengkapnya

46. Bukan Mahasiswa Biasa

Di dalam rumah mewah keluarga Oliver Bahri, suasana tenang dan rapi mengisi setiap sudut. Taman yang mengelilingi rumah ini tampak terawat dengan baik, tetapi di dalam kamar Katrina, rasa tenang itu kontras dengan gejolak emosinya. Katrina duduk di atas tempat tidurnya, mengusap kakinya yang konon masih sakit. Pandangannya tertuju pada jendela besar yang memamerkan pemandangan taman, namun pikirannya jauh melayang. Dia tidak akan menyerah, meskipun Nicholas sudah menikah dan mencintai wanita lain. Obsesi terhadap Nicholas Nathan telah menyelimuti pikirannya untuk merencanakan cara agar pria itu sepenuhnya jatuh ke dalam pelukannya. Ketukan keras di pintu kamarnya mengalihkan perhatiannya. Katrina berusaha tampak tidak terganggu saat dia membiarkan ayahnya, Oliver Bahri, masuk. "Kenapa kau masih berpura-pura belum bisa berjalan dengan baik?" tanya Oliver tanpa basa-basi. "Dokter sudah mengatakan kau bisa berjalan normal lagi." Katrina mendesah pelan, berusaha terlihat tenang. "
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-23
Baca selengkapnya

47. Golden Rule

Setelah ujian selesai, Zeyn tidak berhenti mengganggu. Dia mengikuti Ariana keluar dari kelas, langkahnya cepat dan penuh semangat. "Bu, saya rasa jawaban saya banyak yang salah. Bagaimana kalau kita diskusikan lebih lanjut?" katanya dengan nada manis. Ariana berhenti sejenak dan menatap Zeyn dengan heran. "Zeyn, kita akan tahu setelah saya memeriksanya," jawabnya dengan tenang. Namun, Zeyn tidak menyerah. "Bu, bagaimana kalau Ibu periksa sekarang saja? Kalau menunggu besok, saya tidak bisa tidur karena penasaran," desaknya lagi, dengan senyum yang mencoba meluluhkan hati Ariana. Ariana menghela napas, mencoba tetap profesional berkata, "saya akan mengirimkan hasilnya siang ini juga.” Berharap Zeyn mengerti. "Bagaimana kalau jawaban saya salah semua? Apakah ada ujian ulang, Bu?" tanyanya dengan nada memelas. "Kita akan lihat nanti," jawab Ariana singkat, mencoba untuk tidak terlalu lama menghadapi mahasiswa yang teridentifikasi aneh. Zeyn terus mengikuti Ariana hingga di
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-24
Baca selengkapnya

48. Siapa yang Hamil?

Ariana merasa aneh dengan kalimat Zeyn sebelum menghilang di balik pintu. "Apa maksudnya ‘hati-hati di jalan’? Apakah itu peringatan?" gumamnya. Pikiran tentang ucapan Zeyn terus mengganggu sepanjang perjalanan pulang. Apalagi sekarang ini banyak tindakan kriminal yang dilakukan murid kepada gurunya. Saat pintu gerbang rumah Nicholas terbuka, Ariana terkejut melihat Nicholas sudah berdiri di depan pintu rumah, seperti sedang menunggunya. Ariana turun dari mobil dengan hati-hati, tatapannya tetap waspada pada Nicholas. "Naiklah!" perintah Nicholas. Tangannya memberi isyarat agar Ariana masuk ke dalam mobilnya. "Mau ke mana?" tanya Ariana, menahan dirinya untuk tidak mengikuti perintah Nicholas. "Ke rumah kakek," jawab Nicholas singkat. Mendengar kata ‘kakek’, mau tidak mau Ariana menurut dan masuk ke dalam mobil Nicholas. Dia belum meminta maaf kepada keluarga Nicholas secara resmi, terutama ibunya Nicholas. Saat berhasil kabur, dia ingin menunjukkan taringnya. Tetapi ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-24
Baca selengkapnya

49. Pengakuan Rachel

Ariana dan Rachel, benar-benar memasak di dapur rumah kakek Henry, menyiapkan makan malam untuk menyambut Zeyn. Dua orang pelayan turut membantu mereka. Setelah makanan siap dan para pelayan mulai membereskan dapur, Ariana dan Rachel pun pergi membersihkan diri mereka. Rachel menyeka tangannya dengan handuk, dan Ariana dengan hati-hati memulai percakapan yang sudah lama dipendamnya setelah hanya ada mereka berdua. "Maaf, Bu," katanya dengan suara pelan namun masih jelas didengar. Rachel melirik Ariana sekilas, mengangkat alisnya. "Apa yang membuatmu berani menentangku untuk tetap bercerai?" tanyanya datar. Ariana menelan ludah, mencoba mengumpulkan keberaniannya. "Ibu, maaf jika Ariana bersikap egois." Rachel diam, membiarkan kenangan tujuh tahun lalu melintas di benaknya. Saat itu, dia mendapat kabar putranya tidak sadarkan diri di rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Rachel menemukan Katrina, teman sekelas Nicholas, yang terlihat sangat khawatir. Rachel menghela napa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-25
Baca selengkapnya

50. Menyambut Cucu Kakek Henry

Kakek berdehem, “Rachel, jangan membuat Zeyn tidak nyaman,” tegur Kakek Nicholas. “Maaf, Pi.” balas Rachel. Dia kembali melihat Zeyn, “Zeyn makanlah yang banyak, ini semua Tante yang masak.” Zeyn mengangguk hormat. Melihat Zeyn yang tidak nyaman dengan rentetan pertanyaan, Richard mengambil ahli obrolan dengan membahas politik di negara mereka yang tidak akan ada penyelesaiannya. Setelah makan malam selesai, Kakek Henry dengan ramah meminta Zeyn dan ibunya, Saraswati, untuk menginap. Meskipun merasa sedikit tidak nyaman, Saraswati menyetujui permintaan tersebut karena merasa segan menolak keramahan keluarga besar suaminya. Kakek dan Nenek dengan senang hati menunjukkan kamar yang telah disiapkan untuk Zeyn dan Saraswati, memastikan mereka suka dengan kamarnya sebelum kembali ke ruang keluarga. "Kalian juga istirahatlah," ujar Kakek Henry kepada Richard dan keluarganya. Nenek pun mengangguk dan menambahkan, “Kalian juga akan menginap, kan?" “Tidak, Mom. Kami akan pulang seb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status