Galvin terkejut akan sentuhan dari Rani yang memeluknya dari belakang. Apalagi mendengar panggilan Rani kepadanya membuat ia semakin merasa bersalah kepada Siska. “Lepaskan, Rani!” bentak Galvin spontan. Senyum Rani yang lebar, seketika terkejut mendengar suara tinggi dari suaminya. “Maaf, Tuan. Atas panggilannya,” ucap Rani merasa bersalah telah memanggil sebutan itu kepada Galvin. Galvin menghela napas panjang. “Tidak apa, lain kali jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi. Hanya Siska yang boleh mengucapnya,” timpalnya lirih. Rani pun mengangguk pelan. “Cepat pakai bajumu, kita akan pulang sekarang,” sambung Galvin kembali tanpa melihat ke arah Rani. Rani sendiri dibuat bingung oleh sikap suaminya yang tiba-tiba berubah. Padahal saat bermain tadi, Galvin bersikap begitu manis padanya. “Kenapa kamu malah melamun, cepat pakai bajumu!” hardik Galvin. Rani lagi-lagi mengangguk cepat. Ia pun segera memakai baju yang berserakan di lantai. Setelah rapi, ia langsung men
Read more