Drew menarik wajah, ia melepaskan pagutan. Di sana Adrienne tertegun hebat. Ia meluruh ke lantai, lalu tangisnya pecah sejadi-jadinya. Jiwanya terguncang hebat, sungguh demi apapun, sakit yang ia rasakan bukan main.Menggigil sekujur tubuh Adrienne, bergetar saking hebatnya rasa yang menggelogak di dalam sana. Segala emosi yang terpendam kini ia luapkan sepenuhnya. Belum lagi dengan kenyataan yang baru saja Drew sampaikan. Entah bagaimana kini wujud mental Adrienne jika saja tampak mata. Hancur lebur tak tersisa. Bercecer, berserakan tak lagi sudi ada orang yang memungutnya sampai sampah pun agaknya tampak jauh lebih baik untuk dipungut.“Kau jahat, Drew. Kau jahat sekali padaku, sungguh.” Lirih, Adrienne berucap sambil membenamkan wajah pada kedua telapak tangannya. Adrienne benci terlihat lemah, tetapi sungguh, kali ini ia tak mampu menahan sesak yang mendera kuat jiwanya sampai-sampai Adrienne terisak-isak di hadapan Drew. Ia menangis. Benar-benar menangis hingga ingusnya meler-m
Read more