Dinala tersenyum. “Pasti akan kusuruh pergi. Nggak mungkin dia terus berada di sini. Nanti setelah aku pergi menjemput Diaz, dia akan kusuruh pergi. Sudahlah, jangan nggak senang lagi. Makanlah, ini pangsit kesukaanmu.”Si Gila berkata, “Nanti … pergi!”“Iya, iya, nanti akan kusuruh pergi. Ayo, makan.” Nada bicara Dinala lembut, seperti sedang membujuk anak kecil saja.Saat ini, si Gila baru mengambil pangsitnya. Dia duduk berjongkok di lantai, lalu makan dengan rakusnya.Dinala berkata, “Paman, nanti malam aku akan bawa kamu pulang untuk mandi dan ganti pakaian bersih.”Si Gila segera menggeleng. Dia sangat keberatan. “Nggak mandi. Nggak mau ganti.” Dia selalu mengotori dirinya. Setiap kalinya Dinala menyuruhnya untuk mandi dan mengganti pakaian bersih, dia selalu saja tidak bersedia. Hanya saja, berbeda dengan hari ini ….Dinala berkata, “Hari ini hari kemerdekaan. Hari ulang tahun kemerdekaan negara.”Usai mendengar, si Gila tertegun sejenak, kemudian mengangkat kepalanya. “Hari kem
Read more