Tania baru pulang dari mengambil obat pelemah saraf otak, wanita itu langsung memberikannya kepada Mella."Kata temenku paling bagus kasih di malam hari, Bu. Tapi kalau mau kasih di pagi juga, nggak papa. Mungkin ... lebih banyak lebih baik," kata Tania.Mella memperhatikan sebotol kaca kecil berisi beberapa kapsul obat, bibirnya tersenyum senang membayangkan rencana balas dendam."Tapi nggak bikin mati 'kan? Ibu takut kalau ayahmu overdosis, terus mati. Kita bisa gagal, dong, Tan." Mella mengerutkan kening, menatap bingung ke arah putrinya."Oh, iya, ya ... nanti malah bikin jantung berdebar-debar. Ya sudahlah, Bu. Dikasihin setiap malam saja," kata Tania."Iya, lebih baik begitu. Pokoknya kita harus membuat ayahmu mengubah sendiri surat wasiatnya. Ibu 'kan nggak bisa ubah ke kuasa hukum, kita masih membutuhkan ayahmu."Tania menarik tangan ibunya untuk duduk di sofa, kemudian berbisik lirih, "Ibu tenang saja. Semuanya akan berjalan baik sesuai keinginan kita."Mella mengangguk setuj
Read more