All Chapters of Sangkar Emas Pernikahan: Chapter 51 - Chapter 60

62 Chapters

#051. Pagi

Elizabeth tak pernah mengharapkan bahwa dia terbangun dengan lengan Orvil yang masih melingkar di sekelilingnya.Dia telah berbalik di dalam tidurnya, membuat dada laki-laki itu menempel di punggungnya, sementara kedua lengan suaminya mengelilingi torso dan dadanya, tangan Elizabeth sendiri mendekap masing-masing punggung tangan laki-laki itu.Dan dia dapat merasakan bagaimana Orvil telah membenamkan wajah pada lehernya, kaki mereka bersilangan satu sama lain.Ini terlalu–Elizabeth harus mengatakan bahwa ini terlalu dekat baginya. Dia bahkan tak merasa bahwa posisi mereka sebelum tidur sedekat ini. Namun dengkuran Orvil begitu mengundang rasa kantuknya kembali hingga dia merasa bahwa dia dapat menunda pelarian dirinya.Lebih lagi, ini sangat, sangat, sangat, memalukan.Namun ketika dia bergerak, wanita itu dapat merasakan bagaimana suaminya mengerang, geraman terdengar seolah dia menyadari bahwa dia tengah ingin melarikan diri — melarang dengan mendekapnya lebih erat.Jadi Elizabeth
Read more

#052. Di Bawah

Elizabeth sedikit berharap bahwa akan ada yang mengganggu mereka. Mungkin itu adalah seorang pelayan yang datang untuk menyambut tuannya di pagi hari. Atau hanya sekedar ketukan burung-burung yang bertengger di jendela mereka.Namun tidak.Dia dapat merasakan bagaimana nafas laki-laki itu begitu hangat sementara dia semakin mendekat, atau bagaimana kepalan tangannya begitu tak dapat dia kendalikan hingga dia menduga bahwa dia mungkin akan mengeluarkan darah dari sana.Dan Elizabeth merasakannya.Bagaimana bibir itu menyentuh miliknya, dan dia tak pernah menduga bahwa Orvil memiliki bibir yang begitu lembut ketika berada di atasnya. Dia benar-benar tak menduga soal itu.Akan sangat memalukan jika dia mengakui itu — dia tak membutuhkan ego Orvil yang meledak ketika dia mengatakan itu tepat di depannya.Dan dia mungkin akan bisa mengabaikan bagaimana laki-laki itu tak bergerak sama sekali, bibir menempel di sana seolah menunggu apa yang akan dia lakukan.Dan Elizabeth sungguh-sungguh ber
Read more

#053. Gerakan

“Orvil,” Elizabeth menegurnya, menoleh ke arah pintu yang masih terbuka, walaupun sulung Gellert tak lagi berada disana. “Kakakmu–”“Aku tak peduli dengannya.”Dan wanita itu membulatkan mata ketika mendengarnya. Ucapan itu terlalu tepat sasaran bahkan ketika dia melihat bagaimana mata laki-laki itu dipenuhi kabut nafsu.Haruskah mereka melanjutkan ini?Dia masih dapat merasakan keinginannya di antara kakinya, dan Elizabeth harus mengakui bahwa pakaian dalam yang dia kenakan telah kacau sekarang.Bahkan ketika ini bukan untuk rencananya sekali pun, Elizabeth merasa bahwa dia juga tak ingin menghentikan ini. Dia telah hampir tiba tadi, dan mungkin mereka memang harus melanjutkan ini.Jadi dia melakukan hal paling normal yang dilakukan seseorang ketika berada dalam kabut nafsu bersama pasangannya. Elizabeth menarik Orvil ke dalam sebuah ciuman.Dan dia dapat merasakan bagaimana suaminya membalasnya, menaikkan sudut bibirnya sementara dia mendekapnya erat, menariknya hingga berada di at
Read more

#054. Pergi

Elizabeth memperhatikannya bangkit dari duduknya, meletakkan gelasnya dan berpindah dari meja makan, sama sekali tak menghiraukannya.Dia mengikuti suaminya, dimana dia melihatnya menuju ruang tamu, mungkin dia akan pergi ke kantornya untuk hari ini, tak terlalu mengindahkan bagaimana mereka seharusnya berada pada masa tenang setelah pernikahan mereka.Wanita itu menahannya di lengan, memaksanya untuk menatapnya. Sementara dia dapat mendengar Orvil menghela nafas, beralih padanya untuk menunggu tentang apa yang akan dia katakan.“Semudah itu?”Laki-laki tersebut menaikkan alis, masih menatapnya. “Aku tak tahu apa yang tengah kau bicarakan.”“Kau tahu jelas apa yang kukatakan,” dia bersikeras. “Kau benar-benar akan menyiapkan bulan madu kita?”Orvil menatapnya, dengan pandangan yang sekali lagi tak dapat dia pahami. Mungkin dia harus benar-benar mempertanyakan jika dia dapat memahaminya. Takkan menjadi hal yang bagus baginya untuk selalu mempertanyakan apa yang sebenarnya laki-laki itu
Read more

#055. Bohong?

Sejujurnya, Orvil tak tahu menahu tentang apa yang harus dia persiapkan untuk bulan madunya. Dia terpikir bahwa dia semestinya menganggap ini sebagai perjalanan liburan biasa, dimana dia akan menghabiskan waktu bersama seseorang yang disebut sebagai istrinya.Mungkin dia harus menyiapkan akomodasi dimana mereka akan beristirahat, lalu tempat yang bisa saja mereka kunjungi. Namun Orvil kembali mengalami krisis ketika menyadari bahwa dia tak pernah bertanya apa yang disukai Elizabeth.Atau bagaimana dia ingin menghabiskan harinya.Sekarang bukanlah saat dimana dia terlalu bangga untuk menanyakan hal itu padanya, namun dia telah berjanji untuk menyiapkan segalanya — mungkinkah Elizabeth akan meremehkannya jika dia tak menepati apa yang dia katakan?Mungkin dia akan membutuhkan bantuan kakaknya.Dia terduduk di depan mejanya, berkas-berkas yang telah dia selesaikan teronggok di depan sementara dia menghela nafas, menyentuh bagian tengah hidungnya di antara jemarinya.Pintu berderit terbuk
Read more

#056. Tidak (mungkin saja)

Orvil menatap kakaknya.Ada sedikit rasa tak terima yang dia rasakan ketika mendengarnya. Namun dia takkan mengatakan bahwa dia memahami setidaknya kenapa dia mengatakan semua hal itu pada Pentious.Aneh rasanya ketika dia mengatakan bahwa dia membebaskan Elizabeth untuk menemui siapapun yang dia inginkan, namun justru melarang satu-satunya orang yang sangat ingin dia ingin temui agar mereka tak bertemu.Aneh.Aneh sekali.Namun akan lebih aneh baginya untuk mengatakan bawa dia memiliki perasaan untuknya.Dia dan Elizabeth belum lama saling mengenal, bahkan dengan status mereka saat ini, keduanya sadar bahwa mereka berada dalam keterpaksaan.Laki-laki itu mengalihkan pandangan, enggan untuk melihat kakaknya yang menaikkan alis padanya, memberikan sebuah senyuman yang dia tahu tengah mengejeknya.“Apa kau meninggalkan istriku di rumah sendirian?”“Dia mengurung diri di ruangannya seharian,” ucap kakaknya. “Kau ingin aku memaksa masuk ke dalam sana. Aku yakin dia sedang bekerja.”“Aku t
Read more

#057. Tilly Pulang

Tilly mengeong setiap kali mobil mereka berbelok, membuatnya mengulurkan jemari untuk mengelusnya.Mampir ke kediaman para Leigh adalah hal yang mudah, walaupun dia merasa bahwa dia tak pernah leluasa ketika dia berada di dalam sana — seolah ada sesuatu yang mencoba untuk menahannya jika dia ingin membuka diri disana.“Aku tahu,” gumamnya, menunduk pada kucing tersebut, yang mengeong kembali. “Apa kau merindukan tuanmu?”Tilly tak membalas, memilih untuk berputar di sekitar kerangkeng yang mengelilinginya. Itu sedikit membuat Orvil merasa bahwa dia sebaiknya melepaskannya. Namun ada sedikit rasa khawatir ketika menyadari bahwa dia tak mengenal kucing itu sama sekali, bahwa dia takkan mampu menenangkannya jika dia merasa tak nyaman.“Kita akan bertemu dengannya nanti,” dia berjanji. “Dia akan sangat senang ketika bertemu lagi denganmu,” ucapnya, tersenyum. “Kalian berdua.”Kucing hitam itu mendongak, menampakkan mata bulat ke arahnya, membuka mulut kembali dan mengeong. Dan Orvil berha
Read more

#058. Anggur

Elizabeth tak tahu apapun tentang pembicaraan apa yang ingin Orvil bicarakan, namun dia dapat melihat bagaimana laki-laki itu menatapnya, mencoba untuk bersikap baik-baik saja.Jadi wanita itu menganggukkan kepala, menurunkan Tilly kembali hingga kucing tersebut dengan bahagia masuk ke dalam belakang meja, yang harus dia akui membuatnya lega bahwa kucingnya tak berwarna putih.Dia mendongak, mendorong dirinya untuk berdiri di depannya, dekat dengannya hingga dia harus tetap menengadahkan kepala untuk melihatnya.“Apa yang ingin kau bicarakan?” mulainya.Dan Orvil mengalihkan pandangan. “Akan lebih baik bagi kita untuk tidak membicarakannya disini,” dia mengakui. “Aku tak yakin bahwa kakimu cukup kuat.”Mata Elizabeth membulat, berbalik ketika menyadari bagaimana suaminya tengah beranjak pergi melewatinya, mulut wanita itu terbuka penuh rasa tak percaya.“Otot kakiku cukup baik!”“Tentu saja, Sayangku,” sahutnya, tertawa — entah karena panggilan yang dia berikan atau karena humor yang
Read more

#059. Sudah

Orvil masih menatapnya, mengusapkan tangan pada wajahnya sementara mata melekat padanya. Laki-laki itu menaikkan alis.“Kau yakin?” dia bertanya. “Aku akan mengatakan bahwa entah kau terlalu naif atau kau menyembunyikan sesuatu. Dan mengenal dirimu, kita berdua tahu bahwa kau tak polos sama sekali.”Wanita itu terdiam, membalas tatapannya.Akan sangat lucu sekali jika dia tak menjawab apapun padanya, memastikan bahwa apa yang Orvil duga memiliki sedikit kebenaran di atasnya. Akan sangat lucu jika kedoknya diketahui dengan segera.Dia harus kembali ke rumahnya.Dia harus mengemban perjanjian yang tak dapat dia lalui.Dia harus mengucapkan selamat tinggal pada kebebasannya.Elizabeth menyentuh pipi suaminya, mengecup bibirnya kembali. “Tidak ada,” janjinya. “Aku hanya ingin kau mencintaiku.”Dia dapat melihat bagaimana mata Orvil berkedut, menyadari bahwa dia tak terlalu yakin tentang apa yang istrinya itu katakan. Namun dengan sebuah keajaiban — atau tidak, sebenarnya, laki-laki itu me
Read more

#060. Tertangkap

Ketika Elizabeth terbangun di atas ranjangnya — ranjang Orvil, dia dapat merasakan dirinya tersenyum, memainkan dada yang ada di bawah telapak tangannya, jemari menelusuri kulit disana.Dengkuran laki-laki itu terdengar, nafas di atas rambutnya dan dia dapat merasakan betapa nyaman dirinya ketika pagi hari begitu lamban.Dia menoleh ke arah bantal yang mereka tinggalkan tadi malam di ruangan mereka, meninggalkan beberapa di setiap ruangan untuk berjaga jika Tilly mengantuk dan masih tak familiar dengan rumah barunya.Bantal tersebut kosong, dan Elizabeth harus menyimpulkan bahwa kucing tersebut berada di suatu bantal di ruangan lain.Ketika dia menoleh ke arah jam, Elizabeth dapat melihat angka enam tertunjuk di jarum pendeknya, membuatnya tergoda untuk menutup mata dan menyandarkan kepala kembali pada suaminya.Wanita itu tersenyum kecil.Mungkinkah ayah dan kakaknya akan menyadari bagaimana dia hendak melarikan diri?Mungkinkah mereka bertanya-tanya ketika dia tak dapat lagi dihubun
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status