Jay duduk di samping Gave di sofa ruang tengah, napasnya berat, seperti membawa beban yang tak kasat mata. Matanya menatap langit-langit, seakan mencari jawaban di sana sebelum akhirnya berbicara.“Aku baru saja bicara dengan adikmu agar memaafkan Tristan. Tapi, dia hanya diam, tanpa reaksi, seolah setiap kata yang kuucapkan terhempas oleh dinding perasaan yang dingin dan tebal,” ujarnya pelan, nyaris seperti bisikan yang hilang bersama angin.Gave menganggukkan kepalanya dengan pelan, menghela napas panjang. "Ya. Tapi, meskipun Tristan kembali, aku yakin, Revana sudah siap menyambutnya dengan tatapan yang tak lagi sama, mungkin serupa embun pagi yang beku, seperti keteguhan es di tengah musim salju." Suara Gave terdengar seperti kenangan yang nyaris pudar, namun tetap terasa pedih.Jay mengangguk pelan, matanya menyipit dengan sorot perenungan yang dalam. "Kamu benar, Gave. By the way, selama ini, Tristan... dia ditipu oleh Aluna."Alis Gave terangkat tinggi, matanya menyiratkan kein
Last Updated : 2024-11-01 Read more