Home / Rumah Tangga / Istri Tawanan CEO Kejam / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Istri Tawanan CEO Kejam: Chapter 121 - Chapter 130

133 Chapters

Bab 121: Kedatangan Michael

Lampu ruang operasi memang sudah tidak menyala namun keadaan yang di beritahukan dokter menciptakan aura tegang di sepanjang koridor rumah sakit.Tristan telah dipindahkan ke dalam ruang ICU. Gave berdiri dengan tangan bersilang di dada, tubuhnya bersandar pada dinding dingin.Ia menatap lurus ke depan, namun pikirannya melayang, mengulang-ulang kejadian beberapa jam lalu. Suara tembakan, teriakan, dan darah yang membasahi lantai basement masih segar di benaknya.Langkah berat terdengar mendekat. Gave menoleh, dan pandangannya tertuju pada kaki yang mendekat. Gave tertegun melihat siapa yang mendekatinya.Wajah pria itu tampak tegang, meskipun ia berusaha menyembunyikannya di balik ekspresi datar. Pria itu adalah Michael.“Michael?” gumam Gave, suara penuh kehati-hatian. “Ada apa kamu datang ke sini?” tatap permusuhan Gave tajam pada Michael.Michael tidak segera menjawab. Ia berhenti beberapa langkah di depan Gave, matanya mengarah ke pintu ruang operasi. “Bagaimana keadaan Tristan?”
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 122: Siuman

Gave melangkah keluar dari ruang ICU, wajahnya masih tampak lelah. Keadaan Tristan masih kritis, dan harapan semakin menipis seiring dengan detak jam yang terus berjalan. Langkahnya terhenti ketika ia melihat sosok yang begitu dikenal—Revana.Revana berdiri di ujung lorong rumah sakit, matanya merah dan wajahnya pucat, seolah-olah ia telah berlari tanpa henti.Gave bisa melihat ketegangan di wajahnya, dan saat Revana menangkap pandangannya, ia langsung berlari ke arahnya."Kak Gave!" suara Revana bergetar, suaranya serak dan cemas. "Mas Tristan… bagaimana dia?"Gave menatapnya dengan mata yang penuh kelelahan. "Dia masih di ruang ICU. Keadaannya kritis. Kami harus menunggu lebih lama untuk tahu apakah dia bisa bertahan."Revana terdiam sejenak, seolah kata-kata Gave baru saja menghantam dirinya seperti petir. Perlahan, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya, dan tanpa peringatan, tangisnya pun meledak."Kenapa ini terjadi?" tangisnya terdengar begitu pilu. "Kenapa harus Mas Tris
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 123: Beri Aku Kesempatan

Tristan membuka matanya perlahan. Wajahnya masih pucat, selang infus terpasang di lengannya. Gave, dan Revana yang sudah menunggu di ruang rawat dengan cemas, perawat datang untuk memastikan keadaan Tristan stabil.Michael tiba beberapa menit kemudian, langkahnya terburu-buru. Melihat Tristan sudah siuman, ia menarik napas lega. Namun, bayangan masa lalu terus menghantui pikirannya, menciptakan jarak tak terlihat antara dirinya dan kakaknya.“Bagaimana perasaanmu, Tristan?” tanya Gave dengan lembut.“Seperti ditabrak truk,” jawab Tristan lemah, mencoba tersenyum kecil. Tapi tatapan tajamnya langsung tertuju pada Michael, seolah ingin mengatakan sesuatu."Sayang, jangan bicara seperti itu lagi." Revana Menggenggam tangan suaminya seolah takut kehilangan.Michael mendekat, berdiri di sisi ranjang Tristan. "Kamu hampir mati, tapi masih sempat menatapku seperti itu. Apa kamu benar-benar membenciku, Tristan?" Michael memang berkata seperti itu tapi tatap bahagia dan kerinduannya terpancar
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 124: Perhatian Serius dari Revana

Langit malam menggantung kelam Langit malam menggantung kelam tanpa bintang yang menemani Michael berdiri di belakang mobil lapis baja yang diparkir strategis di sudut jalan menuju markas Alfrod.Di sekitarnya anak buah Tristan yang dengan cepat menyiapkan senjata mereka. Louis dengan raut wajah dingin namun tegas berdiri di sampingnya."Kita pastikan tidak ada lagi yang keluar dari sini hidup-hidup kecuali mereka menyerah,” Ujar Louis. Matanya tajam menatap bangunan tua di depan mereka.Michael menghela napas. "Aku tidak ingin terlalu banyak nyawa melayang, Louis. Kita libatkan polisi untuk menangani mereka yang menyerah."Louis mendengus menyandarkan senapan di bahunya. "Kalau kamu mau membiarkan mereka hidup, pastikan mereka tidak lagi mengancam Tristan. Kalau aku sih tidak segan-segan menarik pelatukku! Itu terlalu lama bagiku."Michael menatap Lois dengan ekspresi meyakinkan. "Tujuanku bukan untuk menambah darah di tangan kita, tapi menyelesaikan ini dengan cara yang lebih bijaks
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 125: Jangan Lakukan itu lagi

Tristan tersenyum penuh kemenangan. Dengan hati-hati, ia meraih bayi kecil itu dan meletakkannya di pelukan.Naira menggeliat kecil sebelum kembali tertidur dengan damai. Perasaan hangat menyelimuti dada Tristan. "Aku merindukanmu, Sayang," bisiknya lembut. "Bayiku yang cantik dan manis." Revana tersenyum melihat pemandangan itu, meski ia tetap mengawasi dengan cermat. “Aku akan membuatkan sup untukmu. Jangan coba-coba bergerak dari sini.”“Baiklah. Aku tidak akan pergi ke tempat gym, Sayang.” Tristan menjawab dengan nada bercanda, membuat Revana mendengus kecil sebelum pergi ke dapur.Saat Revana sibuk di dapur, Tristan duduk di tempat tidur sambil berbicara pelan dengan Naira. “Kamu tahu, Nak? Papi akan memastikan dunia ini aman untukmu. Apa pun yang terjadi, kamu tidak perlu takut.”Pintu depan terdengar diketuk, dan beberapa saat kemudian Gave muncul di ambang pintu kamar. "Aku boleh masuk?"&ldq
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 126: Penyesalan Michael

Satu bulan telah berlalu sejak insiden penembakan di kantor Tristan. Kehidupan perlahan kembali seperti biasa.Luka di tubuhnya memang sudah sembuh, tapi Tristan tahu, luka di hatinya dan keluarganya butuh waktu lebih lama untuk pulih.Bagaimanapun Alfrod adalah keluarga dan kini semua berakhir seperti ini. Tristan kadang tidak percaya ini akhir persaudaraan mereka. Kadang rasa sedih sebagai satu dalam ikatan saudara masih saja ada.Pagi itu, suasana di kantor terlihat tenang. Tristan duduk di balik meja kerjanya, menandatangani beberapa dokumen penting.Cahaya matahari menyelinap melalui jendela besar di belakangnya, menciptakan siluet yang menonjolkan ketegasan wajahnya.Pintu ruangannya terbuka perlahan. Michael melangkah masuk dengan ragu-ragu, membawa dua cangkir kopi. "Kupikir kamu butuh ini," katanya pelan, menaruh salah satu cangkir di meja Tristan.Tristan mendongak, tersenyum kecil. “Terima kasih. Duduklah. Apa kabarmu Michae
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 127: Permintaan Maaf Michael

Ruangan kantor terasa hening. Hanya suara jam dinding yang berdetak lembut menemani dua pria itu. Michael duduk di kursi di hadapan Tristan, wajahnya tertunduk dalam, menahan air mata yang sudah menggenang sejak tadi.Tristan baru saja menceritakan detail kejadian yang menimpa Mami karen ulah Alfrod. Sehingga Mami akhirnya menghembuskan nafasnya yang terakhir.Michael tahu tidak ada kebohongan di sana. Semua yang dikisahkan Tristan mendukung bukti yang ia temukan.Sementara itu, Tristan bersandar di kursinya, menatap adiknya dengan tatapan yang sulit diartikan—campuran kasih sayang dan rasa prihatin. Mengenang masa lalu itu begitu pahit dan nyeri bagi mereka berdua.“Michael, semua rasa ingin tahumu sudah terjawab. Bukti kuat sudah kamu dapatkan,” suara Tristan memecah keheningan. Lembut tapi tegas, seperti pelukan yang menenangkan.“Ada yang ingin kuberitahukan padamu. Sesuatu yang selama ini kupendam dan ingin kamu lakukan.”Michael mengangkat wajahnya perlahan, mata merahnya bertem
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Bab 128: Party for You

Pesta itu meriah. Lampu-lampu indah berpendar di seluruh sudut ballroom yang luas, menciptakan atmosfer magis yang terasa seperti sebuah dunia terpisah.Para tamu berdiri, berbincang, dan tertawa, sementara musik lembut mengalun dari panggung, menambah kehangatan suasana.Di tengah keramaian itu, Tristan berdiri di depan mikrofon, mengenakan jas hitam yang sempurna, dengan senyum yang penuh kasih sayang untuk satu orang yang paling ia cintai di dunia ini—Revana.“Selamat malam semuanya,” suara Tristan menggema, menyentuh hati setiap orang yang mendengarnya Anggukan tamu undangan menjawab sapa Tristan. “Terima kasih telah hadir di acara spesial kami malam ini. Hari ini, aku dan Revana merayakan dua tahun yang penuh kebahagiaan, dan aku ingin berbagi sedikit cerita dengan kalian semua.”Revana berdiri di sampingnya, wajahnya terlihat begitu cantik dengan gaun merah yang berkilau, rambut panjangnya yang tertata rapi menambah pesona.Matanya memandang Tristan penuh cinta, seolah tidak p
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Bab 129: Holiday Time!

Pantai itu tampak indah dengan pasir putih yang membentang luas, dipadu dengan air laut yang berkilauan di bawah sinar matahari.Ombak datang bergulung-gulung, menghantam bibir pantai, menciptakan suara gemuruh yang menenangkan.Di tengah pemandangan yang menakjubkan itu, Tristan, dengan wajah lelah, berlari mengejar seorang gadis kecil yang tak kenal lelah, Naira.Matanya yang penuh kegembiraan dan keceriaan, tak bisa berhenti berlari di sepanjang garis pantai, membiarkan pasir menempel pada kaki telanjang kecilnya."Naira! Jangan lari ke sana, sayang!" seru Tristan dengan napas terengah-engah, mencoba mengejar anaknya yang semakin menjauh.Namun Naira justru tertawa riang, melangkah lebih cepat, seolah menikmati kebebasannya yang tidak terbatas.Dengan senyum penuh ceria, dia menoleh sebentar untuk melihat ayahnya, seolah mengatakan, "Kejar aku, Papi!" Lalu, tanpa peringatan, dia berlari lagi, menari-nari di tepi laut, membiarkan ombak menerjang kakinya yang mungil.Tristan tersenyu
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Bab 130: Kejutan untuk Suami

Revana menatap suaminya dengan mata berkaca-kaca. Semua pengorbanan, semua perjuangan yang mereka lakukan, kini membuahkan hasil yang indah.Mereka bukan hanya pasangan, tapi juga sahabat sejati, yang saling mendukung dalam segala hal. Mereka telah melewati masa-masa sulit, dan kini mereka bisa menikmati momen-momen indah ini bersama.Ketika Naira kembali berlari ke arah mereka, wajahnya dipenuhi kegembiraan yang tak terbendung, Revana dan Tristan saling berpandangan, dan senyum lebar pun terukir di wajah mereka.Mereka tahu, kebahagiaan ini adalah hasil dari cinta yang telah tumbuh dalam hati mereka, dari segala perjuangan yang mereka lakukan bersama.Pada saat itulah, Revana merasakan kebahagiaan yang sejati, sebuah kebahagiaan yang tak terduga.Cinta yang dulu hanya dimulai dari keinginan sementara, kini berubah menjadi sebuah ikatan yang tak terpisahkan. Dalam pelukan keluarga kecil mereka, Revana merasa dunia ini penuh dengan kemungkinan yang tak terbatas.Dan dengan suara gelak
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more
PREV
1
...
91011121314
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status