Beranda / CEO / Istri Buat Om Duda / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab Istri Buat Om Duda: Bab 21 - Bab 30

56 Bab

Bab 21 Sahabat

Suatu siang yang lengang di kantor, Aisyah mengajak Lintang untuk mengobrol sejenak di sudut kafetaria yang sedikit tersembunyi. Ada yang hendak dibicarakannya dengan Lintang."Ada apa, Ais? Kau sepertinya ingin mengutarakan sesuatu," tanya Lintang begitu mereka berdua duduk berhadapan.Aisyah menghela napas panjang sebelum membuka suara. "Sejujurnya, aku sangat prihatin melihat apa yang kau alami belakangan ini, Lintang.""Gosip-gosip yang beredar, hinaan dari orang-orang tidak tahu diri seperti Viona itu... Aku tidak habis pikir kenapa mereka bisa seenaknya mengusik kehidupan pribadimu."Lintang tersenyum kecil mendengar curahan hati Aisyah. "Sudahlah, Ais. Mereka hanya sedang ingin merasakan sedikit sensasi dengan menggosipkan kehidupan orang lain.""Tapi tetap saja, Lin! Itu sudah terlalu keterlaluan!" Aisyah berkeras dengan nada menyesal. "Maafkan aku yang tidak bisa banyak membantumu menghadapi mereka."Lintang menggenggam tangan sahabatnya itu dengan erat. "Ais, dengarkan aku.
Baca selengkapnya

Bab 22 Malam Minggu Bertiga

Kayla mau kita pergi ke mana hari ini?" tanya Lintang lembut sambil mengikat tali sepatu Kayla yang selalu tak sabaran.Mata Kayla berbinar penuh semangat. "Um, Kayla mau ke taman bermain! Kita main ayunan dan perosotan ya, Pa, Tante Lin?"Arya tersenyum melihat putri semata wayangnya begitu ceria. "Baiklah, Putriku. Hari ini kita habiskan bersama-sama di taman bermain!"Mendengar kata "taman bermain", Kayla bersorak girang sambil melompat-lompat bahagia. Sementara Lintang memandang Arya dengan senyum lembut terkagum. Betapa dia merasa begitu beruntung dapat menyaksikan kehangatan ayah-anak seperti ini.Tak berapa lama, keluarga bahagia itu pun berangkat menuju taman bermain terdekat. Di sana, tawa riang dan canda menghiasi setiap sudut langkah mereka. Kayla tak henti-hentinya berlari kesana-kemari, menarik tangan Arya dan Lintang untuk menemaninya mencoba setiap wahana permainan."Ayo, Pa, Tante Lin! Kayla mau main perosotan!" Kayla menarik lengan mereka penuh semangat.Lintang terke
Baca selengkapnya

Bab 23 Kayla Memanggil Lintang "Mama"

Hubungan antara Lintang dan Kayla kian hari semakin akrab dan erat. Keduanya bagaikan ibu dan anak yang sesungguhnya. Lintang selalu menyempatkan diri untuk meluangkan waktu berkualitas bersama si kecil Kayla di sela kesibukannya bekerja.Terkadang mereka menghabiskan waktu dengan menonton film kartun favorit Kayla sambil bergelung di sofa. Di lain waktu, Lintang akan mengajari Kayla membaca buku-buku cerita atau bermain masak-masakan. Tanpa disadari, ikatan batin mereka terjalin kian erat dan kuat.Suatu hari di penghujung musim semi, Lintang mengajak Kayla berjalan-jalan di taman kota. Mereka menikmati semilir angin yang membelai lembut serta hamparan bungai bermekaran di sepanjang jalan setapak."Kayla senang sekali hari ini, Tan Lin," celoteh Kayla riang sambil memeluk sebuah boneka beruang besar hadiah dari Lintang.Lintang tersenyum lebar mendengar panggilan sayang yang begitu akrab itu. Dia lalu berjongkok di hadapan Kayla, menyamakan tinggi mereka."Tante Lin juga sangat senan
Baca selengkapnya

Bab 24 Air Mata Lintang

Musim semi tahun itu terasa begitu indah dan membahagiakan bagi keluarga kecil Arya, Lintang, dan Kayla. Setelah berbagai badai yang mereka lalui, kini mereka dapat mengecap kebahagiaannya dengan lebih berharga.Namun di balik kebahagiaan itu, ada satu hal yang terus mengganjal hati Lintang. Dia belum mendapatkan restu sepenuhnya dari kedua orang tua Arya untuk menjalani hubungan mereka.Sejak awal, orang tua Arya memang tidak menyetujui hubungan Arya dengan Lintang. Selain karena status Arya sebagai duda beranak satu, mereka juga merasa ada perbedaan usia dan latar belakang yang cukup kontras antara Lintang dan Arya.Lintang sendiri berusaha untuk tidak terlalu memikirkannya dan memahami keberatan orang tua Arya. Namun tetap saja terselip rasa tak nyaman dalam hatinya setiap kali berhubungan dengan mertuanya itu.Hingga pada suatu malam setelah kepulangan Arya dari menghadiri acara keluarga besar di rumah orang tuanya, Lintang tak bisa lagi menahan beban di pundaknya. Dia menceritaka
Baca selengkapnya

Bab 25 Sidang Hak Asuh Pertama

Arya, Lintang, dan Kayla berjalan beriringan dengan langkah-langkah berat menuju gedung pengadilan. Hari ini adalah hari yang mereka tunggu sekaligus hindari, sidang pertama terkait hak asuh atas Kayla.Dian, mantan istri Arya, mengajukan gugatan untuk mendapatkan hak asuh penuh atas Kayla. Dia merasa Arya sudah tidak layak menjadi orang tua tunggal setelah membawa Lintang masuk dalam kehidupan mereka.Tentu saja hal itu memicu amarah dan kepedihan mendalam bagi Arya. Bagaimana mungkin Dian menuduhnya seperti itu setelah berpisah secara sepihak dan tanpa alasan jelas?Namun daripada menyalurkan emosinya, Arya lebih memilih fokus pada upaya mempertahankan Kayla di sisinya. Dia tak ingin kehilangan putri semata wayangnya itu. Apalagi setelah Lintang hadir di kehidupan mereka dan memberi warna baru dalam keluarga kecil mereka."Papa, apakah kita akan menang di pengadilan nanti?" tanya Kayla polos sembari menggenggam tangan Ayah dan Lintang dengan kedua tangan mungilnya."Tentu saja, Saya
Baca selengkapnya

Bab 26 Kesaksian Lintang

Udara di dalam ruang sidang terasa pengap dan menegangkan. Lintang duduk di kursi saksi dengan tegang, merasakan tatapan menusuk dari Dian dan pengacaranya. Dia menarik nafas panjang sebelum mengucapkan sumpah untuk bersaksi dengan jujur."Nona Lintang," pengacara Dian memulai dengan nada sinis. "Bisakah Anda jelaskan hubungan Anda dengan Tuan Arya dan putrinya, Kayla?"Lintang menatap lurus ke depan dengan sorot mata mantap. "Saya menjalin hubungan sebagai kekasih dengan Tuan Arya selama sembilan bulan terakhir. Meski belum resmi menikah, saya sudah menganggap Kayla seperti anak saya sendiri.""Lantas, apa motivasi Anda mendekati seorang duda beranak satu seperti Tuan Arya?" Tanya pengacara itu dengan nada menuduh.Lintang tidak gentar. "Motivasi saya sederhana, saya mencintai Arya dan Kayla sepenuh hati. Tidak ada maksud tersembunyi selain ingin menjadi bagian dari kehidupan mereka."Pengacara itu mendecih meremehkan. "Bukankah Anda seorang wanita karir yang sukanya berpesta dan ber
Baca selengkapnya

Bab 27 Dian dan Pacar Barunya

Beberapa hari setelah persidangan di mana Lintang memberi kesaksian, Arya mendapat kabar tak terduga dari pengacaranya. Rupanya, Dian - mantan istrinya, telah memiliki kekasih baru. Seorang pria mapan dengan kekayaan berlimpah dan koneksi yang luas.Tentu saja berita ini menimbulkan kekhawatiran baru di benak Arya dan Lintang. Sebuah tamparan keras yang mengingatkan, bahwa pertempuran mereka belum juga usai."Apa menurutmu ini hanya langkah taktis Dian untuk memperkuat posisinya di persidangan?" tanya Lintang skeptis ketika membahas situasi ini dengan Arya.Arya menghembuskan napas panjang. "Entahlah, Sayang. Yang jelas, kehadiran pria kaya itu di sisinya akan membuat pengadilan memandang lebih baik status sosial dan finansial Dian saat ini.""Jadi dengan kata lain, kesempatan Kayla untuk tetap bersamamu semakin berkurang?" Lintang menatap Arya dengan sorot khawatir.Arya mengangguk lesu. "Sepertinya begitu. Tapi aku tak akan menyerah, Lintang. Kayla adalah putri kandungku satu-satuny
Baca selengkapnya

Bab 28 Kayla Memilih Tinggal dengan Papanya

Hari yang dinanti-nantikan tiba. Hari di mana Kayla akan diminta untuk memberikan kesaksian di depan pengadilan mengenai pilihannya - ingin tinggal dengan ayah atau ibunya. Momen krusial yang akan sangat menentukan arah persidangan.Arya duduk di ruang tunggu dengan jantung berdebar kencang. Keringat dingin membasahi pelipisnya saat membayangkan Kayla harus menghadapi situasi menegangkan seperti itu. Lintang yang duduk di sampingnya menggenggam erat tangannya, mencoba memberi kekuatan."Tenanglah, Arya. Percayalah pada Kayla," bisik Lintang menenangkan.Arya mengangguk kaku, namun ketegangan masih terpancar jelas di wajahnya. Lintang menyadari bahwa kekasihnya dilanda kecemasan luar biasa. Melihat putri semata wayangnya harus dijejalkan ke dalam realita persidangan adalah hal terakhir yang diinginkan seorang ayah.Akhirnya nama Kayla dipanggil. Gadis kecil itu berjalan lurus ke arah kursi saksi dengan langkah tegap, meski sorot matanya tak bisa menyembunyikan rasa gugup dan takut.Hak
Baca selengkapnya

Bab 29 Pesta Kecil

Setelah melalui rentetan persidangan yang melelahkan fisik dan mental, akhirnya pengadilan memutuskan untuk memberikan hak asuh penuh atas Kayla kepada Arya. Ini adalah kemenangan besar bagi keluarga kecil mereka.Untuk merayakan momen bersejarah itu, Arya dan Lintang merencanakan sebuah pesta kecil-kecilan di rumah baru mereka. Hanya dihadiri oleh orang-orang terdekat, namun syarat akan kebahagiaan dan rasa syukur yang meluap.Ketika pesta berlangsung, Kayla tampak begitu riang berlarian di sekitar taman halaman rumah. Wajahnya berseri-seri, seakan beban seluruh persoalan hak asuh telah diangkat dari pundak kecilnya."Mama, Mama! Lihat Kayla bisa melempar bola lebih jauh dari Papa!" Dia berseru riang sembari membuat Arya terkekeh geli.Lintang yang tengah mempersiapkan hidangan di meja tamu, menggeleng-gelengkan kepala menyaksikan tingkah laku jenaka Kayla."Pelan-pelan saja lemparannya, Sayang. Nanti Papa bisa kena lemparan bolanya," tegur Lintang dengan nada lembut namun tetap tega
Baca selengkapnya

Bab 30 Lamaran di Bawah Deras Hujan

Setelah pesta kecil kemenangan mereka, cuaca di kota Jakarta mendadak mendung dan hujan lebat mengguyur sejak sore hari. Arya yang baru saja pulang kerja disambut dengan pemandangan Lintang dan Kayla bermain hujan-hujanan di halaman depan."Ayo, Papa! Ayo main hujan-hujanan sama kita!" Kayla melambai riang begitu melihat Arya muncul dari balik pintu.Melihat senyum ceria di wajah putri dan kekasih hatinya, Arya tak kuasa menahan senyum. Dia pun menanggalkan jas dan dasinya, membuka dua kancing teratas kemejanya, lalu berlari menghampiri Lintang dan Kayla.Ketiganya tergelak bahagia sambil saling memercikkan air ke wajah satu sama lain. Tawa riang membahana, seolah mengalahkan gemuruh hujan yang mengguyur tubuh mereka."Wah, wah, ternyata Papa Arya bisa liar juga ya main hujan-hujanan begini?" goda Lintang dengan senyum menggoda.Arya tertawa lepas. "Tentu saja! Apapun akan Papa lakukan untuk membuat dua bidadari tercinta Papa tersenyum bahagia seperti ini."Sejenak, mereka saling berp
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status