Beranda / CEO / Istri Buat Om Duda / Bab 31 - Bab 40

Semua Bab Istri Buat Om Duda: Bab 31 - Bab 40

56 Bab

Bab 31 Cincin dari Toko Antik

Setelah momen lamaran indah itu, Arya dan Lintang sepakat untuk mempersiapkan pernikahan mereka dengan khidmat dan penuh kehangatan keluarga. Salah satu agenda penting yang harus mereka urus adalah mencari cincin pernikahan yang istimewa.Pada akhir pekan berikutnya, Arya yang ditemani Kayla, memutuskan untuk mengajak Lintang berkeliling mencari cincin pernikahan impian mereka."Mama Lintang suka yang seperti apa? Papa ingin membelikan cincin paling spesial untuk calon istri Papa yang cantik ini," ujar Arya dengan nada jenaka sembari mengacak rambut Lintang dengan gemas.Lintang terkekeh geli. "Jangan terlalu berlebihan, Arya. Yang terpenting, asal cincin itu melambangkan ikatan cinta kita yang abadi."Setelah berkeliling mengunjungi beberapa toko perhiasan, baik modern maupun klasik, pilihan Lintang akhirnya jatuh pada sebuah toko antik yang menjajakan perhiasan-perhiasan kuno dengan segudang sejarah di baliknya."Toko ini sepertinya sangat kuno dan bersejarah. Aku penasaran dengan k
Baca selengkapnya

Bab 32 Restu yang Tertunda

Setelah menemukan cincin pernikahan yang begitu istimewa, Arya dan Lintang tengah disibukkan dengan mempersiapkan rangkaian acara pernikahan mereka. Salah satu agenda penting yang harus mereka lalui adalah meminta restu dari kedua orang tua Lintang.Lintang mengajak Arya dan Kayla untuk makan malam di rumah orangtuanya pada akhir pekan. Sudah lama Arya tidak bertemu dengan calon mertua itu sejak insiden penentangan mereka di awal hubungan dengan Lintang."Aku harap Mama dan Papa bisa menerima Arya dengan lapang dada kali ini," gumam Lintang pada Arya di perjalanan menuju rumah orangtuanya.Arya tersenyum teduh sambil menggenggam erat tangan Lintang. "Tenanglah, Sayang. Apapun yang terjadi nanti, aku akan selalu berada di pihakmu."Sesampainya di sana, Lintang, Arya dan Kayla disambut dengan wajah masam kedua orang tua Lintang. Rupanya, mereka masih memendam ketidaksukaan pada Arya yang berstatus duda itu."Jadi kapan kalian berencana menikah?" sang ayah memulai percakapan dengan nada
Baca selengkapnya

Bab 33 Persiapan Pernikahan Sederhana

Ketika mereka tak mendapat restu dari orang tua Lintang, Arya dan Lintang memutuskan untuk tetap melangsungkan pernikahan mereka. Walau tanpa restu, cinta yang membara di dada mereka jauh lebih berharga untuk diperjuangkan.Memutuskan untuk menggelar pesta pernikahan sederhana, mereka memanfaatkan bulan-bulan persiapan itu dengan merayakannya sebagai keluarga kecil yang bahagia."Kayla, menurutmu gaun pengantin seperti apa yang akan membuat Mama Lintang terlihat cantik saat menikah nanti?" Arya bertanya pada putrinya suatu sore saat mereka bersantai di teras belakang.Kayla mengetuk-ngetuk jari di dagu dengan gestur berpikir keras. "Hmm.. Menurut Kayla, Mama Lintang akan terlihat paling cantik dengan gaun putih selutut yang sederhana, tapi penuh renda dan bunga-bunga!"Lintang yang mendengarnya dari balik pintu hanya bisa tersenyum gemas. "Renda dan bunga ya? Baiklah, Mama akan coba mencarinya nanti," gumamnya pelan.Keesokan harinya, Lintang mengajak Kayla untuk melihat-lihat gaun pe
Baca selengkapnya

Bab 34 Kayla sebagai Pengiring Pengantin

Hari yang dinanti pun tiba. Matahari memancarkan sinarnya yang hangat, seakan turut memberkahi upacara sakral yang akan berlangsung. Arya, Lintang dan Kayla telah tiba di area pernikahan sederhana yang telah mereka persiapkan dengan susah payah. Meski acara berlangsung di sebuah villa pedesaan kecil yang asri, pesona cinta dan kebahagiaan seakan terpancar di setiap sudutnya.Lintang telah mengenakan gaun pengantin putih selututnya yang dihiasi renda dan sulaman bunga-bunga cantik. Rambutnya tergerai indah dihiasi mahkota bunga kiriman Kayla, membuat penampilannya seperti putri dalam dongeng. Di sisi lain, Arya tampak begitu gagah dalam balutan jas putih dengan aksen pita biru lembut, layaknya seorang pangeran idaman.Keduanya memancarkan aura bahagia yang terpancar dari senyum dan tatapan mata mereka. Namun ada satu orang lagi yang kehadirannya memancarkan pancaran kebahagiaan dan kehangatan terindah di momen ini, yaitu Kayla.Sang putri kecil cantik itu tampak menggemaskan dalam balu
Baca selengkapnya

Bab 35 "Aku Terima", di Bawah Pohon kenanga

Suasana sore hari itu begitu khidmat dan memesona. Mentari keemasan menyinari sebuah taman kecil nan asri di pekarangan sebuah rumah mungil. Tepat di bawah sebatang pohon kenanga tua yang meranggas, sebuah upacara sakral tengah berlangsung.Arya dan Lintang berdiri berhadap-hadapan dengan tangan saling bertautan erat. Pakaian resmi nan apik memancarkan aura kebahagiaan yang memancar dari setiap sudut tubuh mereka. Di sekeliling mereka, para undangan duduk membentuk lingkaran menyaksikan momen sakral ini.Seorang pemuka agama dengan ramah membacakan rangkaian ayat-ayat suci tentang pernikahan yang merupakan sebuah ikatan suci dan mulia. Setiap untaian kalimat yang disampaikan meresap ke dalam relung hati setiap orang yang hadir, seolah memberi energi positif.Setelah ayat-ayat itu selesai dibacakan, sang pemuka agama memandang Arya dan Lintang dengan senyum bijaksana."Arya dan Lintang, hari ini kalian berdiri di hadapan Tuhan dan seluruh saudara seiman kita untuk melanjutkan ikatan ci
Baca selengkapnya

Bab 36 Bulan Madu Keluarga di Bali

Pantai Seminyak yang eksotis menjadi saksi bisu dari kemesraan keluarga kecil bahagia itu. Arya dan Lintang berjalan bergandengan tangan dengan Kayla yang berlari-lari kecil mendahului mereka. Sesekali sang putri kecil itu menghampiri peraputannya untuk menunjukkan kerang atau batu laut yang ditemukannya."Papa, Mama, lihat! Kayla temukan kerang yang warnanya seperti pelangi!" seru Kayla riang sambil menunjukkan temuannya pada kedua orangtuanya.Lintang tersenyum lembut lalu mengusap puncak kepala putrinya dengan sayang. "Wah, kerang itu sangat indah, Sayang. Boleh Mama simpan kerang cantik itu untuk dibuat kalung?"Kayla mengangguk antusias, lalu kembali berlarian di sepanjang bibir pantai dengan riangnya. Membiarkan bunyi deburan ombak dan tawa riangnya mengisi momen kebersamaan keluarga bahagia itu.Melihat tingkah laku Kayla, Arya merangkul pinggang Lintang dengan gestur mesra. Matanya memancarkan kehangatan dan rasa syukur yang mendalam."Terima kasih sudah membuat bulan madu kel
Baca selengkapnya

Bab 37

Selepas menjalani bulan madu keluarga yang membahagiakan di Bali, Arya, Lintang, dan Kayla kembali memulai lembaran baru dalam kehidupan mereka di kota Jakarta. Namun kali ini, ada secercah harapan dan impian yang membuat mereka begitu bersemangat menatap hari esok.Impian untuk membangun sebuah rumah idaman. Sebuah rumah yang tidak hanya sekedar tempat tinggal, tetapi lebih dari itu, sebuah representasi dari kehangatan dan kebahagiaan keluarga utuh yang mereka rindukan selama ini.Arya sebagai seorang arsitek handal tentu saja sangat antusias dengan proyek ini. Ide-ide kreatif membanjiri benaknya begitu dia mulai menggambar sketsa desain awal rumah impian untuk keluarga kecilnya. Sebuah rumah yang tidak terlalu mewah namun tetap asri, nyaman, dan didesain khusus dengan menyisipkan nuansa yang mencerminkan dirinya, Lintang dan Kayla di setiap sudutnya."Aku ingin rumah kita memiliki taman yang luas, Sayang. Tempat di mana Kayla bisa bermain dan kita bisa menghabiskan waktu bersama den
Baca selengkapnya

Bab 38

Beberapa bulan setelah keluarga bahagia itu menempati rumah impian mereka, sebuah kebahagiaan lain datang menghampiri. Sebuah kebahagiaan yang selama ini dinanti-nantikan oleh Arya dan Lintang sebagai penyempurna ikatan cinta mereka. Suatu pagi, Lintang terbangun dengan rasa mual yang amat sangat. Kondisi yang tidak biasa itu membuatnya terpaksa berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Sejak saat itulah, kecurigaan mulai timbul di benak Lintang. "Mustahil... Apakah ini pertanda yang selama ini kami tunggu?" gumamnya seusai mencuci mukanya yang sedikit pucat. Dengan hati-hati, dia pun menyelinap keluar dari kamar tidurnya. Berusaha tidak mengusik Arya maupun Kayla yang masih tertidur lelap. Setibanya di dapur, Lintang meracik segelas teh hangat untuk menenangkan perasaannya yang sedikit kalut. Rupanya, Arya yang memiliki insting kuat sebagai seorang kepala keluarga, menyadari keabsenan sang istri. Lelaki itu pun turun ke bawah dan mendapati Lintang tengah duduk mel
Baca selengkapnya

Bab 39

Kelahiran adik bayinya membawa kegembiraan tak terkira bagi Kayla. Gadis kecil itu sudah lama menanti-nantikan momen spesial ini, di mana dirinya resmi menjadi seorang kakak.Sejak kecil, Kayla selalu merasa kesepian sebagai anak tunggal. Ayah dan ibunya yang sibuk bekerja membuatnya jarang memiliki teman bermain di rumah. Maka saat Lintang memberitahunya akan segera memiliki adik bayi, Kayla langsung bersorak girang."Yes! Akhirnya aku punya teman bermain di rumah!" serunya antusias kala itu.Menggemaskan memang, Kayla memiliki cara pandang yang begitu polos. Namun di balik itu, terkandung pula harapan tulusnya untuk segera memiliki kerabat yang menemani hari-harinya yang terkadang sepi.Selama masa kehamilan Lintang, Kayla sudah belajar bagaimana menjadi kakak yang baik dari buku-buku dan video di internet. Mulai dari cara mengajak adik bayi bermain, membacakan dongeng, hingga sekedar menemani si kecil tertawa dan tersenyum."Nanti kalau Adik sudah besar, kita bisa main sama-sama la
Baca selengkapnya

Bab 40

Suasana di kediaman keluarga Arya dan Lintang tengah hening dan khidmat di suatu sore yang cerah. Kayla dan adik lelakinya tengah asyik bermain di teras rumah sementara Arya dan Lintang mengawasi mereka dari dalam sambil menikmati secangkir teh hangat.Tak disangka, ketenangan itu tiba-tiba terganggu oleh bunyi bel pintu yang berdering nyaring. Lintang mengernyitkan dahi heran, pasalnya mereka tidak mengharapkan kedatangan tamu hari itu."Biar aku yang buka, Sayang," ujar Arya sambil beranjak dari sofa ruang keluarga.Namun alangkah terkejutnya Arya ketika membuka pintu dan mendapati sesosok wanita berdiri di depan pintu rumahnya. Wajah yang begitu dikenalnya, wajah Dian - mantan istrinya."D-Dian? Ada apa kau ke mari?" tanya Arya dengan nada terkejut bercampur keheranan.Dian tampak salah tingkah dan gelisah. Wanita itu menunduk sejenak sebelum akhirnya menatap Arya dengan sorot mata penuh penyesalan."Arya, aku... aku datang untuk minta maaf padamu, Lintang dan juga... Kayla."Mende
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status