Pantai Seminyak yang eksotis menjadi saksi bisu dari kemesraan keluarga kecil bahagia itu. Arya dan Lintang berjalan bergandengan tangan dengan Kayla yang berlari-lari kecil mendahului mereka. Sesekali sang putri kecil itu menghampiri peraputannya untuk menunjukkan kerang atau batu laut yang ditemukannya."Papa, Mama, lihat! Kayla temukan kerang yang warnanya seperti pelangi!" seru Kayla riang sambil menunjukkan temuannya pada kedua orangtuanya.Lintang tersenyum lembut lalu mengusap puncak kepala putrinya dengan sayang. "Wah, kerang itu sangat indah, Sayang. Boleh Mama simpan kerang cantik itu untuk dibuat kalung?"Kayla mengangguk antusias, lalu kembali berlarian di sepanjang bibir pantai dengan riangnya. Membiarkan bunyi deburan ombak dan tawa riangnya mengisi momen kebersamaan keluarga bahagia itu.Melihat tingkah laku Kayla, Arya merangkul pinggang Lintang dengan gestur mesra. Matanya memancarkan kehangatan dan rasa syukur yang mendalam."Terima kasih sudah membuat bulan madu kel
Selepas menjalani bulan madu keluarga yang membahagiakan di Bali, Arya, Lintang, dan Kayla kembali memulai lembaran baru dalam kehidupan mereka di kota Jakarta. Namun kali ini, ada secercah harapan dan impian yang membuat mereka begitu bersemangat menatap hari esok.Impian untuk membangun sebuah rumah idaman. Sebuah rumah yang tidak hanya sekedar tempat tinggal, tetapi lebih dari itu, sebuah representasi dari kehangatan dan kebahagiaan keluarga utuh yang mereka rindukan selama ini.Arya sebagai seorang arsitek handal tentu saja sangat antusias dengan proyek ini. Ide-ide kreatif membanjiri benaknya begitu dia mulai menggambar sketsa desain awal rumah impian untuk keluarga kecilnya. Sebuah rumah yang tidak terlalu mewah namun tetap asri, nyaman, dan didesain khusus dengan menyisipkan nuansa yang mencerminkan dirinya, Lintang dan Kayla di setiap sudutnya."Aku ingin rumah kita memiliki taman yang luas, Sayang. Tempat di mana Kayla bisa bermain dan kita bisa menghabiskan waktu bersama den
Beberapa bulan setelah keluarga bahagia itu menempati rumah impian mereka, sebuah kebahagiaan lain datang menghampiri. Sebuah kebahagiaan yang selama ini dinanti-nantikan oleh Arya dan Lintang sebagai penyempurna ikatan cinta mereka. Suatu pagi, Lintang terbangun dengan rasa mual yang amat sangat. Kondisi yang tidak biasa itu membuatnya terpaksa berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Sejak saat itulah, kecurigaan mulai timbul di benak Lintang. "Mustahil... Apakah ini pertanda yang selama ini kami tunggu?" gumamnya seusai mencuci mukanya yang sedikit pucat. Dengan hati-hati, dia pun menyelinap keluar dari kamar tidurnya. Berusaha tidak mengusik Arya maupun Kayla yang masih tertidur lelap. Setibanya di dapur, Lintang meracik segelas teh hangat untuk menenangkan perasaannya yang sedikit kalut. Rupanya, Arya yang memiliki insting kuat sebagai seorang kepala keluarga, menyadari keabsenan sang istri. Lelaki itu pun turun ke bawah dan mendapati Lintang tengah duduk mel
Kelahiran adik bayinya membawa kegembiraan tak terkira bagi Kayla. Gadis kecil itu sudah lama menanti-nantikan momen spesial ini, di mana dirinya resmi menjadi seorang kakak.Sejak kecil, Kayla selalu merasa kesepian sebagai anak tunggal. Ayah dan ibunya yang sibuk bekerja membuatnya jarang memiliki teman bermain di rumah. Maka saat Lintang memberitahunya akan segera memiliki adik bayi, Kayla langsung bersorak girang."Yes! Akhirnya aku punya teman bermain di rumah!" serunya antusias kala itu.Menggemaskan memang, Kayla memiliki cara pandang yang begitu polos. Namun di balik itu, terkandung pula harapan tulusnya untuk segera memiliki kerabat yang menemani hari-harinya yang terkadang sepi.Selama masa kehamilan Lintang, Kayla sudah belajar bagaimana menjadi kakak yang baik dari buku-buku dan video di internet. Mulai dari cara mengajak adik bayi bermain, membacakan dongeng, hingga sekedar menemani si kecil tertawa dan tersenyum."Nanti kalau Adik sudah besar, kita bisa main sama-sama la
Suasana di kediaman keluarga Arya dan Lintang tengah hening dan khidmat di suatu sore yang cerah. Kayla dan adik lelakinya tengah asyik bermain di teras rumah sementara Arya dan Lintang mengawasi mereka dari dalam sambil menikmati secangkir teh hangat.Tak disangka, ketenangan itu tiba-tiba terganggu oleh bunyi bel pintu yang berdering nyaring. Lintang mengernyitkan dahi heran, pasalnya mereka tidak mengharapkan kedatangan tamu hari itu."Biar aku yang buka, Sayang," ujar Arya sambil beranjak dari sofa ruang keluarga.Namun alangkah terkejutnya Arya ketika membuka pintu dan mendapati sesosok wanita berdiri di depan pintu rumahnya. Wajah yang begitu dikenalnya, wajah Dian - mantan istrinya."D-Dian? Ada apa kau ke mari?" tanya Arya dengan nada terkejut bercampur keheranan.Dian tampak salah tingkah dan gelisah. Wanita itu menunduk sejenak sebelum akhirnya menatap Arya dengan sorot mata penuh penyesalan."Arya, aku... aku datang untuk minta maaf padamu, Lintang dan juga... Kayla."Mende
Bab 41 : Memaafkan demi KaylaSuasana hening melingkupi ruang keluarga di kediaman Arya dan Lintang. Keduanya duduk berhadapan dengan Dian, mantan istri Arya, yang baru saja memohon maaf atas kesalahannya di masa lalu.Meski telah menyakiti keluarga ini, Dian berharap mendapat satu kesempatan lagi untuk membangun hubungan dengan putri semata wayangnya, Kayla. Demi kebahagiaan sang buah hati.Arya menatap lekat wajah Dian yang tampak menyesal. Hatinya berkecamuk, menimbang apakah pantas memberi maaf atau tidak setelah semua yang terjadi. Namun satu hal yang pasti, mereka harus memikirkan kebahagiaan Kayla lebih dari apapun."Dian, kau benar-benar menyakiti kami semua di masa lalu," ujar Arya akhirnya setelah menghela napas panjang.Dian hanya dapat menundukkan kepala dengan sorot penuh penyesalan di matanya. Tetesan air mata mulai mengalir di pipinya yang tirus."Aku tahu, Arya... Aku begitu buta oleh keegoisan hingga melupakan tanggung jawabku sebagai seorang ibu. Aku menyesal, sunggu
Pagi itu, suasana di kediaman keluarga Arya dan Lintang sudah terasa berbeda. Ada seutas kegembiraan yang melingkupi seluruh sudut rumah mereka. Bagaimana tidak, hari ini adalah hari yang dinanti sejak beberapa bulan terakhir - hari kelahiran putra kecil mereka!Kayla yang baru terbangun dari tidurnya segera disambut oleh riuh kegembiraan. Dian, sang ibu, menyambutnya dengan pelukan erat disertai kecupan sayang di pipi gadis cilik itu."Selamat pagi, Putriku Sayang! Hari ini adalah hari istimewa untuk kita semua!" seru Dian dengan nada riang.Kayla yang masih setengah mengantuk hanya mampu mengernyitkan alisnya bingung. "Hari istimewa? Memangnya ada apa, Bu?"Dian tertawa riang lalu menggandeng putrinya menuju ruang keluarga. Di sana, Arya dan Lintang sudah menanti dengan senyum lebar terkembang di wajah lelah namun bahagia mereka."Hari ini adik kecilmu akan lahir ke dunia, Kayla! Kita akan segera menyambut kehadiran anggota baru dalam keluarga kita," jelas Arya sambil memeluk Kayla
Kehadiran Ananda di tengah-tengah keluarga seakan membawa siraman kebahagiaan tiada tara. Terutama bagi Kayla yang sejak awal memang sangat menantikan kedatangan sang adik.Gadis cilik itu seringkali menghabiskan berjam-jam lamanya hanya untuk bermain dan menemani Ananda di setiap waktu luangnya. Kayla seakan menjadi kakak terhebat yang bisa dimiliki oleh seorang adik."Kakak akan terus menemani Adik bermain dari pagi sampai malam! Kita tidak akan terpisahkan lagi," celoteh Kayla riang pada Ananda yang terbaring menggeliat lucu di sampingnya.Betapa bahagianya melihat Kayla dan Ananda bisa seakrab itu. Arya dan Lintang bahkan sering termangu terharu mengamati keakraban kedua buah hati mereka dari kejauhan."Perhatikan keduanya, Sayang. Mereka begitu saling menyayangi meski berbeda usia dan jenis kelamin," ujar Arya suatu ketika.Lintang mengangguk sambil tersenyum haru. "Benar, Sayang. Ikatan batin mereka begitu kuat dan tulus. Semoga saja keharmonisan ini tetap terjaga sampai mereka