Semua Bab Terjebak Hasrat CEO Otoriter : Bab 11 - Bab 20

37 Bab

11.Pesta

Tiga hari kemudian, Mansion Maximillan "Anne, Anakku. Terima kasih banyak, Sayang. Panti asuhannya tidak jadi digusur. Pihak bank kembali menyerahkan surat tanahnya kepada Mom." "Ah, sungguh? Anne ikut senang, Mom." Anastasia menahan tangisannya. Setelah mengatakan itu, dia langsung membekap mulutnya rapat-rapat agar suara pilu itu tidak terdengar oleh orang yang saat ini jadi teman teleponannya. "Iya, Mom dan adik-adikmu sangat-sangat senang. Terima kasih juga karena kamu sudah meminta beberapa orang konstruksi bangunan datang untuk memperbaiki kondisi panti. Mom yakin semua ini juga pasti darimu, 'kan?" Anastasia yang mendengar itu sedikit mengernyit bingung. Matanya yang saat ini terlihat berkaca-kaca terlihat tidak mengerti, tapi biar begitu dia tetap menyunggingkan senyum. Wanita itu mengangguk sembari bergerak melepas bekapan di mulutnya, "I ... iya, aku meminta beberapa orang datang untuk membenahi bangunan yang sudah rusak, Mom." Anastasia kembali ingin menangis. Dia terh
Baca selengkapnya

12.Jangan Tampilkan Wajah Seperti Itu!

"Ya Tuhan, Nona. Sungguh, malam ini Anda benar-benar terlihat cantik sekali. Pakaian yang Anda kenakan terlihat cocok. Anda seperti seorang putri." Aunty Jane terkesima. Dia bahkan sampai membekap mulutnya dengan kedua tangan. Malam ini, tepat jam delapan malam, Anastasia sedang berdiri di depan cermin. Wanita bergaris muka lembut itu, sedang memandangi pantulan penampilannya. Saat ini, dia sudah terlihat cantik. Ditubuhnya sudah terpasang dress pesta berwarna biru dongker yang menawan. Rambutnya yang indah, tergerai dalam bentuk agak keriting di bagian bawah. 'inilah yang aku impikan. Bisa tampil cantik dengan baju-baju dari brand ternama, tapi entah kenapa aku tidak merasa bahagia sekali,' batin Anastasia dengan ekspresi wajah yang sedih, tapi semua itu disamarkan oleh sebuah senyum yang tersungging sangat indah di kedua sudut bibirnya yang berwarna merah pudar. "Aunty Jane! Aunty Jane!" Seorang wanita berpakaian maid yang sama seperti aunty Jane, tiba datang dengan langkah cepat
Baca selengkapnya

13.What? Kekasih!

Setelah melaju selama 15 menit dari pinggiran kota Milan, mobil mewah milik Daniel terlihat sudah berhenti di sebuah hotel bintang lima. "Ingat yang aku katakan di rumah tadi. Cobalah seramah mungkin biarpun saat ini kau sedang sedih!" peringat Daniel sebelum mereka benar-benar keluar dari dalam mobil. Anastasia yang mendengar itu langsung tersenyum. Dia bergerak menganggukkan kepalanya mengerti, 'ramah berarti aku akan tersenyum. Begini bukan?' batin wanita itu dengan semakin melebarkan senyumannya, membuat ekspresi wajahnya terlihat sangat-sangat menyeramkan. "Memangnya kau joker hingga akan menyapa rekan Bisnisku seperti itu?" sinis Daniel yang membuat senyum lebar Anastasia langsung memudar, "senyum kecil saja!" imbuhnya memerintah dengan netra abu-abu yang menatap tajam wanita itu. Anastasia menganggukkan kepalanya, 'begini?' batin wanita itu dengan membentuk sebuah senyum kecil. Daniel yang melihat senyum itu langsung tiba-tiba mendapatkan sebuah degupan. Sorot mata abu-abu
Baca selengkapnya

14.Pengenalan Yang Mengejutkan.

"Tidak tidak tidak, demi keamanan bersama, aku harus menjauhi mereka." Anastasia melangkah mundur dari persembunyiannya. Wanita cantik dengan dress ungu itu terus melakukan itu dengan pandangan tajam ke arah Marselino dan Nathalia yang saat ini berada di area konsumsi, "jangan sampai merek-""Hei, Nona! Perhatikan jalanmu!"Anastasia terjungkat kaget. Dia langsung berbalik dan memperlihatkan ekspresi wajah yang panik, "Tuan, maaf. Saya tid-'sial, dia yang tadi bersama CEO dari perusahaan Maximillan Corf? Bisa gawat jika aku mengusik wanitanya,' batin laki-laki random yang tadi tidak sengaja tersenggol oleh Anastasia, "ha, lupakan saja Nona. Maaf, karena aku menyenggolmu." Anastasia yang tadinya panik langsung terlihat mengernyitkan keningnya bingung, 'kenapa dia begitu? Bukannya yang salah di sini itu aku, ya? Lalu kenapa dia min-" "Anne?" Suara panggilan bernada tinggi memotong perkataan Anastasia, membuat tubuh wanita itu menegang sempurna. Tiba-tiba aliran darahnya berubah cepat
Baca selengkapnya

15.Menjadi Asisten Yang Sesungguhnya

Daniel menginjak pedal rem secara mendadak, membuat tubuh ringan Anastasia terhuyung ke depan. Rahang laki-laki itu mengetat, tatapan matanya terlihat memancarkan amarah. "Sekarang katakan, apa saat bicara tadi kau tidak memikirkan dampaknya, Jalang?!" Kepala Daniel menoleh dengan sempurna ke arah Anastasi yang ternyata juga sudah melihat ke arahnya. "Maaf, aku benar-benar tidak tahu kalau dampaknya akan begitu besar," katanya dengan nada dan ekspresi wajah yang menunjukkan penyesalan. Setelah kejadian Anastasia yang membuat pernyataan tadi, Daniel langsung berlalu pergi sebelum keadaannya semakin buruk. Dia nanti tidak mau kalau pesta sahabatnya itu rusak karena didatangi para wartawan-wartawan tidak jelas yang suka sekali mengulik dan membuat pemberitaan tentang dirinya. Biarpun Daniel Alex Maximillan bukanlah seorang selebritis, laki-laki itu selalu dikerumuni wartawan. Bahkan tidak jarang situs pemberitaan online mau pun offline membuat berita miring tentangnya. "Daniel, sung
Baca selengkapnya

16.Bungkus Itu Untukku.

Tepat jam 6 pagi sekali, Anastasia bangun dari tidurnya. Wanita itu menggeliat menghilangkan letih yang dirasakan oleh sekujur tubuhnya. "tugas kamu menjadi asisten pribadi dari Tuan Maximillan itu meliputi beberapa hal sebagai berikut. Pertama, kamu harus menyiapkan perlengkapan pribadi milik beliau, mulai dari air mandi, baju kerja, hingga sarapan. Kamu harus menyiapkannya sebelum jam 6.30. Kedua, kamu harus dengan cermat mengatur jadwal kerja Tuan Maximillan, mulai dari pengaturan meeting dengan karyawan, meeting dengan kolega bisnis, hingga meeting luar negeri. Terkahir, bantu dia mengurus segala laporan kerja dari pegawai bawah. Jadi, tugasmu itu Harun mengecek berkas entah itu berupa proposal atau lain-lainnya sebelum diserahkan ke Tuan Maximillan."Tiba-tiba kedua mata Anastasia yang tadinya sayup-sayup mengantuk langsung melek seketika. Kata-kata Julio beberapa hari lalu berhasil menarik kesadarannya. Dia melirik ke arah ranjang di sisi kirinya. Saat masih mendapati Daniel y
Baca selengkapnya

17.Trending Topik

"Selamat pagi, Sir!" "Selamat pagi, Tuan!" Daniel hanya tersenyum tipis saat mendapati sapaan dari para pekerjanya yang terlihat langsung menepi dengan menunduk hormat. "Julio, langsung persiapkan ruang rapat. Jam delapan nanti perusahaan dari Roma akan datang." Daniel memerintah dengan nada bossy miliknya. Pandangan matanya terus mengarah ke depan. "Yes, Sir!" jawab Julio dengan gerak kaki yang cepat menyusul langkah lebar Daniel. "Nona Anastasia, kau pergi ke kantor karyawan. Ambil paket di resepsionis sekaligus bawa beberapa berkas dari divisi perancang." Anastasia yang sedang kesulitan mengimbangi langkah Daniel langsung berhenti. Dia menatap bingung ke arah laki-laki itu, 'eh, apa maksudnya?' batin wanita itu dan dia kembali melangkah untuk menyusul sang bos yang sudah dekat dengan lift eksekutif khususnya. Daniel dan Julio terlihat berhenti di depan lift. Anastasia yang melihat itu ikut berhenti. Ekspresi kikuk jelas terlihat di wajah wanita itu. Apa lagi dari lift sebela
Baca selengkapnya

18.Kepergok

"Iya, tunggahkan semua berita itu sekarang juga. Baik di koran, majalah, dan semua sosial media. Aku minta hapus semuanya karena itu tidaklah benar." Daniel berbicara begitu dengan kasar. Setelah tadi dia meminta Anastasia kemari dengan lebih cepat, laki-laki itu langsung menghubungi perusahaan berita. Dia melakukan itu tentu karena ingin menghilangkan beritanya yang tiba-tiba viral. Dia tahu kalau ini akan terjadi, tapi dia tidak menyangka dampaknya akan separah ini. Akun media sosialnya semua diteror para followers. DM datang ratusan ribu, membuat Daniel benar-benar tidak nyaman. "Iya, nanti aku akan kirimkan video klarifikasi untukmu unggah ke situasi media sosial. Tapi, aku minta kau hentikan percetakan beritaku itu dulu, lalu ganti dengan fakta yang sudah aku kirimkan kepadamu. Jangan sampai aku mendatangi perusahaan kecilmu itu." Setelah mengatakan itu, Daniel langsung memutus sambungan teleponnya. Wajah laki-laki itu terlihat biasa saja. Kepanikan tidak terlalu terlihat di
Baca selengkapnya

19.Mainan Baru

"Mama butuh penjelasan untuk semua ini sekarang juga, Nak!" Dia, Carmella Jolanda Maximillan, orang tua dari Daniel Alex Maximillan menuntut sebuah penjelasan. Segala majalah, koran, dan bahkan ponselnya yang mencangkup tentang anaknya yang memiliki kekasih dia letakkan di atas meja kerja."Semua ini beneran, bukan? Kamu dengan wanita yang ada di depan tadi sepasang kekasih, 'kan?" tanya wanita paruh baya berusia 45 tahun itu dengan nada bicara yang terdengar menuntut. Carmella wanita paruh baya yang cantik, punya rambut cokelat keemasan dengan kulit putih yang indah. Untuk wajahnya, dia terlihat seperti seorang ibu-ibu paruh baya pada umumnya. Bedanya, badan Carmella masih langsing dengan didukung pakaian modis khas nyonya besar dari keluarga kelas elit. "Aku dengan dia tidak ada hubungan apa-apa, Mama. Nona Anastasia hanyalah asisten pribadiku." Daniel menjawab sekenanya. Ekspresi wajah laki-laki terlihat santai dan terkesan acuh tak acuh. "Hah, sungguh? Jika kalian tidak punya
Baca selengkapnya

20.Mengunjungi Kediaman Keluarga Maximillan

"Eh, Karlina, Julio!" Anastasia kaget saat wanita itu bergerak membuka pintu ruang divisi perancang. Kedua matanya terbelalak kaget, "Maaf, aku akan-""Tidak-tidak, aku sudah selesai di sini. Aku permisi." Julio memotong perkataan Anastasia. Dia dengan raut wajah malu langsung beranjak pergi dari dalam ruangan itu. Anastasia yang tercengang langsung sadar saat tubuh Julio yang lewat menyenggol sedikit bahunya. Tanpa menunggu lama, wanita itu tentu langsung bergerak untuk masuk dengan panik. Saat ini dia melihat Karlina sedang terengah-engah dengan ekspresi wajah yang marah. "Karli, kamu oke?" tanya Anastasia dengan kedua tangan memegangi pundak dari Karlina.Sementara di sisi Karlina, wanita itu tidak menjawab. Dia memilih untuk menenangkan dirinya dari rasa marah yang dia dapatkan dari Julio tadi. Wanita itu bergerak menarik satu kursi untuk dia duduki. Anastasia ikut melakukan itu. Dia menarik kursi, mendudukinya, dan langsung kembali melihat ke arah Karlina dengan khawatir. "K
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status