Home / Romansa / Menikahi Tuan Maximilian / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Menikahi Tuan Maximilian: Chapter 21 - Chapter 30

48 Chapters

Ban 21

Keesokan harinya. Ekspresi datar Max kembali seperti semula. Sifat dinginnya serta tatapan tajam bak elang menatap geram pada seorang wanita yang tengah duduk santai di hadapannya sekarang. Jharna jadi memilih menjauh, enggan membuang waktu, terlebih di dekat mereka ada Aidan.Bisa saja wanita itu mendoktrin pikiran polos Aidan, membuat kedua pasangan suami istri itu setuju menjauh satu sama lain, lantaran sudah menyuarakan ketidaknyamanannya langsung atas kedatangan tamu tak diundang ini. "Aaa ... Max, aku merindukanmu!" rengek Helena. Yang entah dia tahu dari mana keberadaan sepasang insan ini. "Berlibur tanpa mengajakku itu jahat, padahal aku juga mau liburan, tahu!""Lalu, mengapa wanita itu ada sini? Tatapannya sedari aku datang sangatlah tidak bersahabat," tambahnya berceloteh ria. Alis Max menukik. "Siapa yang memberitahumu tentang keberadaanku di sini?"Helena mengernyit, kemudian tertawa kecil. "Kebetulan aku sedang berkunjung di sekitar sini, karena pantainya sangat indah.
last updateLast Updated : 2024-07-27
Read more

Bab 22

"Kalian butuh istirahat. Jika kau mencariku, aku ada di ruang kerja," ucap Max menatap Jharna lalu beralih ke Aidan yang tertidur di gendongan sang istri. "Baiklah, kau juga, jangan terlalu lelah. Nanti aku antarkan kopi ke sana," balas Jharna tersenyum hangat. "Sampai jumpa, Max." Max mengangguk dan membalikkan tubuhnya, melangkah tegas ke arah ruang kerja. Ada sesuatu yang harus dirinya urus sesegera mungkin. Liburan memakan waktu sekitar empat hari usai, ketika Max mendapatkan panggilan telepon dari si tangan kanan. Perusahaan tengah tidak baik-baik saja. Semua itu adanya campur tangan Mac di dalamnya, jelas, itu menurut insting Max sendiri. Belum lagi rumor kian beredar luas, mengenai status Jharna, seolah seseorang menguak jati diri sang istri ke publik. Mendapatkan hal tersebut, membuat Max menggeram marah. Sumpah serapah di mulutnya tertahan, kala si tangan kanan tiba tepat waktu. Dia duduk di sofa ruang kerja Max sambil menatap laptopnya penuh terperangah. Tanpa meny
last updateLast Updated : 2024-07-28
Read more

Bab 23

Keesokan harinya. Jharna terbangun dalam keadaan terlonjak, lantaran mengingat Max membawanya ke kamar. Justru saat dirinya bangun sekarang, tiada eksistensi dan suami di kamar mereka berdua. Hanya rasa kekosongan mengisi tempat di sampingnya. Tak mau berlama-lama, Jharna segera berjalan ke kamar mandi. Ingatan baru terlintas bagaimana dirinya dan Max dekat, apa lagi dia baru memasuki masa remaja kala itu. Mengingat pertemuan serta kenangan singkat di masa lalu, membuat Jharna mendesah panjang. "Aku kembali pada keluarga Kingston. Dia—menyebalkan," gumamnya pelan, bermonolog. Sejenak Jharna mencoba melupakan dan melanjutkan kegiatannya membersihkan diri. Dia membutuhkan waktu sekitar dua puluh menit, dilanjut dengan memilih pakaian di walk in closed. Hari ini Jharna memutuskan untuk berkunjung ke suatu tempat, selagi ada waktu luang. Dirinya yakin, para kini Aidan tengah diurus oleh beberapa pelayan dan melanjutkan kegiatan belajar setelah sarapan. Tiba di ruang makan, kedua pasan
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more

Bab 24

Berpindah latar di kediaman Kingston. Suasana dan aura mencekam mendominasi penjuru ruang, termasuk di ruang makan. Hanya ada Mac seorang terduduk tenang bersama santapan siang di depan matanya. William saja tidak ada di sana, bagian adik bungsunya itu memilih tetap tinggal di apartemennya sendirian, tanpa berkenan menemani Mac di mansion suram tersebut. "Aku sudah selesai. Segera siapkan mobil, aku harus ke pergi ke suatu tempat," titah Mac bersikap dingin. "Baik, No—""Panggil aku Nyonya!" tekan Mac menyela mengoreksi.Dengan gemetar si pelayan membungkukkan badannya. "Baik, Nyonya."Kedua bola mata Mac berputar jengah mendengarnya. Barulah dirinya bangkit lalu hendak melewati si pelayan barusan yang masih menundukkan dalam kepalanya di hadapan Mac. Tangan kiri menepuk kepala si pelayan pelan bersama suara rendah keluar dari bibir ranumnya. "Anjing pintar." Mac berjalan berlalu, dia berdecih jijik sambil mengelap telapak tangan kirinya menggunakan serbet makan yang dirinya bawa,
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more

Bab 25

Tangannya menyibak kasar selimut, hingga tergeletak mengenaskan di lantai. Matanya mulai melirik jam dinding di dalam kamarnya. Sekarang pukul dua belas malam, ketika kepalanya menoleh ke samping, sang suami tak ada di sisinya. "Ke mana perginya manusia itu?" tanyanya sendiri, keningnya mengerut samar. Dia tidak tahu mau melakukan apa. Terbangun di tengah malam begini sangatlah mengganggu waktu tidurnya, juga dapat merusak suasana hati dalam sekejap. Alih-alih berusaha tidur kembali, dirinya memutuskan pergi ke dapur 'tuk minum demi melepas dahaga. Baru juga kakinya melangkah beberapa kali, sang suami pun muncul di hadapannya. Siluetnya kian jelas karena cahaya temaram pada malam hari, lampu di sana menyala di titik tertentu, membuat wanita itu tadinya lumayan takut jika sosok tersebut adalah hantu. Namun, lambat laun ketakutannya terhadap hantu menghilang. Justru sekarang ketakutan itu berubah, bukan terhadap hantu, melainkan kepada Max. Max berhenti tepat di depannya. Rasa ingin
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

Bab 26

Dua hari setelah pertengkaran sepasang suami-istri tersebut, kini Max tengah duduk paling ujung di bagian meja makan, tempat khusus untuk seorang kepala keluarga. Yang di isi dengan lima orang, empat orang dewasa dan satu anak kecil. Acara makan malam ini tergolong singkat tanpa perbincangan berarti. Tak ada satu orang juga berkenan membuka suara, hanya satu anak kecil tengah asik menyantap hidangannya. Sedangkan di sisi Jharna dan Max, keduanya saling diam sejak saat itu. Hubungan keduanya semakin dingin, terlebih Jharna sering menghindari kontak langsung kala setelah jam makan usai. "Sayang, pergilah ke kamar terlebih dahulu. Ibu akan menyusul nanti," ucap Jharna. Dia menjaga nada bicaranya kepada anak rapuh itu. "Baik, Ibu. Nanti tidur bersamaku lagi, ya?" Jharna mengangguk tersenyum hangat. "Iya, sayang.""Yeay! Terima kasih, Bu!" seru Aidan riang. Kemudian tatapan anak kecil itu beralih kepada tiga orang dewasa lainnya. "Selamat malam, semuanya."Aidan pun berjalan, melangkah
last updateLast Updated : 2024-08-01
Read more

Bab 27

Jantungnya berdegup cepat, tatkala pandangan di depan pintu kamar sang anak ada pria yang berdiri menghadapnya langsung. Hampir gawai di genggamannya terlepas, atau lebih parahnya memukul si pria menggunakan benda tersebut. Helaan napas panjang terdengar kesal di sisi wanita, dia melirik sinis bagaimana pria berekspresi datar itu menatap dirinya. "Ada apa?" Max masih melekatkan pandangannya tertuju pada Jharna. Membuat Jharna semakin berdebar tak karuan. "Cepatlah, kenapa kau ke sini?" "Permintaanmu, aku menyetujuinya." "Permintaan yang mana?" Kening Jharna berkerut samar, dia tak pandai mencerna kalimat dari mulut Max, akibat kurang jelas. "Semua permintaanmu mengenai perceraian, aku akan menyetujuinya. Kemungkinan, inilah jalan terbaik untuk kita berdua, Jharna," jelas Max tanpa senyum dan terasa ganjal di hati Jharna sendiri. Wanita itu tidak mau menyahut cepat perkataan Max. Namun, ada dua sisi di mana dirinya merasa berbeda. Senang dan kecewa. Dia memejamkan mata
last updateLast Updated : 2024-08-03
Read more

Bab 28

"Dari mana saja kau? Apa kau tahu orang-orang tengah menghujat habis-habisan dirimu, di luar sana?" cecar Mac menyambut kepulangan Jharna. "Cih, kau ini ... haa, sulit berbicara dengan wanita banyak simpanan," cibir Mac menambahkan. Jharna menanggapinya dengan acuh, dia berjalan melewati Mac dan mengindahkan ucapan tadi. Terlebih mulut Mac tak dapat berhenti permanen, jadi dirinya membiarkan sang kakak ipar memuaskan celotehannya selagi Jharna masih memiliki takaran kesabaran. "Berhenti mengabaikan dan lihat berita di televisi, Jharna!" tegur Mac lantang. Kaki Jharna yang melangkah pelan pun berhenti. Dia mengikuti tangan Mac menunjuk ke arah televisi. Lalu, matanya memicing tajam ketika telinganya mendengar namanya sempat disebut. Bahkan, dia melihat ada foto di mana dirinya bersama dua orang pria dan wajahnya di blur agar tidak terlihat, termasuk dirinya. Bukankah itu bodoh? Namanya disebut, tapi wajahnya tetap di blur. Dia memejamkan mata sejenak. Seketika rasa pening
last updateLast Updated : 2024-08-04
Read more

Bab 29

Amplop coklat berisi kertas dari pengadilan dilempar tepat ke wajahnya. Dia tak bodoh, dirinya tahu apa isinya, terlebih pria di depannya langsung menyediakan pena. Seolah meminta menandatangani secepatnya berkas tersebut, karena gelagat tidak sabar tergambar lewat pergerakannya. "Cukup tanda tangan. Selebihnya, biar aku yang mengurus. Ini adalah jalan terbaik bagi dirimu—juga aku." Jharna mendongak sedikit 'tuk melihat Max. "Baiklah, semakin cepat itu lebih baik.""Ya, terserah. Pastikan periksa hal lain. Karena setelah menikah aku masih harus membiayai kebutuhan hidupmu," papar Max, nada bicaranya seakan tidak ada emosi di sana. "Aku bisa sendiri, asal hutang mantan suamiku sebelumnya terbukti lunas." Mendengarnya, Max tersenyum miring. "Kenapa? Menurutku itu lebih baik, dari pada terus berhubungan, walau hanya melalui uang. Tetap aku menolak.""Oh, ya? Tanggung jawab seorang suami akan terus berlanjut meski sepasang suami istri sudah bercerai sekalipun, apa lagi jika si wanita b
last updateLast Updated : 2024-08-05
Read more

Bab 30

Hari ini adalah hari ke tiga setelah Jharna meninggalkan kehidupan mewah sesaatnya itu. Kini semua kembali seperti sebelumnya, menjalani hidup di tengah kesederhanaan bersama sang anak semata wayang. Menurutnya, itu lebih baik. Polemik berita tentang seorang pria bernama Maximilian Kingston menyeruak ke permukaan publik, yang sedang simpang siur dalam koran kabar politik. Dikarenakan Max hendak mengajukan menjadi seorang anggota dewan. Konyol. Terdengar agak lucu, namun begitulah kabar aslinya lewat cetakan koran dan majalah. Dia kira Max bercanda. Nyatanya tidak. Mantan suaminya itu sungguh ada saja kejutannya, terlebih Jharna tak mendapatkan kabar lain mengenai hubungan rumah tangga mereka berdua.Kemungkinan memang keduanya sudah ditakdirkan tak bersatu, sampai Tuhan malah memberikan kabar lain selain hubungan mereka berdua. Entah, Max sengaja atau tidak. Jelasnya, Jharna jadi menebak, kalau Max takut nama baiknya tercoreng. Dan mengutamakan namanya melambung serta simpang siur d
last updateLast Updated : 2024-08-07
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status