All Chapters of Istri yang Kau Siakan Ternyata Anak Sultan: Chapter 141 - Chapter 150

168 Chapters

BAB 141

“Terima kasih atas tawarannya, tapi aku gak minat makan semeja denganmu.” Feyana melontarkan kalimat dingin dan tajam itu begitu ringan seolah tak berarti apa-apa untuknya.Randy meringis ngilu mendengarnya lalu mengangguk sekejap dan berlalu meninggalkan Feyana yang terbengong dengan tingkahnya.Feyana mengangkat kedua bahunya tak peduli. Ia memang tidak senang dengan Randy, jadi untuk apa ia tutupi. Randy sendiri sudah tahu kalau hubungannya dengan Feyana takkan membaik meskipun bekerja di tempat yang sama.Feyana berjalan di belakang Randy dengan jarak yang terbilang cukup jauh. Tak ada yang namanya obrolan basa-basi untuk menghilangkan keheningan di antara mereka. Keadaan kantor dan seluruh lorong maupun lobi yang sepi tanpa aktivitas membuat suasana makin mencekam. Dan tiba-tiba saja lampu padam total.“YAK, LAMPUNYA MATI! JANGAN MAIN-MAIN!” pekik Feyana lantang karena terkejut sekaligus takut kegelapan.Randy yang awalnya menghentikan langkahnya karena juga terkejut dengan keada
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

BAB 142

Feyana menggebrak meja dan menatap nyalang ke arah Randy yang melotot kaget dengan aksinya barusan.“Aku anggap tak pernah mendengar apa yang barusan kamu ucapkan! Jika kamu masih terus mempengaruhiku dan melantur begini, jangan salahkan aku jika langsung memecatmu. Kamu pikir aku seperti dirimu yang mudah untuk berkhianat? Jangan samakan aku denganmu!”“Aku begitu mencintai David dan selamanya akan begitu. Jadi kuharap kamu berhenti berusaha merusak rumah tanggaku. Jika kamu masih bebal, aku takkan segan membuatmu menderita! Aku bukanlah Feyana yang dulu, yang bisa kamu injak-injak.”Feyana berdiri dan bermaksud pergi tapi saat berbalik yang dilihatnya adalah sosok suaminya yang memberinya tatapan sulit diartikan.“David—” gumam lirih Feyana sebelum berjalan mendekati suaminya yang berdiri di ambang pintu masuk.Namun belum sampai Feyana meraih tangannya, David sudah lebih dulu putar balik dan melangkah pergi. Kaki jenjang David yang membuatnya mampu melangkah lebar, sehingga meningg
last updateLast Updated : 2024-10-16
Read more

BAB 143

Feyana menampar dengan keras pipi Randy hingga ciuman itu berhasil terputus. Napas Feyana terengah-engah, tatapan tajamnya berusaha mendominasi Randy yang sudah duduk di kursinya sambil memegangi pipinya yang terasa panas akibat ditampar.“Kamu punya otak, tidak!? Gimana bisa kamu lakuin hal gila kayak itu ke aku, hah!” bentak Feyana yang benar-benar emosi dengan kelakuan tak senonoh Randy.Feyana bermaksud keluar dari mobil namun Randy bergerak cepat untuk mencekal tangannya, menghentikan pergerakan Feyana yang diselimuti amarah.“Kamu yang memancingku lebih dulu. Kamu juga menikmati ciuman tadi. Jujur saja, kamu itu sebenarnya masih punya perasaan padaku juga, kan?” umbar Randy masih belum sadar perbuatan salahnya.“Jangan sembarangan! Aku bahkan tak mau berduaan denganmu dan sama sekali tak menikmati ciuman itu. Kamu melakukannya tanpa izinku!” sengat Feyana tak mau Randy menyalahkannya. Randy sendiri yang memang sembarangan mengambil ciuman di saat dirinya tidur.Bukannya merasa b
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

BAB 144

Keadaan canggung di antara keduanya tetap terjadi bahkan ketika akan tidur. Feyana dan David saling tidur dengan membelakangi satu sama lain. Tak ada yang memulai obrolan dan saling diam hingga Feyana mendengar dengkuran lirih dari balik tubuhnya.“Dia mudah sekali tidur, sedangkan aku malah kepikiran dan sulit memejamkan mata.” Feyana menghela napas lirih lalu bertukar posisi hingga miring menghadap wajah David yang ternyata sudah pindah posisi.Wajah damai David ketika tidur membuat Feyana tak luput untuk mengelusnya. Feyana sungguh berharap bahwa yang tadi Randy lakukan padanya itu tak pernah terjadi. Ia ingin hanya David yang bisa mencium dan menjamahnya secara bebas bukan orang lain apalagi mantan suaminya itu. Ia merutuki kebodohannya.“Harusnya aku bisa jaga kepercayaanmu, Mas. Maaf aku gagal melakukannya,” lirih Feyana yang dengan kelembutannya mengecup bibir suaminya. Di antara ciuman bibir itu, Feyana menitikkan air mata penyesalan.Feyana menjauhkan kepalanya lalu menatap D
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

BAB 145

Setengah tak percaya dengan apa yang menimpa suaminya, Feyana berulang kali limbung tak mampu menahan bobot tubuhnya sendiri ketika berjalan menyusuri lobi rumah sakit. Dengan dituntun Joshua yang mati-matian merendam amarahnya ketika tahu Feyana memperkerjakan Randy, keduanya sampai di depan ruang operasi.“Sudah berapa lama dia di sana?” tanya Feyana dengan suara tersendat.Semua anggota keluarga sudah ada di sana menunggui operasi selesai, hanya Feyana yang datang paling akhir. Feyana merasa sangat buruk sebagai istri yang harusnya menjadi yang pertama dan terus mendampingi David malah terlambat mengetahui kabar duka suaminya.“Hampir 6 jam, tapi belum ada tanda-tanda operasi akan usai. Kamu sendiri dari mana, Fey? Kenapa tidak bisa dihubungi sama sekali?” sahut Ibu Mertua Feyana yang terlihat pucat karena terlalu banyak menangis.Feyana menunduk malu. Ia memang sengaja mematikan daya ponselnya agar tidak ada yang mengganggu waktu sendirinya di apartemen. Dan ketika berangkat ke ka
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

BAB 146

Feyana merasakan jadi David yang dulu sangat sabar menungguinya ketika koma di rumah sakit waktu masih di penjara kala itu. Jadi, begini perasaan suaminya yang harus mengusahakan pikiran positifnya bahwa Feyana akan bangun kapan saja, entah itu selama mungkin atau dalam waktu cepat. Tak ada kepastian akan penantiannya.“Kapan kamu bangunnya, sih? Aku gak sekuat dan setegar kamu yang bisa tahan melihat aku dulu di ranjang ini tanpa pernah bisa menjawab segala pertanyaan ataupun rengekanmu yang ingin aku bangun. Aku mau kamu cepat bangun, Dav.”Feyana mengerucutkan bibirnya sambil mengelap badan David dengan kain basah. Ia melakukannya dengan hati-hati agar meskipun David tidak sadarkan diri, ia tak merasakan kesakitan.“Sudah selesai memandikannya, Fey?” tegur Joshua yang datang dari luar dan tak langsung masuk.Feyana menoleh ke arah pintu di mana Joshua berdiri di sana sembari menenteng kresek hitam. Feyana melirik ke arah David yang masih betah memejamkan mata.“Hampir selesai. Kamu
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

BAB 147

Feyana menatap nanar pada David yang terbaring koma di ranjangnya. Ia sungguh kecewa dengan dirinya sendiri karena tidak mau sedikit saja mencoba mengerti David. Sakit hati yang ia timbulkan pada David membuatnya menjadi wanita paling jahat yang ia rasakan.“Maafkan atas segala sikap burukku, Dav.” Feyana menggenggam punggung tangan David yang tidak diinfus dan dikecupnya dengan lembut.“Saat kamu bangun nanti, aku pastikan akan menjadi istri yang jauh lebih perhatian dan berusaha mengutamakan dirimu di atas segalanya. Aku takkan sanggup kehilanganmu, Dav.”Lagi dan lagi, Feyana terus saja bergumam menyedihkan di sisi ranjang. Ia ingin David segera siuman dan menemaninya seperti dulu lagi. Saat sedang menyesali kesalahannya, jemari David bergerak pelan membuat atensi Feyana langsung tertuju pada kedua kelopak mata David yang mulai perlahan terbuka.Feyana buru-buru bangkit dari duduknya dan berlari keluar untuk memanggil dokter. Ia mencoba mengusap kasar air matanya yang menetes bahag
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

BAB 148

Agak ragu Sherin menyahut, “Kami satu alumni di universitas yang sama ... sekaligus mantan kekasih.”Feyana membolakan matanya dan tertawa sarkas untuk menyindir Sherin. Mantan pacar David ternyata, pantas saja David bisa ingat dirinya. Dia pikir hanya Luna saja wanita yang dekat dengan David dan tergila-gila dengannya, tapi masih ada mantannya yang lain.David merasa tak nyaman dengan sikap Feyana. Dengan sedikit membisiki Sherin yang sengaja ia keraskan suaranya agar didengar yang lain, ia menyuruh Feyana agar diusir saja. “Suruh wanita itu untuk pergi saja! Dia membuatku sakit kepala dengan sikap sarkasnya padamu, Sher.”“Dav, kok kamu ngomong gitu? Aku ini istrimu, wajar jika marah kalau kamu malah dekatnya dengan wanita lain." Feyana langsung menyalak karena kesal mendengarnya.Joshua berusaha menenangkan Feyana agar tidak menarik perhatian para pasien lain yang kini menatap ke arah mereka. “Fey, jangan buat ribut di sini! Kita keluar dulu dan bicarakan berdua hal ini.”“Aku tida
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

BAB 149

Feyana dan Joshua menoleh bersamaan ke asal suara, wajah mereka yang awalnya terkejut berubah lempeng ketika mengetahui siapa orangnya. Randy mendekati mereka dan mengambil duduk di tengah-tengah antara Feyana dan Joshua.“Agak geseran ke sana, dong!” usir Randy pada Joshua dan sedikit mendusel ke Feyana.“Apaan, sih? Dateng gak diundang malah bikin gak nyaman. Kamu ngapain ke sini, hah? Ganggu banget,” semprot Feyana dengan nada sarkas membuat Joshua menahan tawanya.Randy yang mendapat cecaran dari Feyana hanya mengulum senyum menutupi rasa malu. Ia bahkan menyikut perut Joshua dengan sikunya agar pria itu tidak mengejeknya.Feyana berdiri sambil berkacak pinggang, menatap garang pada Randy yang mengganggu waktu santai menikmati sore hari ini. Kedatangan yang tak diharapkan dari Randy membuat mood Feyana rusak.“Jo, mending kita cari tempat ngobrol yang lain aja, jangan di sini,” ucap Feyana yang segera menggandeng tangan Joshua agar berdiri dan meninggalkan Randy sendirian di bangk
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

BAB 150

Randy yang awalnya ingin memarahi Joshua karena sikap kurang ajarnya dibuat terperangah ketika dirinya ingin berdiri tapi sosok David malah berjalan mendekatinya. Kaki David berada tepat di depan tangannya. Ketika mendongak ke atas mampu Randy lihat pantulan tubuh David yang menjulang tegap di depannya. Dengan sedikit rasa gentar, Randy berdiri sambil membersihkan pakaiannya yang terkena kotoran akibat tersungkur ke lantai yang berdebu.“Oh, kamu sudah sadar ternyata. Kupikir dirimu akan selamanya koma, biar aku bisa memiliki Feyana,” sindirnya tanpa tahu bahwa kedua tangan David sudah terkepal sempurna di sisi tubuhnya.David masih memakai baju rumah sakit namun tidak ada selang infus atau alat bantu lainnya. Ia terlihat bugar dan tidak pucat seperti orang sakit pada umumnya. David melangkahkan kakinya melewati sisi Randy dan berdiri di tembok pembatas sambik melihat ke bawah dengan tenang. Hatinya memang sedang panas dan murka, tetapi sebisa mungkin ia harus menjaga amarahnya jauh l
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status