Semua Bab Istri kedua pilihan mertua : Bab 71 - Bab 80

92 Bab

Dia Berulah

Carla kembali ke kantor setelah makan siang. Setelah seharian berada di luar, iq ingin sekali beristirahat sebentar sebelum pulang menjemput anaknya di rumah Rayya sahabat baiknya.Dahinya berkerut tak nyaman saat melihat sekretaris Abi berdiri bolak-balik mencari sesuatu di meja kerjanya. Ia tampak sibuk sendiri dan sesekali terlihat kebingungan menghubungi seseorang di luar sana."Ada apa?" Fira, sekretaris Abi yang baru terbelalak melihat kedatangan Carla yang tiba-tiba. "Kamu terlihat kebingungan?""Bu Carla, bisa gantikan pak Abi buat rapat tidak? Hari ini ada rapat dengan bagian akunting tapi pak Abi tidak ada di tempat hampir setengah jam. Saya telpon ponselnya juga tidak ada jawaban." Fira menggigit bibirnya, tanda ia sedang bingung."Belum kembali? Memang dia kemana?" Carla mengambil ponsel dari tasnya dan coba menghubungi sang suami. Sama seperti Fira, tidak ada jawaban sama sekali dari Abi."Katanya ada perlu ke dokter kandungan tapi tidak ada kabar," jawab Fira."Rapatnya
Baca selengkapnya

Sakit Itu Muncul Lagi

"Bagaimana, dok?" tanya Carla sambil menekan perutnya yang masih terasa nyeri dan mual. "Apa semakin parah?""Bu Carla, sepertinya ibu harus kembali diendoskopi. Saya merasa tak yakin, tapi ini seperti gejala kelainan pada usus bagian dalam. Sebaiknya dilakukan endoskopi untuk pemeriksaan lebih lanjut," saran dokter Sinta."Baiklah, dok. Ada obat yang harus saya minum untuk sementara?""Nanti saya resepkan. Sebaiknya ibu hindari makanan dengan rasa ekstrim, asap rokok dan stress. Saya khawatir asam lambung bereaksi karena ibu sedang dilanda kecemasan," lanjut dokter Sinta yang diangguki oleh Carla."Saya mengerti, dok. Terima kasih atas sarannya."Setelah dokter pergi, Carla beristirahat di ruangan kecil yang disediakan kantor untuk karyawan yang kurang sehat. Ditemani Fira, ia memejamkan matanya sambil terus menahan rasa mualnya."Bu, saya beres-beres ruangan kerja dulu. Saya panggilan supir kantor untuk mengantar ibu pulang ya?" Carla yang masih lemas mengangguk. Niatnya yang akan p
Baca selengkapnya

Mantap Berpisah

Carla menatap tak percaya dengan lembaran surat yang didapatkannya dari dokter Arnold tadi. Bagaimana bisa dirinya didiagnosa dengan dua penyakit yang berseberangan hasilnya?Ada sedikit keraguan diantara diagnosa salah satu dokter. Namun yang membuat dirinya bingung, kedua penyakit itu sering mengintai kesehatannya selama ini.Carla pernah mengalami penyakit asam lambung dan sekitar dua tahun lalu juga didiagnosa ada kelainan dalam rahimnya.Tengah ia bergelut dengan pikirannya sendiri, tiba-tiba Al datang membuyarkan lamunannya. Carla yang sedang duduk termenung di depan taman rumah sakit menoleh sambil menyerahkan lembaran surat dari dokter Arnold."Menurutmu bagaimana? Dokter kantor bilang ada masalah pencernaan, dokter Arnold bilang masalah di rahim." Carla kembali menoleh lalu menunduk sambil memainkan jarinya. "Hidup aku kenapa buruk sekali ya? Aku bahkan tidak mampu untuk menangisinya. Saking terlalu seringnya kesedihan datang.""Carla, tak ada kesedihan yang tak berujung. Sem
Baca selengkapnya

Dia Pergi

"Carla!"Abi keluar dari dalam kamar mandi setelah mendengar suara keributan dari luar. Tatapannya tertuju pada Carla dan Risya yang saling menunjuk satu sama lain lewat mata mereka. Carla memicing, seperti hendak menerkam Risya. Sedangkan Risya menggeletukkan giginya menahan kesal yang tertahan."Ada apa ini?" Abi mendorong Carla, memisahkan kedua istrinya. Walau tak akan mungkin Carla akan menyerang Risya, tapi tetap saja segala kemungkinan akan terjadi. "Carla, biarkan aku bicara. Kita hanya perlu berkomunikasi dengan baik. Aku tak tahu apa salahku. Selama ini aku bebaskan kamu bertindak sesukamu di luar sana. Apa itu masih kurang untukmu?""Kamu menanyakan hal itu padaku yang memang sudah mandiri sejak dulu?" Carla meninggikan suaranya. "Ada atau tidaknya pernikahan kita, tidak ada hubungannya dengan keseharianku.""Apa maksudmu? Apa aku salah jika menegur sikapmu?""Tidak, tidak salah. Aku yang salah karena terjebak dengan pernikahan tidak jelas denganmu," ujar Carla dengan nada
Baca selengkapnya

Sebuah Ancaman

Rasa sakit itu semakin menjadi. Carla yang mencoba bertahan akhirnya goyah juga. Dengan paksaan dari Al, ia kembali memasuki ruang IGD rumah sakit. Wajahnya pucat, tangannya gemetar menahan sakit. Saat mata Carla terpejam, air mata merembes melalui sudut matanya. Pipinya yang halus tersamarkan tetesan air mata itu."Al, apa yang terjadi pada Carla? Kenapa dia sakit lagi?" tanya Vian yang baru saja sampai. Vian ketakutan saat mendengar Carla jatuh sakit seperti empat bulan lalu. Ia takut kehilangan Carla sebelum sempat memilikinya."Dia sebenarnya sudah mulai sakit sejak tiga hari lalu sepulang kerja. Kata orang kantor, begitu Carla keluar dari ruang rapat, dia sempat dibawa ke klinik kesehatan. Ada yang tak beres dengan perutnya," ujar Al panjang lebar.Vian mengusap dagunya. Ia teringat, tiga hari yang lalu dirinya bertemu dengan Carla di pabrik. Setelah itu, dia kembali ke kantor tapi Carla tidak menunjukkan gejala sakit apapun."Aku bertemu Carla di pabrik lalu diantarkan ke kantor
Baca selengkapnya

Merelakan Atau Tidak

Setelah Al pergi dari ruangannya, Abi merasakan sesuatu yang dingin merambat ke dalam jantungnya secara perlahan. Tenang tapi menyakitkan. Rasanya, sesuatu itu tak akan bisa membuat hidupnya menjadi tenang sekarang. Seluruh rasa bersalahnya menumpuk hingga timbul kegelisahan.'Tidak, tidak boleh seperti ini.'Ting!Suara dentingan ponselnya mengalihkan sejenak lamunannya tadi.[Jangan lupa ya, mas. Minggu ini ada acara empat bulan kandunganku. Acaranya di rumah ibuku. Aku bawakan pakaian untukmu juga, nanti langsung ke sini ya.]Pesan itu dari Risya.Tadi pagi sebelum ia berangkat kerja, Risya mengatakan akan pulang ke rumah orangtuanya minggu ini. Ada acara malam sabtu nanti dan ia diwajibkan datang karena ini malam sakral bagi keluarga mereka.Menurut keluarga besar Risya, anak satu-satunya yang hendak memiliki anak harus diperlakukan layaknya ratu di rumah. Mereka harus memberikan segalanya untuknya. Risya menghendaki pesta meriah, maka mereka akan mewujudkannya. Tak peduli dapat u
Baca selengkapnya

Harta Gono Gini

Kesya datang menjelang sore hari. Tadi dirinya sempat datang ke kantor Carla untuk bertemu dengan Al. Sepupu Carla itu menunjukkan beberapa bukti dokumen yang menunjukkan aset milik Carla yang tersimpan rapi di ruangannya. Selama ini, yang menjaga itu semua adalah Al. Karena Carla sangat percaya kakak sepupunya itu adalah orang yang jujur dan dapat dipercaya."Loh, mas Al datang sama Kesya? Cocok sekali ya." dua orang yang baru saja muncul dari balik pintu saling menatap satu sama lain. Pipi Kesya memerah tersenyum malu sambil menundukkan kepalanya."Kebetulan ketemu di bawah. Kesya datang sama Adam," kilah Al yang juga malu.Adam yang baru saja masuk bersama pak Ujang langsung menghambur ke pelukan Carla. Ia naik ke atas ranjang tempat ibunya dirawat lalu memeluknya erat. Carla mengusap lembut rambut Adam, tak lupa mencium pucuk kepalanya."Maafkan mama ya sayang. Mulai sekarang, Adam sama mama tinggal dirumah eyang. Adam tidak tinggal lagi di rumah papa." Adam mengangguk pelan. Ia m
Baca selengkapnya

Dia Lupa

Carla menghilang. Sudah hampir seminggu ini tak ada kabar darinya. Di kantor pun tidak ada, terlebih di rumah ibunya. Abi sempat mengunjungi rumah besar dan mewah itu tapi kosong. Asistennya mengatakan jika mertuanya itu sedang pergi ke luar kota. Sama sekali tak ada siapapun di rumahnya.Tak hanya itu juga, ia sempat mendatangi rumah Al sepupunya dan hasilnya sama seperti yang dikatakan asisten mertuanya.'Pergi kemana mereka?'Sabtu minggu ini akan ada pesta kecil di rumah mertua Abi yang lain. Ia ingin pesta itu dihadiri oleh Carla dan keluarganya. Ia juga ingin berbaikan dengan Adam yang sampai saat ini sulit untuk ditemui.Kemarin ia mencoba datang ke sekolahnya, tapi anaknya itu dengan cepat masuk ke dalam mobil Carla. Abi ingin mengikutinya, kalau saja Risya tak menghubunginya hanya untuk meminta transferan uang lagi.Huft.Abi melepaskan lelah dan penatnya di atas ranjang. Tak ada Carla, tak ada Risya dan tak ada Adam malam ini. Besok, ia akan menginap di rumah mertuanya. Jadi
Baca selengkapnya

Bisikan Maut Istri Kedua

"Selamat ulang tahun, Adam."Kalimat itu meluncur dari bibir Carla setelah acara di resto itu selesai. Adam memeluk tubuh ibunya dengan erat. Selang infusnya masih tertancap di tangan kanannya, membuat pergerakan Carla tak leluasa membalas pelukan anaknya."Mama cepat sehat ya. Adam takut kehilangan mama."Adam pun turun dari ranjang Carla lalu duduk di kursi sebelahnya. Tangannya masih menggenggam erat ujung jari Carla yang terlihat rapuh. Mata sayu dan rambut berantakannya semakin membuat Adam sedih. Ini kedua kalinya bocah kecil itu bersedih melihat ibunya yang menderita."Carla, kata dokter sore ini kamu harus dicek kembali untuk memastikan kemungkinan kista di rahim kamu itu masih ada atau tidak," ujar Al yang diangguki oleh Carla.Carla pernah didiagnosa memiliki kista di rahimnya sekitar dua tahun lalu. Menurut dokter, tidak masalah karena ukurannya masih dalam batas wajar dan dapat disembuhkan. Namun ternyata kista itu s
Baca selengkapnya

Memaksa Kembali

Carla menghela napas lega setelah dokter menyatakan bahwa penyakitnya masih bisa disembuhkan dengan terapi dan pengobatan. Dalam kasus Carla, kista yang tumbuh di rahimnya sering tumbuh karena hormon yang tak seimbang.Mungkin, hal inilah yang membuat Carla sulit untuk mendapatkan keturunan. Padahal menurut dokter, ia tidak memiliki masalah sama sekali dengan kesuburan."Hari ini, bu Carla sudah bisa pulang. Tapi tetap harus pengobatan rawat jalan sesuai dengan intruksi dari dokter," pesan dokter Silva yang selama ini merawat Carla selama berada di rumah sakit.Carla mengangguk. Semangatnya meninggi saat dokter memberinya sinyal positif akan potensi kehamilan yang sangat mungkin bisa dirinya alami. Carla janji setelah sembuh dari penyakitnya, ia akan mulai kembali terapi supaya dirinya bisa segera hamil. Dirinya sangat merindukan hadirnya seorang bayi dari rahimnya sendiri.Tapi tunggu, bukankah dirinya akan bercerai dengan Abi setelah keluar dari rumah sakit?"Terima kasih, dok."Via
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status