Home / Pernikahan / Istri kedua pilihan mertua / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Istri kedua pilihan mertua : Chapter 61 - Chapter 70

92 Chapters

Membuat Perjanjian Baru

Setelah makan malam, Abi bergegas mengantarkan Carla pulang ke rumah ibunya. Sesuai dengan janjinya tadi sore, Abi harus bertemu dengan mertuanya untuk meluruskan kejadian yang telah terjadi dua minggu yang lalu. Dengan senyuman manis yang melebar di bibirnya, Abi sangatlah percaya diri bertemu dan bicara empat mata dengan Hani, ibu Carla. Seumur mereka menikah, Hani tak pernah bicara kasar padanya.Abi duduk sopan di depan ibu mertuanya. Kepalanya setengah menunduk dan tangannya berada mengepal di atas paha.“Apa kabar, Ma?”Abi menggeser duduknya. “Maaf kalau Abi telah berbuat salah selama ini. Terhadap mama dan juga Carla,” ujarnya lirih.“Adam juga. Jangan kamu lupakan dia,” potong Hani.“Ah, iya. Termasuk juga Adam.” Abi menunduk lebih dalam. Hani dengan anggun menaruh cangkir tehnya lalu kakinya bertumpu menyilang. “Saya ke sini ingin mengajak Carla dan Adam pulang ke rumah kami.”“Mas! Aku kan tadi sudah bilang. Aku mau menenangkan diri dulu di rumah mama,” protes Carla.“Tapi a
Read more

Mari Buat Perjanjian Lagi

Risya terpaksa datang ke kantor suaminya dengan perasaan kesal. Tadi pagi sebelum berangkat, suaminya berpesan padanya untuk datang sebelum jam makan siang. Ada sesuatu yang ingin dibicarakan olehnya bersama dengan Carla.Risya teringat perkataan Abi malam itu yang ingin membicarakan perjanjian baru antara mereka bertiga agar tak terjadi perselisihan ke depannya. Risya tak ingin disingkirkan. Ia harus memperjuangkan haknya sebagai istri Abi, apalagi dirinya juga tengah mengandung anaknya. Jika dibandingkan Carla, dirinya tentu saja lebih unggul.Pemikiran angkuh itu terus bergelayut di dalam kepala Risya. Tak boleh, Carla tak boleh mendapatkan perhatian lebih dari suaminya. Keinginan itu terus berputar di dalam kepalanya."Ah, aku harus bisa meyakinkan mas Abi untuk tetap memberikanku perhatian lebih. Kan, memang harusnya seperti itu," gumamnya sebelum turun dari mobil. Saat akan masuk ke dalam ruangan Abi, Risya sempat melihat Carla berjalan bersama seseorang yang tak pernah ia liha
Read more

Ini Tidak Adil!

Perjanjian pun disepakati. Carla meminta haknya untuk dihargai sebagai istri saat pengambilan segala keputusan. Sedangkan Risya meminta agar Abi selalu ada untuknya ketika dibutuhkan. Sebenarnya, bisa saja Carla mengajukan protes pada Risya. Namun mengingat wanita itu tengah mengandung anak dari sang suami, ia membiarkannya. Untuk Adam, Abi berjanji akan terus memperhatikan pertumbuhannya hingga dewasa. Abi juga berjanji tidak akan pilih kasih saat ia memiliki anak lain bersama Risya. "Ingat Mas, jangan abaikan Adam. Dia anak kamu," pesan Carla yang diangguki Abi. Sebelum Carla kembali ke ruangannya, ia kembali memperingatkan Risya tentang keadilan yang tadi sempat disinggungnya. Ia tersenyum memandang wanita itu lalu berkata, "Tidak ada yang namanya keadilan ketika memutuskan untuk menjadi bagian dari pernikahan poligami. Semua menginginkan porsi yang sama. Aku paham apa keinginanku tapi aku juga menuntut hak yang sama sesuai porsiku." Carla berdiri dari duduknya. Matanya menata
Read more

Tepati Janji

Abi menepati janjinya untuk mulai mendekati Adam, anak semata wayangnya dengan Winda. Setelah makan siang, ia langsung bergegas menjemputnya di sekolah. Tepat saat mobilnya berhenti di gerbang sekolah, Adam berlari ke arahnya. Sepertinya, Adam tahu jika hari ini akan dijemput oleh ayahnya di sekolah.Abi melambaikan tangannya. Adam membalasnya. Bocah kecil itu berlari menuju rentangan tangannya lalu masuk ke dalam pelukan hangat sang ayah.“Adam kira yang jemput tadi om Vian ternyata papa,” celetuk Adam yang membuat Abi mengerutkan dahi tak suka.“Om Vian?” Adam mengangguk. Rambutnya yang halus bergerak lucu di dahinya yang putih. “Bukannya sama pak Ujang?”“Pak Ujang jemputnya agak sore. Katanya jemput mama dulu jadinya aku sering minta bantuan om Vian buat ke sini,” ujarnya polos. Adam tak tahu saja jika ayahnya kini menggeram marah sambil mengepalkan tangannya di samping.Abi benar-benar tak menginginkan ini terjadi lagi. Vian telah melanggar batasnya. Ia perlu sekali-kali menegurn
Read more

Kecewa Dengan Ibu Mertua

Carla dan Abi berpamitan pada Hani yang ternyata telah menunggu mereka sejak tadi sore. Keputusan Carla untuk kembali ke rumah utamanya adalah karena niatnya yang ingin menyatukan lagi hubungan antara ayah dan anak. Adam adalah anak kandung Abi, sudah seharusnya ia mendapat kasih sayang dan perhatian berlebih dari ayahnya. Hani juga sudah mengetahui jika keputusan yang diambil oleh anaknya telah disepakati dalam perjanjian tertulis yang ditandatangani oleh Abi serta istri keduanya.Terpaksa, Hani melepas anak semata wayangnya untuk kembali bersama suaminya.Di perjalanan, Adam terus menerus berceloteh. Ia menceritakan tentang sekolahnya yang kemarin kedatangan orangtua murid yang ternyata adalah seorang artis terkenal. Katanya, suasana sekolah jadi ramai tapi seru dan menyenangkan.“Memangnya Adam dikasih apa sama papanya Zidan?” tanya Abi penasaraan. Nama teman Adam adalah Zidan dan orangtuanya membagikan makanan serta buku untuk seluruh siswa siswi di sekolahnya.“Dikasih tempat min
Read more

Ibu Jangan Mendekat

Dalam keadaan terpisah, Abi diam-diam mendatangi ibunya yang kini tengah duduk di ruang tengah setelah tadi sempat bertengkar dengan Carla. Air muka ibunya sama sekali tak menunjukkan rasa bersalah telah membentak cucu kandungnya. Ia malah duduk sambil menonton film dengan makanan di tangannya."Bu, Abi ingin bicara sama ibu." Abi mendekat lalu duduk di sebelah Riandari. Ibunya itu hanya menoleh tak membalas ucapan Abi tadi.Abi mengambil tangan ibunya lalu mengusapnya dengan lembut. Sesekali ia meremat lalu mengusapnya lagi. Riandari sempat terhenyak namun ia kembali mendatarkan wajahnya."Kamu mau bicara apa? Ibu lagi enggak mau bicara kalau itu soal Carla. Wanita itu telah membuat hati ibu sakit." Riandari mulai bermain drama. Ia melirik sinis pada anaknya yang menatapnya dengan tegas.Abi kembali terdiam menarik napas panjang. Ia harus menyelesaikan semuanya hari ini. Ibu dan istrinya harus bisa saling berdamai. Ini semua demi kebahagiaan keluarganya."Bu, jangan terlalu keras lah
Read more

Abi Tak Kuasa Menahannya

Setelah mengetahui siapa orang di balik kegagalan kakak iparnya masuk ke perusahaan, Abi yang masih memiliki sedikit dendam tak suka pada Al segera pergi menemui pria itu di ruangannya begitu dirinya menginjakkan kakinya di kantor.Napasnya sempat naik turun dan uratnya terasa tegang namun berhasil ia kendalikan sebelum masuk ke dalam ruangan kaca tembus pandang yang bertuliskan nama Aldevaro.Sambil membenahi kemeja dan jasnya yang sedikit kusut, ia mengetuk pintu ruangan dan setelah ada sahutan dari dalam, ia pun masuk."Hai, selamat pagi Abisena. Bagaimana? Harimu bahagia setelah kembali bersama dengan Carla dan Adam? Di hari yang indah jangan dirusak dengan mood yang buruk. Ada apa kamu datang ke ruanganku? Bukankah divisi kita berbeda?" Al berdiri dari tempat duduknya. Senyumnya terasa sangatlah misterius, menyimpan sejuta makna."Aku ke sini untuk bicara sesuatu padamu." Al terkekeh mendengar pertanyaan yang ke luar dari mulut Abi. Al berhenti tepat di hadapan Abi dengan tangan
Read more

Dua-duanya Cemburu

Risya masih membawa rasa kesal di hatinya hingga kembali ke rumah. Niatnya untuk bermanja-manja dengan sang suami musnah sudah saat melihat dan mendengar sendiri suara erangan erotis di dalam ruangan kerjanya.Tadi, saat Carla dan Abi sedang memadu kasih di dalam ruangan pribadi, Risya tak sengaja melihat adegan itu. Ia hanya terdiam di depan pintu sambil memegang erat tas makanan yang dibawanya.Risya merasakan dadanya berguncang hebat, matanya memanas dan hatinya terbakar api cemburu yang amat sangat. Di depan matanya, sang suami dengan mesranya mencumbui Carla yang juga istri pertama suaminya itu.Bagi Risya, itu sungguh seperti penghinaan baginya. Abi tak pernah menyentuhnya lagi saat berada di rumah setelah berita kehamilannya dan memilih mencumbui istri tuanya. Memang tidak masalah, tapi hati wanita mana yang tidak kesal melihat suaminya mencumbui wanita lain meskipun itu adalah istrinya juga?Bukankah wanita itu selalu merasa ingin memiliki sendiri prianya?Karena merasa kesal,
Read more

Ada Yang Tak Berubah

"Apa sih mas? Sakit tangan aku ditarik-tarik dari tadi."Carla meringis kesakitan. Lengan tangannya memerah akibat pegangan yang begitu kencang dari sang suami. Abi cemburu. Sangat jelas di matanya yang membara bagaikan api lahar panas. Abi melepasnya walau tak rela."Kamu lihat kan mata dia?" Carla menghela napas kesalnya. Baru kali ini ia melihat api kecemburuan di mata Abi. Biasanya, dia tak pernah masalah kalau Carla pergi dan bertemu pria lain."Mas, jangan seperti anak kecil. Aku saja tidak pernah marah kamu dekat dengan wanita lain," balas Carla.Abi membelalakkan matanya. Tak percaya jika Carla bisa membalas ucapannya."Apa kamu bilang?"Carla terdiam. Ia memilih masuk ke dalam mobil daripada harus berdebat dengan suaminya yang sedang emosi. Namun, sebelum sempat masuk ke dalam mobil tiba-tiba Abi menarik tangan Carla kembali. "Jawab dulu pertanyaan aku, Carla."Abi menyudutkan Carla di pintu mobil. Tangannya semakin mengerat di lengan Carla dan kini tak peduli lagi ringisan da
Read more

Intuisi Yang Terasa Nyata

Carla terbangun di pagi buta. Setelah selesai mandi, ia duduk di depan kaca rias sembari merapikan rambutnya. Semalam Abi mengajaknya bermesraan sebelum akhirnya menuju kamar Risya untuk menemaninya tidur kembali.Rasa cemburu tiba-tiba menyeruak dalam dadanya. Dulu, hanya dirinya yang berhak atas cinta Abi. Namun kini, ada wanita lain yang juga menginginkannya.Carla berusaha menghilangkan rasa cemburunya itu. Saat akan berdiri, ponselnya berdering. Ada nama Vian tertera di sana.'Kenapa dia telpon pagi-pagi buta?'"Ada apa, Vian? Tumben pagi sekali telpon?" sapa Carla sambil mencari pakaian kerja di dalam walk in closet miliknya.[Aku hari ini ada kunjungan ke pabrikmu. Bisa temani aku?]"Oh, kamu ada kunjungan hari ini? Ehm, aku usahakan sebelum jam makan siang sudah ada di sana. Bagaimana?"[Baiklah, aku tunggu sekalian kita makan siang.]"Ok."Abi kembali ke kamarnya menjelang subuh. Ia terkejut melihat Carla yang tengah bersiap di depan meja riasnya. Tak biasanya istrinya itu be
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status