Share

Ini Tidak Adil!

Author: Rachel Bee
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Perjanjian pun disepakati. Carla meminta haknya untuk dihargai sebagai istri saat pengambilan segala keputusan. Sedangkan Risya meminta agar Abi selalu ada untuknya ketika dibutuhkan. Sebenarnya, bisa saja Carla mengajukan protes pada Risya. Namun mengingat wanita itu tengah mengandung anak dari sang suami, ia membiarkannya.

Untuk Adam, Abi berjanji akan terus memperhatikan pertumbuhannya hingga dewasa. Abi juga berjanji tidak akan pilih kasih saat ia memiliki anak lain bersama Risya.

"Ingat Mas, jangan abaikan Adam. Dia anak kamu," pesan Carla yang diangguki Abi.

Sebelum Carla kembali ke ruangannya, ia kembali memperingatkan Risya tentang keadilan yang tadi sempat disinggungnya.

Ia tersenyum memandang wanita itu lalu berkata, "Tidak ada yang namanya keadilan ketika memutuskan untuk menjadi bagian dari pernikahan poligami. Semua menginginkan porsi yang sama. Aku paham apa keinginanku tapi aku juga menuntut hak yang sama sesuai porsiku."

Carla berdiri dari duduknya. Matanya menata
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri kedua pilihan mertua    Tepati Janji

    Abi menepati janjinya untuk mulai mendekati Adam, anak semata wayangnya dengan Winda. Setelah makan siang, ia langsung bergegas menjemputnya di sekolah. Tepat saat mobilnya berhenti di gerbang sekolah, Adam berlari ke arahnya. Sepertinya, Adam tahu jika hari ini akan dijemput oleh ayahnya di sekolah.Abi melambaikan tangannya. Adam membalasnya. Bocah kecil itu berlari menuju rentangan tangannya lalu masuk ke dalam pelukan hangat sang ayah.“Adam kira yang jemput tadi om Vian ternyata papa,” celetuk Adam yang membuat Abi mengerutkan dahi tak suka.“Om Vian?” Adam mengangguk. Rambutnya yang halus bergerak lucu di dahinya yang putih. “Bukannya sama pak Ujang?”“Pak Ujang jemputnya agak sore. Katanya jemput mama dulu jadinya aku sering minta bantuan om Vian buat ke sini,” ujarnya polos. Adam tak tahu saja jika ayahnya kini menggeram marah sambil mengepalkan tangannya di samping.Abi benar-benar tak menginginkan ini terjadi lagi. Vian telah melanggar batasnya. Ia perlu sekali-kali menegurn

  • Istri kedua pilihan mertua    Kecewa Dengan Ibu Mertua

    Carla dan Abi berpamitan pada Hani yang ternyata telah menunggu mereka sejak tadi sore. Keputusan Carla untuk kembali ke rumah utamanya adalah karena niatnya yang ingin menyatukan lagi hubungan antara ayah dan anak. Adam adalah anak kandung Abi, sudah seharusnya ia mendapat kasih sayang dan perhatian berlebih dari ayahnya. Hani juga sudah mengetahui jika keputusan yang diambil oleh anaknya telah disepakati dalam perjanjian tertulis yang ditandatangani oleh Abi serta istri keduanya.Terpaksa, Hani melepas anak semata wayangnya untuk kembali bersama suaminya.Di perjalanan, Adam terus menerus berceloteh. Ia menceritakan tentang sekolahnya yang kemarin kedatangan orangtua murid yang ternyata adalah seorang artis terkenal. Katanya, suasana sekolah jadi ramai tapi seru dan menyenangkan.“Memangnya Adam dikasih apa sama papanya Zidan?” tanya Abi penasaraan. Nama teman Adam adalah Zidan dan orangtuanya membagikan makanan serta buku untuk seluruh siswa siswi di sekolahnya.“Dikasih tempat min

  • Istri kedua pilihan mertua    Ibu Jangan Mendekat

    Dalam keadaan terpisah, Abi diam-diam mendatangi ibunya yang kini tengah duduk di ruang tengah setelah tadi sempat bertengkar dengan Carla. Air muka ibunya sama sekali tak menunjukkan rasa bersalah telah membentak cucu kandungnya. Ia malah duduk sambil menonton film dengan makanan di tangannya."Bu, Abi ingin bicara sama ibu." Abi mendekat lalu duduk di sebelah Riandari. Ibunya itu hanya menoleh tak membalas ucapan Abi tadi.Abi mengambil tangan ibunya lalu mengusapnya dengan lembut. Sesekali ia meremat lalu mengusapnya lagi. Riandari sempat terhenyak namun ia kembali mendatarkan wajahnya."Kamu mau bicara apa? Ibu lagi enggak mau bicara kalau itu soal Carla. Wanita itu telah membuat hati ibu sakit." Riandari mulai bermain drama. Ia melirik sinis pada anaknya yang menatapnya dengan tegas.Abi kembali terdiam menarik napas panjang. Ia harus menyelesaikan semuanya hari ini. Ibu dan istrinya harus bisa saling berdamai. Ini semua demi kebahagiaan keluarganya."Bu, jangan terlalu keras lah

  • Istri kedua pilihan mertua    Abi Tak Kuasa Menahannya

    Setelah mengetahui siapa orang di balik kegagalan kakak iparnya masuk ke perusahaan, Abi yang masih memiliki sedikit dendam tak suka pada Al segera pergi menemui pria itu di ruangannya begitu dirinya menginjakkan kakinya di kantor.Napasnya sempat naik turun dan uratnya terasa tegang namun berhasil ia kendalikan sebelum masuk ke dalam ruangan kaca tembus pandang yang bertuliskan nama Aldevaro.Sambil membenahi kemeja dan jasnya yang sedikit kusut, ia mengetuk pintu ruangan dan setelah ada sahutan dari dalam, ia pun masuk."Hai, selamat pagi Abisena. Bagaimana? Harimu bahagia setelah kembali bersama dengan Carla dan Adam? Di hari yang indah jangan dirusak dengan mood yang buruk. Ada apa kamu datang ke ruanganku? Bukankah divisi kita berbeda?" Al berdiri dari tempat duduknya. Senyumnya terasa sangatlah misterius, menyimpan sejuta makna."Aku ke sini untuk bicara sesuatu padamu." Al terkekeh mendengar pertanyaan yang ke luar dari mulut Abi. Al berhenti tepat di hadapan Abi dengan tangan

  • Istri kedua pilihan mertua    Dua-duanya Cemburu

    Risya masih membawa rasa kesal di hatinya hingga kembali ke rumah. Niatnya untuk bermanja-manja dengan sang suami musnah sudah saat melihat dan mendengar sendiri suara erangan erotis di dalam ruangan kerjanya.Tadi, saat Carla dan Abi sedang memadu kasih di dalam ruangan pribadi, Risya tak sengaja melihat adegan itu. Ia hanya terdiam di depan pintu sambil memegang erat tas makanan yang dibawanya.Risya merasakan dadanya berguncang hebat, matanya memanas dan hatinya terbakar api cemburu yang amat sangat. Di depan matanya, sang suami dengan mesranya mencumbui Carla yang juga istri pertama suaminya itu.Bagi Risya, itu sungguh seperti penghinaan baginya. Abi tak pernah menyentuhnya lagi saat berada di rumah setelah berita kehamilannya dan memilih mencumbui istri tuanya. Memang tidak masalah, tapi hati wanita mana yang tidak kesal melihat suaminya mencumbui wanita lain meskipun itu adalah istrinya juga?Bukankah wanita itu selalu merasa ingin memiliki sendiri prianya?Karena merasa kesal,

  • Istri kedua pilihan mertua    Ada Yang Tak Berubah

    "Apa sih mas? Sakit tangan aku ditarik-tarik dari tadi."Carla meringis kesakitan. Lengan tangannya memerah akibat pegangan yang begitu kencang dari sang suami. Abi cemburu. Sangat jelas di matanya yang membara bagaikan api lahar panas. Abi melepasnya walau tak rela."Kamu lihat kan mata dia?" Carla menghela napas kesalnya. Baru kali ini ia melihat api kecemburuan di mata Abi. Biasanya, dia tak pernah masalah kalau Carla pergi dan bertemu pria lain."Mas, jangan seperti anak kecil. Aku saja tidak pernah marah kamu dekat dengan wanita lain," balas Carla.Abi membelalakkan matanya. Tak percaya jika Carla bisa membalas ucapannya."Apa kamu bilang?"Carla terdiam. Ia memilih masuk ke dalam mobil daripada harus berdebat dengan suaminya yang sedang emosi. Namun, sebelum sempat masuk ke dalam mobil tiba-tiba Abi menarik tangan Carla kembali. "Jawab dulu pertanyaan aku, Carla."Abi menyudutkan Carla di pintu mobil. Tangannya semakin mengerat di lengan Carla dan kini tak peduli lagi ringisan da

  • Istri kedua pilihan mertua    Intuisi Yang Terasa Nyata

    Carla terbangun di pagi buta. Setelah selesai mandi, ia duduk di depan kaca rias sembari merapikan rambutnya. Semalam Abi mengajaknya bermesraan sebelum akhirnya menuju kamar Risya untuk menemaninya tidur kembali.Rasa cemburu tiba-tiba menyeruak dalam dadanya. Dulu, hanya dirinya yang berhak atas cinta Abi. Namun kini, ada wanita lain yang juga menginginkannya.Carla berusaha menghilangkan rasa cemburunya itu. Saat akan berdiri, ponselnya berdering. Ada nama Vian tertera di sana.'Kenapa dia telpon pagi-pagi buta?'"Ada apa, Vian? Tumben pagi sekali telpon?" sapa Carla sambil mencari pakaian kerja di dalam walk in closet miliknya.[Aku hari ini ada kunjungan ke pabrikmu. Bisa temani aku?]"Oh, kamu ada kunjungan hari ini? Ehm, aku usahakan sebelum jam makan siang sudah ada di sana. Bagaimana?"[Baiklah, aku tunggu sekalian kita makan siang.]"Ok."Abi kembali ke kamarnya menjelang subuh. Ia terkejut melihat Carla yang tengah bersiap di depan meja riasnya. Tak biasanya istrinya itu be

  • Istri kedua pilihan mertua    Dia Berulah

    Carla kembali ke kantor setelah makan siang. Setelah seharian berada di luar, iq ingin sekali beristirahat sebentar sebelum pulang menjemput anaknya di rumah Rayya sahabat baiknya.Dahinya berkerut tak nyaman saat melihat sekretaris Abi berdiri bolak-balik mencari sesuatu di meja kerjanya. Ia tampak sibuk sendiri dan sesekali terlihat kebingungan menghubungi seseorang di luar sana."Ada apa?" Fira, sekretaris Abi yang baru terbelalak melihat kedatangan Carla yang tiba-tiba. "Kamu terlihat kebingungan?""Bu Carla, bisa gantikan pak Abi buat rapat tidak? Hari ini ada rapat dengan bagian akunting tapi pak Abi tidak ada di tempat hampir setengah jam. Saya telpon ponselnya juga tidak ada jawaban." Fira menggigit bibirnya, tanda ia sedang bingung."Belum kembali? Memang dia kemana?" Carla mengambil ponsel dari tasnya dan coba menghubungi sang suami. Sama seperti Fira, tidak ada jawaban sama sekali dari Abi."Katanya ada perlu ke dokter kandungan tapi tidak ada kabar," jawab Fira."Rapatnya

Latest chapter

  • Istri kedua pilihan mertua    Adam Harus Tahu

    "Tadi mertuanya Carla kesini." Al menghentikan langkahnya lalu menoleh. "Tapi tante tidak bolehkan dia ketemu sama Carla." "Sepupunya Abisena juga ke kantor. Dia mengancam Al untuk melaporkan Vian ke polisi," ujar Al tenang. Hani menghela napas kasar. Sudah diduga olehnya, keluarga kurang belaian itu pasti datang menemui keluarga besarnya hanya untuk mengancam. Anehnya, mereka tak merasa bersalah dan tetap pada keinginan mereka untuk menghancurkan Carla. "Keluarga enggak jelas," umpat Hani. "Adam mana, tante?" Hani menunjuk ke kamar lantai dua tempat Adam berada. "Tadi dia ketemu sama neneknya?" "Enggak. Lagipula kalau dia tahu, enggak akan mungkin mau nemuin. Itu anak, pikirannya dewasa sekali. Dia benar-benar enggak mau ketemu sama nenek dan ibu tirinya," ujar Hani yang diangguki Al. "Memang. Itu yang diharapkan Carla." Al memang tak menyukai Abisena yang selalu bertindak seenaknya pada adik sepupunya tapi ia tak bisa memungkiri bahwa Adam adalah anak yang cerdas. Anak itu se

  • Istri kedua pilihan mertua    Datang Menantang

    Dua hari setelah peristiwa itu, Abi dan Carla terlibat perang dingin yang membuat kedua keluarga besar saling panas memanasi. Diawali dengan kehadiran sepupu Abisena yang datang ke kantor untuk bertemu dengan Al selalu kakak sepupu Carla. Ia tak terima setelah mendengar tragedi pemukulan Abi yang dilakukan oleh Vian. Menurut mereka, seharusnya Vian diproses secara hukum karena telah memukul Abi tanpa sebab. Inginnya Al mengabaikan mereka, tapi saat mereka memaksa masuk ke dalam ruanganya mau tak mau ia harus menghadapinya. "Kenapa tidak dibawa ke kantor polisi dan rumah sakit? Kamu bisa dituduh berkomplot untuk mencelakakan sepupu saya kalau begitu," tuduh Galih, sepupu Abi yang tiba-tiba masuk ke ruangannya tanpa permisi. Galih tidak sendiri, ia datang bersama satu orang temannya yang bisa Al yakini bertugas sebagai eksekutor. Bisa saja habis ini dirinya akan dipukuli oleh mereka jika tak diladeni. "Kamu mau saya lapor polisi?" tanya Al meyakinkan kedua orang di hadapannya serius

  • Istri kedua pilihan mertua    Tak Masalah Berpisah

    "Kita berpisah."Dua kata yang keluar dari bibir Abi terus terngiang di telinga Carla. Wanita itu melihat kepergian Abi dengan mata sendu yang menyiratkan kepedihan. Apa yang terjadi di depan matanya, bukanlah seperti apa yang dipikirkannya.Tubuh Carla serasa kosong tanpa nyawa. Abi, suaminya yang selama ini dicintainya semudah itu memberikan kata pisah untuk hubungan mereka yang telah berjalan lebih dari tujuh tahun.Semua berawal dari kesalahpahaman antara dirinya dan Vian."Aku menyesal tadi. Aku seperti orang ketiga yang telah membuat hubungan kalian berdua renggang," ujar Vian.Vian hanya refleks memegang tangan Carla saat keluar dari mobil. Seharusnya ia menunggu hingga Kesya keluar dan membantunya. Tak pernah terpikir olehnya akan menjadi suatu masalah besar bagi rumah tangga Carla dan Abi.Sejak pengakuan Carla tempo hari yang memintanya untuk menunggu, Vian semakin menggebu-gebu untuk memiliki Carla. Seharusnya ia sadar jika saat itu Carla hanya sedang bimbang dengan kehidup

  • Istri kedua pilihan mertua    Hari Ini Berakhir

    "Mas Abi, mau kemana?"Abi yang sedang merapikan kemeja dan jas menoleh. Risya tersenyum menatap suaminya yang terlihat tampan dengan setelan kas kantornya.Keduanya berdiri berhadapan dengan mata yang saling menatap satu sama lain.Cupp...Risya mencium bibir Abi yang mengatup rapat sebelum membalas sapaannya tadi."Mau ke kantor, kenapa?" Abi menyambut ciuman itu dan membalasnya dengan ciuman lembut lagi."Mas, kata Anna mbak Carla tuh akan pulang hari ini. Kamu enggak mau jenguk dia di rumah ibunya?" tanya Risya sambil memainkan dasi yang menjulur di atas kemeja suaminya. "Kamu enggak mau baikan sama mbak Carla? Kan kalian selama ini tuh kurang komunikasi."Abi melirik Risya sekilas. Mata jernih Risya membuatnya terhanyut. Kata-kata yang meluncur dari mulut istrinya bagaikan magnet dengan jutaan listrik di dalamnya."Anna tahu dari mana?" tanya Abi sambil mengerutkan dahinya.Sedikit kebingungan, Risya pun berpikir sejenak untuk mencari alasan. Ia pun tersenyum, kembali memainkan d

  • Istri kedua pilihan mertua    Renggang Atau Tamat?

    Setelah sempat mengalami koma selama dua hari, akhirnya Carla terbangun di hari ketiganya berada di ruangan ICU. Wajahnya sedikit tirus dan pucat tapi tak menghilangkan sama sekali rona cantiknya. Matanya menatap ke sekeliling ruangan putih yang telah berubah. Ia dipindahkan kemarin malam setelah sadar lebih dari lima jam.Di dalam ruangan hanya ada Al dan Kesya yang sedang duduk berdiskusi. Carla sempat menoleh ke arah jendela kamarnya. Ini sudah hampir malam tapi kedua orang itu tak hentinya bekerja. Ada sesuatu yang penting hingga mereka melupakan apa yang namanya istirahat?"Sepertinya ada yang sangat penting sekali?" tanya Carla memecahkan keheningan. Kedua orang yang sedang fokus dengan data di layar laptop langsung menoleh bersamaan ke arah Carla. "Ada masalah dengan kantor?""Ada laporan kebocoran dana. Katanya, ada penyalahgunaan rekening perusahaan. Kamu tenang saja, ini semua bisa diperbaiki. Kesya hanya memberi laporan sekalian perkembangan masalah pribadi kamu dan Abisena

  • Istri kedua pilihan mertua    Gosip Baru

    “Bagaimana?” Riandari menaikturunkan alisnya, bertanya penasaran pada sang menantu yang sedang duduk santai di taman belakang rumah. Risya tersenyum mendengar pertanyaan itu. “Abi mau kan maafin kamu?”“Ibu tenang saja. Dia mau kok memaafkan aku.”Riandari bernapas lega. Sejak kemarin malam, dirinya tak henti memutar isi kepala memikirkan bagaimana caranya agar Risya dan Abi kembali bersama. Pertengkaran yang dimulai karena kesalahan teman Risya itu hampir membuat keduanya bubar. Riandari tidak mau. Ia masih ingin memiliki menantu yang bisa dicekoki dengan pemikirannya. Winda dan Carla terlalu mandiri, jadinya sulit untuk diperdaya seperti Risya.“Syukurlah.”“Ibu yakin kalau mbak Carla akan diceraikan oleh mas Abi?” tanya Risya. Riandari mengangguk semangat. Dia tahu watak anaknya. Kalau sudah tak suka, dia pasti melepaskannya. Sama seperti waktu bersama Winda dulu.“Yakin. Carla sudah sulit dikendalikan. Apalagi dia berniat untuk mengusir kita sekeluarga. Beuh, berasa ratu kerajaan

  • Istri kedua pilihan mertua    Bahaya Mengintai

    Abi terduduk di pinggir jalan raya arah menuju ke rumahnya. Kepalanya menengadah ke langit memperhatikan bintang yang kelap-kelip indah di atas sana. Keheningan pun menemaninya. Bosan, ia mengeluarkan sebungkus rokok yang setengah jam lalu ia beli dari minimarket sebelum kembali. Tak lama kemudian, asap pun mengepul di udara. Hari ini kacau, itu yang ia rasakan. Sejak pagi, masalah terus silih berganti menyiksanya. Dari masalah Carla, keributan rumah, hingga Risya yang tak tahu malu bertingkah mesra dengan sahabatnya di depan mata. Seharusnya, hari ini ia bisa dengan tenang menimang anaknya. Namun kekacauan itu membuat akal sehatnya hilang entah kemana. Ting! Suara ponsel Abi berbunyi. Abi terlonjak kaget mendengarnya. Matanya mengintip dari balik tangannya yang mengusap wajah lelahnya. [Pulang! Ibu sudah tahu masalahnya. Risya mau minta maaf sama kamu.] Cih. Abi mendecih membaca pesan yang dikirimkan ibunya. Pasti permintaan maaf itu tidak tulus. "Nanti. Abi lagi di pinggir j

  • Istri kedua pilihan mertua    Awal Masalah Besar

    "Kalian, keluar dari rumah saya!" Suasana ruang tamu Risya terasa mencekam seketika. Wajah marah dan penuh emosi milik Abisena tak bisa dipandang sebelah mata. Pria yang biasanya ramah dan sering senyum itu tiba-tiba berubah menjadi sangar seperti singa mengamuk. Risya dan teman-temannya langsung terdiam. Gane mematikan siaran langsungnya. Ia menyimpan ponsel yang tadi dipakai ke dalam tasnya sementara yang lain sibuk membereskan barang-barang mereka. Wajah ketakutan teman-teman Risya terlihat jelas diantara barang-barang yang tersusun di ruang tamu. Mereka menunduk, Abi masih bisa melihatnya dengan jelas. Risya mengangkat wajahnya hendak melayangkan protes namun tak jadi karena mata Abi melotot tajam ke arahnya memintanya untuk diam. "Kamu, masuk kamar!" Abi memerintah Risya dengan bentakannya yang terdengar menggelegar. Habis sudah kesabaran seorang Abisena hari ini. Istrinya itu hanya terdiam. Ia beranjak pergi dari tempatnya, menuruti perintah sang suami yang tak bisa dibant

  • Istri kedua pilihan mertua    Tidak Tahu Diri!

    Carla kembali jatuh pingsan. Setelah pulang dari rumah Abi, tiba-tiba saja tubuhnya lemas tak sadarkan diri. Sepanjang perjalanan, bibik yang menjaganya di kursi belakang terus menerus menangis melihat nona mudanya pingsan. Vian yang duduk di depan ikut cemas dengan keadaan Carla. Berkali-kali dirinya menoleh ke belakang hanya untuk memastikan keadaan Carla baik-baik saja.“Bik, Carla pingsan?” bibik mengangguk. “Saya langsung ke rumah sakit. Bibik bisa telepon Al?” Vian menyerahkan ponselnya yang terbuka pada bibik.“Halo tuan Al, ini bibik.”[Kenapa, bik? Ada apa dengan Carla?]Al curiga dengan suara bibik yang terdengar gelisah. Ada juga suara Vian yang mengumpat sesekali.“Non Carla pingsan. Saya sama tuan Vian mau ke rumah sakit.” isakan bibik terdengar.[Pingsan? Kenapa bisa pingsan? Apa yang terjadi?]“Al, jangan banyak tanya. Langsung ke rumah sakit Medika. Nanti aku ceritakan di sana,” teriak Vian dari kejauhan.Al membelalakkan matanya. Segera ia tutup laptop dan mengakhiri

DMCA.com Protection Status