All Chapters of Skandal Panas sang Pewaris Dingin: Chapter 11 - Chapter 20

210 Chapters

Jatuh Sendiri

Dokter Frans menepikan mobilnya di sebuah bar pusat kota. Malam sudah sangat dalam dan seharusnya dia sudah kembali ke rumah. Tapi sebuah pesan yang baru diterimanya ketika dia hendak pulang membuatnya memutar haluan menuju bar.Musik yang mengalun tidak begitu memekakkan telinga. Ketika dokter Frans mengedarkan pandangannya menyisir ruangan itu, tak begitu banyak orang yang duduk di bar.Dia menemukan sosok yang ingin ditemuinya berada di salah satu meja. Dokter Frans mendekat. Begitu melihat sang sahabat, dia menarik nafasnya dalam-dalam sebelum duduk di sampingnya.“Kamu datang?”Dokter Frans melirik. “Memangnya aku bisa tidak datang?”Pria itu, Simone tersenyum. Dia menatap gelas alkoholnya sebelum meminumnya kembali. “Bagaimana keadaan Emmy?”Dokter Frans melepas jasnya. Dia melambaikan tangan memanggil pelayan.“Ada yang bisa saya bantu, Tuan?”“Berikan aku segelas air soda.” Dokter Frans meletakkan beberapa lembar dollar di atas meja. “Ambil kembaliannya untukmu.”“Baik Tuan.”
Read more

Kontrak Pernikahan

Sebuah tamparan mendarat tepat di wajah Emmy, membuat gadis itu terjerembab ke sofa. Dia kesakitan, wajahnya berubah panas. Emmy mengangkat wajah untuk menatap Keenan. “Kenapa kamu menamparku?”“Kenapa kamu mendorong Isa, hah? Kamu pikir kamu siapa? Nyonya Achilles?” teriak Keenan.“Aku tidak mendorongnya.” Emmy menggeleng, air matanya mulai merebak.“Lalu pikirmu Isa menjatuhkan dirinya sendiri di hadapan orang banyak?” teriak Keenan lagi.Memang benar, batin Emmy. Namun mengatakan semuanya pada Keenan juga tidak akan membuat pria ini percaya padanya. Emmy duduk dengan tegak di sofa. Seraya menatap Keenan, dia berkata, “Kalau aku mengatakan dia memang menjatuhkan dirinya dengan sengaja, apa kamu percaya padaku?”“Omong kosong!” bentak Keenan.“Nah, kamu tidak percaya padaku.”“Kamu mengarang cerita yang terlalu di luar nalar. Tak akan ada orang yang menjatuhkan dirinya sendiri, mengerti?”Emmy menghela nafas, air matanya diseka ketika ruangan mereka diketuk. Keenan segera membuka pin
Read more

Ini Bagianmu

“Aku pikir orang kaya seperti kalian tidak pernah melakukan kontrak pernikahan.”Emmy berusaha menelan kekecewaannya. Dia pura-pura bersikap proaktif dengan meletakkan kertas itu di atas meja berikut pulpennya.“Jika aku menikah dengan wanita pilihanku, mungkin ceritanya akan sedikit berbeda.” Keenan menyeringai. “Sialnya, aku menikah denganmu, gadis murahan yang penuh intrik. Daripada kamu menyusahkanku nanti, lebih baik kita mengaturnya mulai saat ini.”Aku yang sial menikah denganmu, gerutu Emmy.“Baiklah. Akan ku tanda tangani,” seru Emmy.Keenan mengernyit. Begitu saja? Dia tidak bertanya dan tidak protes?“Selesai.” Emmy menyerahkan kertas itu pada Keenan. “Kamu mau aku tidur di mana?” Emmy bertanya seolah dia tak keberatan dengan situasi yang dihadapinya kini.Benar-benar gadis murahan, Keenan mendengus sambil menyambar kertas yang ditandatangani oleh Emmy. Dia menunjuk pada satu kamar. “Walau kamar itu terlalu mewah untukmu, tapi tidak masalah. Aku tahu sewaktu-waktu keluargak
Read more

Hukum Dia

“Apa maks...”“Sudah ku duga kamu adalah otak di balik pemerasan yang mereka lakukan.” Tiba-tiba saja Keenan muncul bersama Isa, entah dari mana keduanya datang.Emmy menoleh dan mendapati Isa tersenyum menyeringai padanya. Ya Tuhan, apa yang dia pikirkan? Para pria jahanam ini tentu tak akan melakukan kebaikan untuknya. Dan sekarang mereka menjebaknya?Si supir taksi terlihat memutar kendaraannya, meninggalkan lokasi itu tanpa menunggu seperti yang dia janjikan tadi.“Keenan, ini bukan seperti yang kamu lihat.” Emmy masih berusaha membela diri walau dia tahu Keenan tak terkesan pada nada memelas yang keluar dari mulutnya.“Emmy, aku tidak tahu kalau kamu serendah ini!”Ucapan Isa membuat Emmy bergidik ngeri. Kelembutan dalam setiap penekanan nada suaranya adalah masalah baru. Isa tidak seperti itu. Dia adalah wanita paling kejam yang siap merejang Emmy, melukai dan bahkan tak segan-segan menyiksa hingga nyawa Emmy hampir melayang.Isa adalah otak di balik ini semua.“Tuan, maaf. Jika
Read more

Menyelamatkan Wajah

“Di mana Emmy?” Dorothy mencegat Keenan ketika dia hendak masuk ke rumah.Keenan sudah tahu jika sang Granny akan bertanya soal Emmy. Jarang-jarang neneknya berada di kediamannya di bagian Barat. Dan sekarang dia berada di sini, apa lagi kalau bukan untuk Emmy.Tapi Emmy tidak di rumah, mendadak Keenan ingat jika dia meninggalkannya di dalam hutan.“Granny. Dia sedang belanja dengan sahabatnya,” sahut Keenan sekenanya.“Maksudmu dengan gadis itu?”Keenan menoleh ke arah jari Dorothy menunjuk. Sial. Lily ada di taman, sedang memeriksa kebun mawar bersama ibunya.“Di mana gadis itu? Kamu menyakitinya?” tanya Dorothy lagi.“Tentu saja tidak.” Keenan menggeleng. “Dia kesayanganmu. Bagaimana aku bisa melakukan sesuatu padanya?”“Lalu di mana dia? Kenapa tidak menjawab?”“Aku meminta Leo mengantarnya berbelanja,” sahut Keenan lagi, namun dia juga tiba-tiba ingat Leo berada di hutan, menuntaskan kedua pemeras sialan itu.“Berbelanja?” Lily tiba-tiba saja sudah berada di halaman rumah, menaik
Read more

Pion

“Granny, bukankah tidak sopan kamu masuk ke kamar pengantin?”Keenan tiba-tiba saja menggandeng tangan Emmy, menyeretnya ikut naik ketika Dorothy tanpa aba-aba menaiki anak tangga. Untung saja aku sudah memindahkan barang-barang gadis ini, pikir Keenan.Emmy mengernyit, hendak melepas tangan Keenan namun di belakangnya ada Cecilia dan Lily. Emmy melirik Keenan, dan lirikan tajam pria itu membuat nyali Emmy menciut. Dan ketika tangan pria itu berpindah ke punggungnya dan merangkulnya, Emmy mendadak mematung.“Jaga sikapmu, atau aku tidak akan segan-segan melakukan sesuatu padamu,” bisik Keenan dengan suara rendahnya yang khas.Sialan, pria ini benar-benar mengontrolnya penuh. Emmy tak punya pilihan lain. Walau tidak nyaman berada di pelukan Keenan, dia memutuskan untuk mengikuti alur permainan pria itu untuk berlakon di hadapan keluarganya.Namun Lily mengetetahui gestur Emmy. Dia tahu Emmy terpaksa dan Lily hanya bisa melirik tajam punggung Keenan yang lebar.“Siapa yang tahu pemikira
Read more

Keberadaan Isa

Emmy mengernyit ketika dia turun, Isa sudah ada di meja makan, sedang sarapan bersama Keenan. Tanpa menyapa Emmy membuka kulkas dan mengeluarkan sebotol air minum, menenggak isinya lalu membuang botolnya ke tempat sampah.Dia hendak kembali naik ketika mendengar suara Isa yang memuakkan.“Kenapa kamu tidak menyapaku, Em?”Emmy berbalik, pura-pura tersenyum. “Isa, hai. Keenan, hai.” Lalu dia kembali berjalan.“Berhenti di sana!” perintah Keenan.Apa lagi ini, desis Emmy. Dia kembali berbalik, menatap keduanya dengan senyum yang dipaksakan.“Mulai hari ini, Isa akan lebih sering berkunjung.”“Okeeee.” Emmy tampak bingung. “Lalu?”“Kamu harus patuh padanya.”Emmy melirik Isa yang tersenyum menyeringai padanya. “Alasannya?”“Ini sebagai penebusan rasa bersalahku padanya. Jika bukan karena kelicikanmu, dialah yang berada di sisiku sekarang.”Emmy nyaris tertawa. Memangnya Keenan pikir dia menginginkan pernikahan ini? Memangnya dia mau menikah dengan Keenan? Walau dia tampan, tapi untuk men
Read more

Jangan Bertingkah

Emmy berjalan menuruni tangga mengenakan gaun lilac berwarna sedikit pucat dengan belahan dada yang rendah. Ini hari Sabtu, dan asisten rumah tangganya memberitahu jika setiap hari Sabtu pada awal bulan akan ada makan malam resmi di kediaman utama.Hanya ini satu-satunya gaun yang dimiliki Emmy karena pakaiannya tertinggal di rumahnya yang lama. Dia hanya menyanggul rambutnya sembarangan, membiarkannya sedikit berantakan untuk memberikan kesan estetik namun tetap anggun.“Nona Emmy, Tuan Keenan sudah menunggu di halaman,” kata Madam Carla.Emmy hanya mengangguk. Luka di jari tangannya belum sepenuhnya sembuh dan Emmy hanya membalutnya menggunakan plester biasa. Ketika dia tiba di halaman, Keenan sedang memunggunginya.Sebenarnya pria ini tampan dan termasuk tipikal yang Emmy idam-idamkan. Lihat saja pundak lebar itu. Kulit Keenan terlihat bersinar diterpa cahaya matahari sore dan dia sangat gagah.Tapi sifatnya yang kejam dan tak tahu diri membuat Emmy justru merasa jijik.“Aku sudah
Read more

Siksaan Untuk Emmy

Emmy mengangguk, melepas pegangan tangan Lily dan memberitahu jika dia memang baik-baik saja.“Kenapa kamu ceroboh sekali, Em?” Diane berdiri seolah dia mengkhawatirkan keadaan Emmy.Wanita itu membantu Emmy berdiri, mengibaskan gaun Emmy seolah dia sedang membersihkannya. Namun Diane tentu tidak akan merendahkan dirinya seperti itu untuk seorang Emmy.Cincin Diane yang melingkar di tangannya berbentuk sulur dengan sisi yang cukup tajam. Ketika Diane mengibaskan gaun Emmy, dengan sengaja cincin itu mengoyak gaun itu hingga paha Emmy nyaris terlihat.Emmy langsung kembali duduk. Dengan wajah memerah menahan malu, dia menutupi kulitnya yang tersibak.“Oh, astaga Emmy. Maafkan aku, Nak. Cincinku...”Diane pura-pura panik. Emmy mendengus, tidak percaya bahkan di hadapan seorang Dorothy dan Charles Achilles, Diane masih sanggup melancarkan rencana jahatnya.Sementara itu rahang Keenan terlihat mengetat. Semua sorot mata tertuju pada Emmy dan Keenan sungguh sangat malu. Wajahnya memerah men
Read more

Kursi Milikku

Emmy merasakan angin berhembus membelai kulitnya. Udara sangat lembab dan langit sedang dihiasi oleh bintang-bintang yang berkerlip. Mulut Emmy sekering gurun pasir, tubuhnya membeku ketika dia melihat Isa memegang sebilah pisau.“Apa yang akan kamu lakukan?” Emmy berusaha mendorong dirinya menjauh dari Isa.Gadis itu tertawa. Di jendela, Diane melihat semuanya. Diam-diam dia menurunkan tirai satu per satu, dan ketika dia hendak menurunkan tirai teraktir, dia mengacungkan jempolnya pada Isa.Selamat bekerja, Nak. Diane tersenyum puas lalu kembali bertepuk tangan meramaikan suasana.Dan Emmy akan mati di luar sana.“Hentikan.” Emmy menggeleng, Isa berjalan pelan layaknya pembunuh berdarah dingin yang mengintai targetnya.“Apa yang harus ku hentikan?” Isa tersenyum. Dia menggesek pisau itu ke kulitnya sambil terus mengawasi Emmy.Suara musik terdengar hingga ke taman. Dan Emmy tahu, walau dia berteriak, tidak ada seorang pun yang mendengar. Dengan mengumpulkan kekuatannya, Emmy bangkit.
Read more
PREV
123456
...
21
DMCA.com Protection Status