Semua Bab Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku : Bab 81 - Bab 90

172 Bab

81. Perasaan Tersembunyi

"Apaan sih, kak? Aku cuma mau ngasih Ansel support kok," kata Ajeng dengan kening mengernyit.Tiba-tiba Sander langsung menjauhkan wajahnya sambil mengerutkan hidung. Seperti jijik. "Mulut kamu kok bau? Kayak bau kecebong.""Uhuk! Uhuk!" Evan yang tersedak teh langsung menarik perhatian mereka.Mata Sander menyipit, lalu mendengkus. "Kalian ini memang nggak tahu tempat. Kirain langsung keluar dari mobil begitu aku datang, eh malah lanjut."Wajah Ajeng dan Evan langsung memerah. Apalagi Ajeng, langsung menutup mulutnya dengan rapat. Seharusnya tadi dia minum teh dulu."Udah, sekarang ayo ke bandara. Ayah sama ibu sebentar lagi sampai," kata Sander.Mata Ajeng membelalak. "Eh? Serius? Mereka kok nggak ngasih kabar dulu?""Nomormu kan ganti. Ibu yang ngabarin aku. Udah, siapa yang mau ikut?"Evan langsung berdiri. "Aku aja, Mas. Ajeng biar di sini. Kasihan dia nanti capek." Pria itu menjulurkan sebelah tangan ke arah Ajeng. "Sini sayang."Ajeng menurut. Dia mendekati suaminya dan ingin s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-28
Baca selengkapnya

82. Sesuatu yang Salah

Pesanan datang ketika Ansel menghampirinya. Entah apa yang dibicarakan oleh pria itu dengan teman-temannya hingga sampai selama ini. Ajeng meringis ketika melihat banyaknya piring yang ditata di atas meja. Ada gurame goreng, nila bakar, tumis pakcoy, cah brokoli, udang crispy saos Bangkok, dan sup ikan nila. Belum lagi dua piring nasi putih, dua cobek sambal terasi, dan tidak lupa dua gelas jeruk hangat."Maaf ya aku pesan sebanyak ini. Aku kepingin makan masakan kayak gini. Suasananya mendukung banget." Ajeng lupa kalau dia makan bukan dengan Evan. Membuatnya tak enak karena pasti menipiskan dompet Ansel."Loh, nggak apa-apa kak. Aku malah seneng kalau kamu makan yang banyak. Ikan kan bagus untuk ibu hamil," jawab Ansel sambil tersenyum.Selama sesaat, Ajeng merasa bahwa dia sedang bersama dengan Ansel yang dulu. Yang selalu bisa membuatnya tertawa. Tapi setelah mendengar pengakuan pria itu secara tak sengaja tadi, dia kembali merasa canggung."Jadi, gimana masalah di kantor kamu ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-29
Baca selengkapnya

83. Perasaan yang Terlarang

Ajeng tidak tahu apa yang merasuki adik sepupunya itu sehingga berani bertindak di luar batas. Ketika Ansel melumat bibirnya, dia langsung mendorong pria itu dengan sekuat tenaga. Matanya membelalak tak percaya."Ansel! Apa yang kamu lakukan?" hardiknya marah.Dia mengusap bibirnya dengan mata berkaca-kaca. Merasa telah mengkhianati suaminya meskipun bukan dia yang memulainya. Dia memang sudah tahu Ansel memiliki perasaan lebih padanya, apalagi diperjelas dengan pernyataan pria itu di restoran. Tapi bukan berarti harus bertindak sejauh itu."Ma-maaf. Aku...aku nggak sengaja," ucap Ansel dengan wajah memerah dan terlihat shock dengan perbuatannya sendiri.Tanpa bisa dicegah, air mata Ajeng mengalir. Selama ini, dia tidak pernah mengkhianati suaminya. Baik ketika masih bersama Dimas maupun setelah menikah dengan Evan."Kak, tolong dengerin aku. Aku terbawa suasana. Aku benar-benar minta maaf," mohon Ansel sambil memegang tangan Ajeng, tapi langsung ditepis dengan kasar.Dengan cepat Aje
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-30
Baca selengkapnya

84. Ada yang Berbeda

"Ayah sama ibu beneran nggak apa-apa ditinggal lagi?" tanya Evan begitu mereka memasuki kota Batu."Nggak apa-apa lah. Biarin mereka istirahat. Pasti capek habis naik pesawat," jawab Sander dengan santai.Hujan turun dengan lebatnya ketika mereka meninggalkan rumah orangtua Sander dan Ajeng. Dan sekarang masih belum ada tanda-tanda akan reda."Menurut kamu, kenapa Ansel membiarkan Rita bertahan di kantor itu? Kenapa harus nunggu Ajeng membongkar kebusukannya? Aku rasa nggak mungkin dia nggak tahu apa-apa. Laporan di lapangan dan laporan di kantor harus sama. Dan buktinya udah pasti diarsip biar nanti nggak dicurigai sama tim audit," tanya Evan.Sejujurnya dia merasa ada yang janggal. Memangnya perusahaan Om Dennis belum pernah diaudit, sehingga kecurangan yang dilakukan oleh Rita tidak pernah terungkap selama bertahun-tahun lamanya?Kenapa tidak ada satupun orang yang berani pada Rita? Sedangkan statusnya hanyalah seorang admin. Status ayah Rita tidak bisa menentukan wewenang Rita di
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-31
Baca selengkapnya

85

Evan tahu, Ajeng pandai menyembunyikan emosinya. Tapi dia bisa merasakan bahwa istrinya menyimpan sesuatu. Hal yang lebih dari sekedar kangen pada sang ayah yang kini terlihat sehat dan bisa tertawa dengan bebas bersama putri bungsunya."Jeng, kamu ini gimana sih? Suami kamu bajunya basah begini, kok malah nggak diurus," tegur Sekar dengan kening berkerut."Eh, nggak apa-apa kok, Bu. Biarkan Ajeng melepaskan rindu pada ayahnya," sahut Evan sambil tersenyum tak enak.Sekar berdecak. Wanita itu menekan punggungnya agar berdiri, menyuruhnya untuk mendekat pada Ajeng."Sana, anterin suami kamu ke kamar dulu terus mandi. Nanti bisa masuk angin dan kena gejala flu," perintah Sekar dengan tegas."Aku masih kangen sama ayah, Bu," rengek Ajeng."Biarkan ayahmu beristirahat dulu. Kalian juga. Jangan sampai sakit. Bukannya kalian harus segera kembali ke Jakarta?"Ajeng tidak bisa membantah ibunya. Satu hal yang Evan baru tahu dari istrinya. Meskipun wanita itu terlihat membantah orangtua, tapi i
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-05
Baca selengkapnya

86

Ketika mereka keluar dari kamar karena Evan benar-benar sudah kelaparan, Ajeng harus menahan diri untuk tidak berlari dan bersembunyi ketika melihat Ansel di ruang keluarga bersama sang ibu dan Sander.Godaan dan sindiran Sander mengenai aktivitas ranjang mereka yang tidak tahu malu bahkan tidak membuat Ajeng merasa rileks. Justru dia ingin segera pergi, karena Ansel menatapnya tajam. Terlihat marah."Mas, kita makan di kamar aja ya," ucapnya lirih."Hah? Kenapa?" Evan menatapnya heran."Mau ke mana? Ayo makan bareng. Udah mau magrib kan ini. Kalian ini masuk kamar kok ya nggak keluar-keluar. Memangnya ketiduran?" tanya Sekar sambil mendorong bahu Ajeng dan Evan untuk menuju ke ruang makan."Eh, aku nggak enak badan, Bu. Nggak nafsu makan juga," jawabnya memberi alasan.Tangannya mencengkeram lengan Evan ketika Ansel mendekat dan duduk tepat di hadapannya, sementara Sander duduk di sebelah pria itu."Yang, kita makan di sini aja. Nggak enak sama ibu," gumam Evan dengan mata memperinga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-08
Baca selengkapnya

87

"Jelaskan maksud kamu, Sel," perintah Mark dengan wajah memerah."Ayah, dia asal ngomong. Kejadiannya nggak gitu!" kata Ajeng meyakinkan.Dia melirik Ansel tak suka dengan mata melotot. Sepupunya itu makin lama makin menjadi-jadi setelah tingkah kurang ajarnya tadi. Entah kenapa mendadak timbul rasa benci di hatinya."Sebelum pulang ke sini, Kak Ajeng nangis-nangis setelah Mas Evan pergi. Setelah aku tanya, ternyata Mas Ansel malah pergi ke rumah istri pertamanya. Padahal waktu itu Kak Ajeng kan lagi hamil muda. Eh, malah suaminya pergi gitu aja. Ya udah, kami pulang ke sini akhirnya. Ternyata, setelah kami keluar dari rumah itu, rumahnya dibom.""Ansel, kamu jangan sembarangan ngomong ya!" hardik Ajeng.Evan yang sudah menyelesaikan makannya langsung menatap Ansel dengan kening berkerut."Kelihatannya sih kayak disengaja gitu, Pakde. Masa nunggu Mas Evan keluar dulu baru rumahnya di bom," lanjut Ansel sambil melirik Evan. Sudut bibirnya sedikit terangkat. "Apa jangan-jangan memang Ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-11
Baca selengkapnya

88

"Mas, jangan terlalu keras pada Ajeng dan menantu kita. Bagaimanapun juga, operasi kamu nggak akan terlaksana tanpa bantuan dari Evan," bujuk Sekar sambil memegang tangan Mark dengan lembut.Awalnya, Mark sangat bersyukur karena akhirnya bisa menjalani operasi transplantasi jantung. Istrinya bilang, Ella yang meminjamkan uang itu pada mereka. Meskipun hal itu terasa aneh dan janggal.Sebaik apapun seorang sahabat, tidak mungkin meminjamkan uang sebesar 21 milyar dalam waktu singkat. Jangankan 21 milyar, meminjamkan 100 juta pun pastilah ada rasa tidak rela, karena hutang bisa memutuskan tali persahabatan dan persaudaraan.Tapi ketika dia sudah terbaring di salah satu rumah sakit di Singapura, bersiap untuk menjalani pemeriksaan sebelum dilakukan operasi, putrinya memberikan kabar yang sangat menghancurkan hatinya.Putri kesayangannya harus menjadi istri kedua dari suami Ella, sebagai balasan atas uang 21 milyar itu. Ajeng tidak tahu, Mark pingsan dan kondisi jantungnya langsung drop s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-16
Baca selengkapnya

89

Sander sebenarnya heran kenapa adiknya tiba-tiba berubah ketika Ansel datang? Tidak, lebih tepatnya Ajeng berubah setelah dia dan Evan menjemput orangtua mereka di bandara. Dia sangat tahu bagaimana tabiat adiknya itu. Tidak mungkin tiba-tiba membenci seseorang tanpa alasan yang jelas, apalagi meledak-ledak sampai berbuat kekerasan.Ajeng adalah definisi wanita kalem dan tidak pernah neko-neko. Marah pun hanya sedikit menaikkan suara dengan alis berkerut tidak suka, setelah itu menangis.Pasti ada sesuatu yang terjadi."Biar aku ambilkan aja ya, Mas," kata Ansel setelah mereka tiba di CV milik orangtua mereka."Biar aku aja. Kamu urus aja keperluan kamu. Katanya mau ada pengiriman ke perusahaannya Bayu besok lusa?" jawabnya sambil turun dari mobilnya.Mereka memang naik mobil sendiri-sendiri agar tidak saling merepotkan. Sebelum Ansel berlalu dari hadapannya, dia mencekal lengan adik sepupunya itu."Maafin Ajeng. Mbakmu itu sedang hamil muda, jadi hormonnya gampang berubah-ubah. Begi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-20
Baca selengkapnya

90

Sudah menjadi hal yang wajar ketika manusia begitu percaya pada orang terdekatnya, apalagi yang berstatus saudara. Mereka cenderung percaya buta tanpa pernah memiliki pikiran negatif, karena merasa yakin bahwa saudara tidak akan berbuat buruk pada saudaranya yang lain.Tapi pada kenyataannya, Sander adalah satu dari sekian banyak orang yang harus menelan pil pahit saat tahu bahwa musuh terdekatnya adalah orang yang berstatus sebagai sepupunya.Dia dan Ajeng begitu percaya pada Ansel. Menganggap pria itu adalah adik mereka. Satu-satunya keluarga yang tersisa dari pihak paman. Menganggap bahwa darah lebih kental daripada air. Tanpa sadar bahwa darah itu justru mengandung penyakit yang bisa merusak keluarga mereka.Tok tok tok!Dadanya masih bergemuruh. Berbagai pikiran mengenai interaksinya dengan Ansel berkelebat di kepalanya. Mencari bagian mana yang salah. Bagian mana yang mencurigakan."Buka pintunya!" teriaknya tak sabar.Apakah ada tanda-tanda Ansel memiliki perasaan lebih pada Aj
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
18
DMCA.com Protection Status