Semua Bab Menjadi Istri Kedua Suami Sahabatku : Bab 61 - Bab 70

172 Bab

61. Talak

"Kamu udah keterlaluan!" Ella tersenyum sinis ketika pintu kamarnya menjeblak terbuka karena dibanting dengan kasar. Sudah dia duga, cepat atau lambat Evan akan datang. Dia sudah membuat pujaan hati pria itu dibully dan dijelekkan oleh banyak orang karena ulahnya."Kamu mau menceraikan aku?" tanyanya dengan tenang. Matanya menatap selembar fotonya dan Ajeng di antara pecahan kaca pigura."Ya. Ella Paramita Wijaya, aku talak kamu hari ini. Kita sudah bukan suami istri lagi. Aku udah mengajukan gugatan cerai di pengadilan," kata Evan dengan lantang.Ella mengepalkan tangannya. Amarah yang selama ini tersimpan di balik sikap ramah dan murah senyum, kini muncul ke permukaan. Lagi dan lagi, hidupnya berantakan karena Ajeng. Suaminya kini menceraikannya karena Ajeng."Selalu perempuan itu. Seharusnya aku membunuhnya saja," gumamnya sambil meremas lembaran foto lain yang berisi dirinya dan Ajeng. Kebenciannya semakin berkobar. "Dasar perempuan laknat!""Jaga mulut kamu!" Evan membalikkan ku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-09
Baca selengkapnya

62. Ditangkap

"Apa? Ella diceraikan oleh Evan? Kamu yakin?" Teriakan Puspa melengking, sampai-sampai Susno yang baru pulang kerja langsung membeku di tempatnya berdiri."Semua pekerja di rumah Evan menjadi saksinya? Memangnya kenapa kok Ella bisa dicerai? Dia lagi hamil dan sakit! Apa mereka bertengkar? Apa gara-gara Ajeng menjadi istri kedua Evan?"Susno bukan hanya membeku di tempatnya, melainkan juga seperti dipukul kuat-kuat di bagian jantungnya. Ajeng menjadi istri kedua Evan? Apa dia tidak salah dengar? Kenapa dia tidak tahu soal ini?Mengetahui bahwa Ajeng dituduh sebagai pelakor saja jantungnya seperti berhenti berdetak. Kenapa anak buahnya tidak memberitahunya tentang hal ini?"Apa? Maksudnya gimana? Ella mau balas dendam? Sama siapa?"Susno merasa nyawanya seperti dicabut. Putrinya ternyata tidak main-main dengan ucapannya. Dia kira, Ella hanya menggertaknya saja."Sekar Anjani?"Satu nama yang membuat Susno ingin lenyap ditelan bumi. Sudah sangat lama sekali dia tidak lagi mengungkit nam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-10
Baca selengkapnya

63. Menolak Damai

"Saya harus tahu apa yang sudah diperbuat oleh istri saya. Saya ini suaminya," paksa Susno pada polisi yang tadi menggiring Puspa ke kantor polisi."Istri anda adalah otak di balik foto-foto Nyonya Ajeng yang beredar di media sosial. Dia menyuruh seseorang untuk menjebak korban dengan memasukkan obat perangsang ke dalam minumannya agar bisa dibawa ke hotel oleh orang itu.""Apa?" Susno membelalakkan mata dan meremas rambutnya dengan tangan kanan. "Kenapa dia bisa berbuat begitu?"Yang dia tahu, pelakunya adalah Nadia. Itupun dia hanya tahu bahwa Ajeng difitnah sebagai pelakor. Bukan tentang penjebakan Ajeng menggunakan obat perangsang. Kenapa orang suruhannya lagi-lagi tidak melaporkan tentang itu padanya?"Kami akan menginterogasinya nanti. Tuan Evan Braun yang mengajukan tuntutan itu.""Evan Braun? Kenapa bisa dia yang mengajukan tuntutan?" Susno benar-benar tak mengerti. Sudah sebulanan ini dia tidak mendapatkan informasi apa-apa mengenai Ajeng dari orang suruhannya."Dia adalah su
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-10
Baca selengkapnya

64. Tragedi

Evan tengah menandatangani beberapa dokumen ketika tiba-tiba pintu kantornya dibuka dengan kasar. Dia mendongak hendak memarahi Siska, tapi urung ketika yang dilihatnya justru ibunya."Mama ngapain ke sini? Kenapa nggak menelepon aja kalau ada perlu?" tanyanya heran sebelum kembali berkutat dengan pekerjaannya."Kamu ini kenapa malah sibuk di kantor? Kenapa nggak nemuin istri kamu?" tuntut ibunya."Aku udah menceraikan Ella," jawab Evan tanpa mendongak.Tidak ada tanggapan. Evan mengernyitkan alisnya, heran kenapa ibunya tidak bereaksi apa-apa. Dia mendongak dan mendapati ibunya yang hanya menaikkan sebelah alis."Seharusnya sudah sejak dulu kamu ceraikan dia. Kenapa baru sekarang?"Kali ini, Evan menghentikan pekerjaannya. "Mama kenapa bilang begitu?"Dahlia mendengkus dan melangkah menuju ke sofa di seberang meja kerja Evan."Mama nggak menyangka kalau Ella itu begitu liar. Waktu kamu ke Surabaya, Mama sama Ajeng datang ke rumah kamu. Eh, dia malah debat sama sopirnya itu lho. Rudi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-11
Baca selengkapnya

65. Di Mana Ajeng?

Evan seperti kesetanan ketika sampai di depan rumah yang dia belikan untuk Ajeng."Ajeng! Sayang, kamu di mana?"Seorang polisi menghalangi Evan yang hendak masuk ke dalam rumah yang sudah hancur dan beberapa bagian gosong. "Maaf, Pak. Petugas sedang mencari korban. Jangan mengganggu pekerjaan mereka.""Aku mau mencari istriku! Punya hak apa kamu melarangku mencari istriku sendiri?" Evan berteriak.Dia menghentakkan cekalan polisi itu dan berhasil masuk ke TKP yang sudah diberi garis polisi, namun seseorang kembali mencekalnya."Lepaskan aku, brengsek! Aku harus mencari istriku!""Bos! Jangan gegabah! Biarkan petugas itu yang mencari. Bi Marni sudah ditemukan dan dalam kondisi kritis. Jangan membahayakan diri anda sendiri!" sentak Raka sambil menarik Evan.Dia tetap berontak. Tidak ada yang boleh menghalanginya mencari istrinya sendiri. Dia tidak bisa menunggu para petugas kepolisian mencari korban di bawah puing-puing bangunan. Bisa saja mereka melewati tempat di mana Ajeng berada.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-12
Baca selengkapnya

66. Harapan

"Anda yang serius kalau bicara. Saya tanya sekali lagi. Istri saya pergi bersama siapa?" Tanpa sadar Evan membentak, membuat wanita itu terkejut dan melangkah mundur."Pak, tolong jangan membentak saksi," tegur polisi di sebelahnya."Van, dia sudah memberitahu kamu informasi yang sangat berharga. Jaga sikap kamu." Ganti Dahlia yang menegur, lalu menatap wanita itu dengan senyum minta maaf. "Laki-laki itu masih muda? Sepupu menantu saya berkunjung ke sini soalnya."Wanita itu sedikit melembut ketika menatap Dahlia. "Ah, orangnya tinggi besar seperti mas yang ini. Wajahnya agak-agak bule juga. Sepertinya blasteran. Terus yang satu lagi, orang Indonesia kok. Cuma kulitnya bersih dan rambutnya lurus disisir ke belakang. Mereka membawa dua koper seingat saya.""Bos, biar saya cek CCTV," pamit Raka sebelum pergi meninggalkan kerumunan menuju ke pos satpam dengan berjalan kaki.Tim pencari keluar satu persatu dari rumah Ajeng yang sebagian besar sudah hancur dengan wajah lelah. Mereka mengha
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-13
Baca selengkapnya

67. Kecewa

Susno menatap Puspa yang kini memakai baju oren dengan kedua tangan diborgol. Tidak ada rasa penyesalan sama sekali di sorot mata wanita itu. Malah, Puspa menatapnya dengan sorot penuh amarah dan kebencian."Kenapa kamu nekat, Ma?" tanya Susno kecewa.Istrinya mendengkus sinis. "Kenapa kamu masih saja terobsesi dengan wanita itu, Pa? Kenapa kamu tega membiarkan anak kita berubah karena obsesi gilamu itu?"Susno terdiam. Dia memang salah. Semua yang terjadi pada Ajeng bermuara darinya. Seandainya dia bisa lebih berhati-hati menyimpan rahasia itu."Ternyata kamu nggak berubah. Aku kira hatimu setidaknya akan terketuk setelah mengetahui skandal anakmu dan usahaku untuk menjebak Ajeng. Tapi aku salah. Ternyata kamu benar-benar nggak peduli sama aku dan anak kita."Kedua mata wanita itu berkaca-kaca. Seharusnya Susno tersentuh, tapi hatinya mengeras. Dia masih saja meyakini bahwa apa yang dia lakukan adalah wajar."Sejak awal aku sudah bilang padamu, aku sama sekali nggak bisa mencintai ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-14
Baca selengkapnya

68. Bayi yang Tak Bersalah

Rudi menatap wanita di hadapannya dengan wajah datar. Sejak datang ke rumah sakit ini, Ella terus saja mengeluh perutnya sakit. Tapi, itu sama sekali tidak menarik simpati Rudi."Bahkan di saat-saat seperti ini, kamu masih saja kepikiran sama balas dendam kamu. Terbuat dari apa hati kamu?" tanya Rudi heran.Sebentar lagi, bayi di dalam kandungan Ella harus segera dikeluarkan. Kemoterapi yang dilakukan oleh wanita itu ternyata mempengaruhi kondisi janin."Aku belum puas sebelum melihat Ajeng hancur, begitu juga dengan papaku," ucap Ella di sela-sela rintihannya.Rudi menghela nafas panjang. Tidak habis pikir, kenapa dulu dia bisa tergila-gila dengan wanita itu? Ella dulu adalah gadis yang ceria dan baik, meskipun sedikit menyebalkan karena kemauannya harus selalu dituruti.Tapi sikap perempuan itu berubah setelah bertemu dengan Ajeng. Dulu, ketika keluarga Rudi masih kaya, dia bisa menyuruh orang untuk mencari tahu siapa sebenarnya Ajeng, karena Ella sangat membenci gadis itu. Namun, k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-15
Baca selengkapnya

69. Bertemu Mantan Ipar

"Jangan ngelamun terus. Nggak baik buat ibu hamil."Ajeng mengerjap dan sedikit terlonjak. Mengelus dada karena jantungnya seperti mau copot."Mita! Ngagetin tahu!" gerutu Ajeng dengan wajah cemberut.Si pelaku malah tertawa terbahak-bahak, membuat Ajeng menatap wanita itu sinis."Ngapain ke sini? Mau caper ke Ansel? Dia lagi sibuk.""Yeee, siapa juga yang caper ke brondong kayak dia. Enak aja. Aku kan sering ke sini buat nengokin kamu," jawab Mita tak terima.Mita adalah sahabat Ajeng sejak kecil. Mereka harus terpisah karena Ajeng memilih untuk berkuliah di Jakarta, sedangkan Mita tetap setia menuntut ilmu di kota Malang."Wajahnya kok mendung gitu? Lagi kangen sama yang di sana ya? Jadi makin penasaran. Secakep apa sih suami kamu itu? Lebih cakep mana dari Dimas?" Ajeng berdecak dan berdiri dengan hati-hati meninggalkan Mita menuju ke dapur rumah Ansel. Mita memang sudah tahu mengenai perceraiannya dengan Dimas dan pernikahan keduanya yang masih rahasia. Yang orang-orang sekitar t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-16
Baca selengkapnya

70. Mengenang Masa Lalu

Ajeng merasa risih ketika Nayla terus mengamati perutnya yang tertutup dress. Memang tonjolannya sedikit terlihat, jadi gampang bagi orang untuk menyimpulkan bahwa dia sedang hamil karena tubuhnya langsing.Wajah Nayla yang awalnya terkejut, kini menjadi muram. Ajeng hanya diam saja. Tidak ada niat untuk sekedar menghibur. Mereka dulu tidak seakrab itu. Malah, hubungan mereka termasuk buruk karena Nayla selalu mencari gara-gara dengannya."Aku benar-benar minta maaf. Aku menyesal udah menuduh kamu yang macam-macam dulu. Sebenarnya...aku dulu pernah memergoki Kak Dimas sama perempuan lain di belakang kamu." Nayla langsung melengos. Terlihat sekali merasa bersalah.Seharusnya Ajeng sudah tidak terkejut lagi. Tapi nyatanya, dia tetap saja terkesiap. "Sejak kapan?"Nayla menunduk. "Sejak lama. Lebih tepatnya, setelah 3 bulan kalian menikah."Ajeng menutup mulutnya dengan tangan. Bercerai dari mantan suami tidaklah semudah itu bisa melupakannya dalam waktu singkat. Ada luka dalam yang memb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
18
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status