“Madre … lekas lah sembuh, aku sedih melihatmu seperti ini.” Janina terus berceloteh sembari mendorong kursi roda ibunya di taman rumah sakit.Wanita paruh baya yang melahirkan Janina itu melapisi tangan Janina lalu meremat lembut.“Maafkan Madre, selalu merepotkan kamu.” Beliau menyahut.“Tidak Madre, hanya saja hatiku hancur setiap kali Madre harus dirawat di rumah sakit.” Janina menghentikan laju kursi roda, dia duduk di salah satu kursi di taman dan sekarang dia dengan Madre bisa saling berhadapan.“Berjanji lah Madre akan sembuh kali ini.” Janina mengulurkan kelingkingnya.Madre hanya tersenyum, beliau tahu kematian sudah di depan mata jadi tidak ingin berjanji.“Madre lelah, ayo kita kembali ke kamar.” Madre mengalihkan topik pembicara membuat Janina mendelik sebal yang dibuat-buat namun tak urung dia mengikuti keinginan Madre untuk kembali ke kamar.Saat hendak kembali ke kamar, Janina melihat seorang perempuan duduk di salah satu bangku taman yang paling dekat dengan pa
Last Updated : 2024-08-16 Read more