David menghempas Aster ke tempat tidur. Dia sendiri berdiri berkacak pinggang di sisi tempat tidur. Dadanya naik turun bergemuruh. "Jangan beri ijin mereka masuk," tegas David. Aster bangkit perlahan. "Mas, mereka orang tuamu. Aku tidak punya hak untuk melarang mereka masuk ke rumah putranya," sanggah Aster. Dia mengusap tangannya yang sakit dicengkeram David terlampau kencang. Tak anyal menjadi merah pun. Dia menunduk menyembunyikan wajah kesakitan. "Aku memberimu ijin, Aster. Ini rumahmu juga," seru David. "Kita belum resmi menikah, Mas," ucap Aster kencang tanpa sadar. Dia pun membekap mulutnya. Kepalanya digeleng - gelengkan. "Tidak, Mas. Bukan maksudku membentakmu. Maafkan aku," cicit Aster merasa bersalah. Terlebih air muka David menjadi keruh. Memerah gelap pula wajah datar itu. Tak ada hawa sejuk di sekitar mereka. Ruangan menjadi sesak seketika. David terdiam lama. Dia lalu meraih Aster, memeluknya. "Maafkan aku juga, Aster," bisik David dengan berat. "Kita
Last Updated : 2024-10-01 Read more