"Kamu gugup?" tanya David lirih. Aster memeluk lengan David. Dia mengedikkan pundak. "Entahlah... aku tidak merasa apa - apa." David memberinya senyum menenangkan. Sedikit menunduk untuk mengecup pelipis Aster. "Rileks saja. Mereka tetap orang tua dan adikmu, Sayang." Aster menarik nafas dalam. Langkah lebih ringan menuju rumah yang sedari kecil menjadi tempatnya tumbuh. "Aster, David, kalian sudah datang," ujar Laura tergugup. Dia menarik putrinya ke ruang keluarga. "Mama ambil kan minum ya. Mau dingin apa hangat?" Mata Aster mulai berkaca - kaca. "Dingin saja, Ma. Aku ambil sendiri... boleh?" Laura terangguk cepat. "Tentu saja. Sana, ambilkan juga untuk suamimu." Aster pun melepaskan tangan dari Laura. Beranjak menuju dapur yang sudah sangat dikenal. Laura melonggokkan kepala. Dia lantas menoleh ke menantunya. "Kalian akan menginap?" "Sepertinya tidak, Ma. Tapi... saya menunggu Aster gimana. Maaf ya, Mama," jawab David. Dia belum tahu bagaimana mau Aster. Istriny
Last Updated : 2024-10-28 Read more