Semua Bab Pria Pengantar Makanan Itu Ternyata Tuan Muda : Bab 71 - Bab 80

209 Bab

Bab 71. Marah dan Putus Asa

Matteo menatap Leroy dengan mata penuh kebencian dan frustrasi. "Kamu nggak tau, apa yang aku alami untuk meraih di tahap ini!"Leroy berdiri perlahan, menatap ayahnya dengan dingin. "Aku tau lebih dari yang kamu kira, Pak Matteo. Dan aku nggak bakal biarin kamu hancurin semua yang udah aku bangun. Kalo kamu pikir, kamu bisa terus memanipulasi dan mengendalikan, maka kamu salah besar, Pak Matteo."Matteo menggertakkan gigi. Tangannya bergetar menahan kemarahan. "Kamu harus belajar menghormati Papa."Leroy mendekati Matteo, menatapnya langsung di mata. "Aku bakalan hormati Anda saat Anda memang pantas untuk dihormati. Tapi sampai sekarang, aku bakal mastiin kamu tau kalo aku bukan anak kecil yang bisa kamu kendalikan sesuka hati."Setelah itu, Leroy berbalik dan meninggalkan ruang makan. Dia membiarkan Matteo terdiam dengan kemarahan dan rasa malu yang mendidih di dalam dirinya.***Pagi ini, sinar mentari menembus jendela-jendela tinggi ruang makan keluarga Opulent, menyinari meja pan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-04
Baca selengkapnya

Bab 72. Wibawa Seorang Ayah

Matteo akhirnya berkata dengan suaranya bergetar antara marah dan putus asa. "Gimanapun juga, saya ini tetap aja Papa kamu dan Sagari tetap perusahaan saya!" Harga diri seorang Matteo yang sudah terbiasa hidup mewah, tidak boleh luruh hanya gara-gara anak kurang ajar yang hendak mengatur ayahnya! Dia harus menunjukkan wibawa seorang ayah dan seorang kepala keluarga! Leroy tersenyum tipis, tetapi senyum itu tidak mencapai matanya. "Ternyata, Pak Matteo nggak sepintar dugaanku. Sebagai seorang Komisaris Utama dan pemegang saham mayoritas di Sagari, aku punya kuasa penuh untuk ngelakuin apapun." Mendadak saja Matteo bungkam, dia terdiam. Kini Matteo perlahan menyadari bahwa dia telah kehilangan kendali atas situasi. Putranya yang dulu selalu patuh dan bodoh, sekarang telah berubah menjadi sosok yang tidak dia kenali, bahkan gagal dia kendalikan. Apakah Matteo masih memiliki sisa harga diri jika sudah dalam tahap semacam ini? "Kasih aku waktu." Matteo akhirnya mengalah karena sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-05
Baca selengkapnya

Bab 73. Bukti Konkret

Hari hampir pagi. Matteo mulai mengerang pelan. Matanya perlahan terbuka, pandangannya kabur.“Hmh ….” Matteo siuman.Matteo merasakan kepalanya berdenyut akibat tekanan darah yang melonjak setelah perdebatan sengit dengan Leroy. Kini justru orang yang membuatnya mengalami serangan hipertensi ada di dekatnya, menatapnya dengan ekspresi tak terbaca."Syukurlah Pak Matteo udah sadar," kata Leroy dengan nada datar.Dengan satu gerakan singkat, dia menutup buku yang dibaca dengan asyik.Matteo mencoba bangkit perlahan, tetapi dia masih merasa lemah. Amarah yang terpendam kembali membara dalam dirinya. "Roy, jangan jadi anak durhaka! Lagian perbuatanmu ke Rindy nggak bisa dibenarkan!" suaranya bergetar, penuh tuduhan.Leroy masih tetap tenang, hanya mengangkat alisnya seakan dia bingung atas apa yang diucapkan ayahnya. "Aku nggak paham apa yang Anda maksud, Pak Matteo."Matteo mengepalkan tangannya, menggertakkan gigi. "Nggak usah pura-pura bego! Kamu kan yang nyuruh orang nabrak Rindy
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-05
Baca selengkapnya

Bab 74. Kesempatan Besar

Pagi hari berikutnya di Sagari Tower.Leroy berdiri di depan jendela bersama Jay. Dia memandang jauh ke horizon. Jas hitamnya yang rapi menegaskan posturnya yang tegap. Dia sedang menghisap rokok dengan tenang. "Tuan Muda, ini udah dua hari. Anda harus ambil sikap tegas untuk Tuan Matteo." Jay berbicara mengutarakan isi pikirannya. "Apa Anda udah punya rencana?"Leroy mengembuskan asap rokok tinggi-tinggi. Dia tampak seperti sedang berpikir keras. Leroy menjawab, "Aku tau. Aku udah punya rencana, Jay. Kamu tenang aja! Sepulang kantor nanti, aku akan pergi temui Papa." Saat itu juga, dia mendengar ketukan halus di pintu."Masuk!" perintahnya tanpa berbalik.Sinta DeltaーSekretaris senior yang tugasnya mengurus semua pekerjaan di kantor pusat melangkah masuk dengan anggun.Sinta berkata, "Tuan Muda, perwakilan dari PT Sembiring Agro Tbk dan PT Chandra Asri Tbk sudah datang."Leroy berbalik, senyum tipis tersungging di bibirnya. "Oke. Bawa mereka ke sini!"Sinta mengangguk dan keluar.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-05
Baca selengkapnya

Bab 75. Tidak Main-main

Sore hari setelah pulang bekerja, Leroy masuk ke kamar Matteo bersama Jay dan Adipati. Di samping ranjang, Issac duduk dengan tegak menjaga Matteo yang sedang duduk bersandar sambil membaca buku. Saat melihat Leroy, Issac langsung berdiri dan membungkuk hormat. Dia menjauh dari kursi. Sedangkan Matteo mengalihkan pandangan dari bukunya. Dia menatap Leroy sambil meningkatkan kewaspadaan.Leroy berdiri di samping ranjang Matteo, tatapannya dingin dan menusuk. Meski ayahnya masih dalam tahap pemulihan, Leroy tak menunjukkan belas kasihan. Ini kesempatan untuk menekan Matteo saat dia lemah."Pak Matteo," ujar Leroy dengan nada datar, "Aku pikir, sekarang adalah waktu yang tepat untuk Anda buat keputusan."Matteo mendengus lemah. Keringat dingin membasahi dahinya. "Saya tau, hari ini udah lebih dari 48 jam. Tapi, Roy, saya baru kena serangan hipertensi."Sinar matahari sore menerobos masuk dan menciptakan bayangan panjang di lantai marmer. Leroy mengambil satu langkah maju. Sosoknya yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-05
Baca selengkapnya

Bab 76. Makian dan Tuduhan

Bandar udara Internasional kota Aston. Setelah mempertimbangkan dengan matang, Leroy akhirnya kembali ke kota Aston. Sehari yang lalu, dia mendapatkan telepon dari Assad. Kali ini, Assad memberitahu bahwa tuan besar keluarga Donsu yaitu Bahran Donsu akan merayakan ulang tahun yang ke-80. Awalnya Leroy tidak peduli. Toh, dia dan Angeline akan segera bercerai. Namun dia merasa risih saat Angeline berulang kali menghubunginya, bahkan mengirimkan beberapa pesan. Angeline: Dasar Suami nggak tau diri! Udah berapa lama kamu nggak pulang? Kamu nggak inget kalo udah punya istri?Angeline: Kamu punya peliharaan lain di luar? Apa kamu nggak sadar, kalo kamu itu miskin! Hidup kamu aja aku yang tanggung semuanya. Bisa-bisanya punya peliharaan lain!Leroy sedang membaca ulang beberapa pesan terakhir yang dikirim Angeline padanya. Makian dan tuduhan. Dua hal itulah yang Leroy dapatkan dari Angeline. Wajah Leroy berubah masam. Alisnya berkedut karena marah. Angeline: Kamu takut? Kamu takut samp
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-05
Baca selengkapnya

Bab 77. Suasana Makan Malam yang Hening

Rumah mewah Leroy bergaya pedesaan yang megah dan elegan. Rumah ini berdiri di atas lahan seluas 5.000 meter persegi, mampu memberikan ruang yang cukup untuk taman yang luas dan fasilitas tambahan. Luas bangunannya sekitar 1.200 meter persegi, mencakup beberapa lantai dengan berbagai ruangan yang luas dan nyaman. Rumah ini memiliki pemandangan alam yang indah, dikelilingi oleh pepohonan hijau dan taman yang rapi. Dinding luar mansion ini terbuat dari batu alam yang kokoh dengan warna-warna netral memberikan kesan alami dan tahan lama. Pilar-pilar besar menghiasi bagian depan, menambah kesan megah dan klasik.Atapnya berbentuk pelana dengan genteng berwarna tanah liat, memberikan nuansa pedesaan yang autentik. Jendela-jendela besar dengan bingkai kayu yang elegan memungkinkan cahaya alami masuk ke dalam rumah, menciptakan suasana yang terang dan hangat.Assad menjawab, "Tuan Adam dari keluarga Pongoh beli satu unit sebagai hadiah ulang tahun IstrinyaーNyonya Melissa Francis." Kedua m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-05
Baca selengkapnya

Bab 78. Ruang Bawah Tanah

Suasana hati Leroy memburuk. Jay menyadarinya. Assad dan cucu-cucunya juga menyadarinya. Selama makan malam, tidak ada yang berani berbicara.Leroy melirik cermin besar dengan bingkai kayu ukir yang indah. Cermin itu ditempatkan di salah satu dinding untuk memberikan ilusi ruang yang lebih luas dan menambah elemen dekoratif."Kakek, ada informasi menarik tentang keluarga Donsu selama aku pergi, nggak?" Leroy mengulangi pertanyaannya. Saat sedang mengunyah salad, Leroy memandangi lukisan-lukisan klasik dengan tema alam dan pedesaan. Lukisan-lukisan tersebut dipajang di dinding untuk menambah sentuhan seni dan keindahan."Cuma bisnis mereka yang agak macet, Tuan Muda," jawab Assad dengan sangat hati-hati. "Selain itu, gosip tentang perselingkuhan Austin Donsu aja."Gorden dari kain linen berwarna netral dengan hiasan renda di tepinya, menggantung di jendela-jendela besar yang memberikan pemandangan taman luar yang indah. Sesekali gorden itu tertiup angin malam karena jendela-jendela be
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-05
Baca selengkapnya

Bab 79. Keintiman Istri Jaksa Agung Bersama Pria Muda Misterius

Leroy meletakkan kepala di atas meja mini bar. Dia sudah menghabiskan satu botol Screaming Eagle Cabernet seharga Rp. 6,3 Miliar.Leroy berteriak, "Heh, asisten idiot!" Leroy memanggil Jay yang sejak tadi menuangkan wine ke dalam gelas kristalnya. Namun, Jay diam saja. Dia membiarkan Leroy berteriak sesuka hati.Leroy kembali berteriak. "Ke mana dia? Cepet isi penuh gelasku!" Leroy membanting ringan gelasnya berulang kali dengan kedua mata merem melek.Jay mengambil gelas kosong dari tangan Leroy yang hampir terjatuh. "Tuan Muda, udah cukup!"Leroy tidak mabuk sendirian, tetapi bersama Bastian. Namun, Bastian tidak meracau. Dia hanya memperhatikan gerak-gerik Leroy. Pencahayaan di mini bar dirancang untuk menciptakan suasana yang hangat. Lampu gantung kristal besar menggantung di tengah ruangan, memberikan cahaya utama yang lembut. Selain itu, ada juga lampu dinding dengan desain vintage yang menambah sentuhan klasik. Meja bar terbuat dari marmer hitam dengan kilauan yang elegan,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-06
Baca selengkapnya

Bab 80. Ancaman di Masa Depan

Leroy tentu saja ingat ketika foto-foto itu diambil. Dia mengembuskan asap rokok tinggi-tinggi ke udara sambil menikmati setiap detiknya. "Foto-fotonya nggak begitu jelas," Leroy menyerahkan kembali tablet itu kepada Bastian. "Wajahku nggak keliatan jelas." "Tapi Tuan Muda," Jay berbisik, "netizen mulai cari tau tentang Anda. Mereka penasaran dengan laki-laki di foto ini." Leroy memadamkan rokok, lalu berjalan mengambil sop. Dia membawanya ke meja di sudut ruangan. "Biarin aja! Ini justru menguntungkan aku." Leroy mulai menikmati sopnya.Jay dan Bastian bertukar pandang. Ketenangan Leroy tidak bisa mereka artikan. "Anda nggak khawatir kalo gosip ini berdampak ke reputasi perusahaan?" tanya Jay hati-hati. "Apalagi perusahaan Sagari sedang menjalani mega proyek. Jangan sampai proyek kita hancur karena masalah ini, Tuan!"Leroy tersenyum tipis. "Jay, kamu tau apa yang lebih kuat dari gosip?"Jay menggeleng. Dia melirik Bastian yang juga menggeleng."Fakta," jawab Leroy tegas. "Dan f
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
21
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status