Home / Pernikahan / Mengharap Cinta Sepupuku / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Mengharap Cinta Sepupuku : Chapter 11 - Chapter 20

145 Chapters

11

Tiga puluh menit kemudian,, tepatnya setelah membersihkan dirinya Gladis keluar dengan tubuh yang sudah bersih dan rambut yang sudah mengering. Melihat sang suami sudah tidak ada di kamarnya, Buru-buru Gladis membuka nakas untuk mencari kertas laporan pemeriksaannya yang ia sembunyikan kemarin. Ia tidak mau jika Nathan menemukannya lebih dulu, ia takut jika pria itu tau akan menyuruhnya untuk menggugurkan janinnya dan ia tidak mau itu sampai terjadi. Laporan itu awalnya ia simpan sebagai kejutan untuk hadiah ulang tahun sang suami, namun faktanya sepertinya Nathan tidak butuh ini. Karena sebentar lagi ia akan mendapatkannya dari Clara, entah kenapa pikiran Gladis kemana-mana jika membayangkan sejauh apa hubungan antara suaminya dengan sang adik. Aku yakin jika yang meminta Yuda untuk mengantarkanku ke rumah itu adalah Clara, tidak mungkin jika suaminya seceroboh itu untuk memberi tau dirinya tempat perselingkuhan mereka.Gladis menatap hasil laporannya dengan cukup lama. Setelah m
Read more

12

Gladis membayangkan kehidupan mereka lima tahun yang lalu. kehidupan Yang membuat hidup Gladisa seakan berwarna, cintanya yang teramat dalam pada Kakak sepupunya akhirnya menemui jalan pintas yang cukup membuatnya tercengang. jalan di mana tiba-tiba status mereka berubah menjadi sepasang Tunangan yang pada akhirnya menikah. Meskipun Pada akhirnya ia harus sedikit kecewa karena nyatanya Pria yang begitu di cintainya lebih mencintai adiknya sendiri. Plak Nathaniel melempar Seonggok kertas tepat di meja kerjanya. Pagi itu adalah hari pertama Gladis membuka cabang butiknya yang ada di Indonesia setelah menikah dengan suaminya Nathaniel yang tak lain adalah kakak sepupunya sendiri. "Apa ini kak?" tanyanya, lalu mengambil mab yang berisi lembaran surat perjanjian pernikahan yang harus mereka sepakati. Di sana tertulis beberapa poin yang harus di sepakati Dirinya dan juga Nathan Deg Sejenak jantung Gladisa berdetak dengan begitu hebatnya. hancur sekaligus sedih saat melihat
Read more

13

Pagi ini Gladis terlihat malas-malasan untuk pergi ke butiknya, sepertinya obrolannya tadi malam bersama sang suami menimbulkan banyak pertanyaan di dalam otaknya. Wanita itu menatap dirinya di dalam cermin, wajahnya yang polos tanpa makeup membuatnya terlihat menyedihkan. Apalagi wajah yang semakin pucat efek tak enak badan, sekaligus kehamilannya. Gladis menyentuh perutnya, lalu mengelusnya perlahan. "Mengenai Bayi ini, aku harus bagaimana?" Gumamnya seraya tersenyum getir. Mungkin selama ini ia dapat menyembunyikan perasaannya pada sang suami dengan cara menjaga jarak dengan Pria itu. Namun kehamilan itu berbeda, semakin lama bentuk tubuhnya akan berubah terutama di area perut dan dadanya. Mana bisa ia terus menutupi kenyataan yang ada jika ia hamil?? Kepala Gladis semakin pusing karena ia pikir-pikir lagi mungkinkan ia bisa mempertahankan kandungannya? "Apa aku coba saja untuk berbicara dari hati ke hati dengan Kak Nathan? Siapa tau dia mau mengubah keputusannya!! Ya mung
Read more

14

Setelah bebas dari Cecaran Kakak iparnya, Gladis akhirnya bisa bernafas dengan lega. Sejak tadi ia menatap ke arah belakang mobilnya seraya berdoa, agar Nia tidak mengejarnya. Gladis benar-benar mengambil resiko besar karena sudah membohongi keluarganya yang notabene adalah clan dokter. Kedua mertuanya adalah dokter spesialis, apalagi Tuan Aiden Collins adalah seorang dokter kandungan kelas wahit pada masanya sebelum memutuskan pensiun dini untuk mengurus perusahaan milik keluarganya. Nia sang kakak iparnya pun memiliki karier yang tak kalah mentereng saat ini. Di usianya yang baru menginjak 27 tahun ia sudah menjadi ahli bedah saraf dan memegang jabatan tinggi di Rumah sakit milik keluarganya, menggantikan Mommy Naira yang sebentar lagi ingin pensiun. "Gila, Glad. Kau benar-benar sudah sinting karena mengambil resiko sebesar ini!! Bahkan kau melibatkan asisten Yuda juga dalam hal ini. Apa kau tidak sadar jika yang kau bodohi saat ini adalah keluarga dokter terbaik di kota ini??"
Read more

15

Siapa sangka dari kejauhan tuan Aiden melihat dengan jelas semua yang terjadi di dalam Perusahaannya. Selama ini tuan Aiden selalu memantau seluruh pergerakan kedua putra putrinya. bukannya marah, tuan Aiden malah tersenyum Smirk menatap ke arah Laya komputer yang ada di hadapannya. Asisten Hans yang kini berdiri di belakangnya pun tak kalah datarnya menatap ke arah layar Leptin yang masih menyala. "Tuan, Apakah anda tidak ingin menegur Tuan Nathan atas kecerobohannya? kasihan Nona Gladis!" "Tidak perlu, Biarkan saja. aku punya rencana lain untuk anak nakal itu, Kau siapkan saja apa yang aku perintahkan setelah ini!" "Baik Tuan." Jawab Hans, laku menundukkan kepalanya sejenak. ***** Sementara itu Nathan yang tadi sempat mengejar langkah Gladis kini nyatanya kehilangan jejak. Namun ia tak sengaja menendang kantung plastik yang tadi sempat di bawa oleh Gladisa untuk dirinya. "Apa ini?" Karena penasaran, pria itu akhirnya memutuskan untuk mengecek apa isinya? dari b
Read more

16

CEKLEk pintu kamar Tiba-tiba terbuka dari luar, Nathan yang baru saja pulang langsung berjalan masuk ke dalam Kamar mandi tanpa menyapa Gladis terlebih dahulu. Gladis yang awalnya tak mau ambil pusing Akhirnya memilih untuk merebahkan dirinya sendiri ke atas ranjang. Sudah menjadi kebiasaannya sejak menjadi istri Nathan, ia akan selalu menunggu suaminya itu sampai pulang meskipun pria itu mengatakan ia akan lembur sampai larut malam. Namun matanya bukannya terpejam, Gladis malah terus membolak balikkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri hingga membuat ranjang itu tak hentinya bergoyang. "Apa kau belum tidur?" Tanya Nathan yang baru saja keluar dari Kamar mandi dengan rambut yang basah, dengan handuk yang melingkar di pinggangnya. Sontak Gladis langsung menghentikan pergerakannya kalah menyadari jika sang suami sudah ada di dekatnya. "Ah, Kau membuatku kaget saja." Gumamnya seraya beringsut mundur untuk bersandar di kepala ranjang. Gladis sama sekali tak berani menatap Nathan y
Read more

17

Tiba-tiba Nathan sudah muncul di balik pintu dengan menatap Gladis cukup dalam. "Ku tanyakan padamu untuk terakhir kalinya, Siapa yang hamil Gladis?" NATHAN berjalan mendekat ke arah Gladis dengan tatapan yang cukup membuat Wanita itu kelabakan, bagaimana tidak. Di saat ia sedang merenungi kehamilannya tiba-tiba pria itu menyela dan entah apa saja yang sudah ia dengar dari mulut Gladis sendiri yang lancang berbicara. "Apa maksudmu kak? Jangan bicara sembarangan!" elak Gladis yang kini sudah melengos memutuskan tatapan mata mereka berdua. "Aku jelas-jelas mendengar kau mengatakan seseorang tengah hamil. Katakan padaku, apa kau hamil?" Nathan nampak menyipitkan matanya seraya mencengkeram kuat Bahu istrinya agar kembali menatap ke arahnya. "Kak, sakit tau." Ringis Gladis seraya berusaha untuk mengurai cengkeraman tangan Suaminya. "Jadi kau masih ingin mengelak nona? Baiklah, tunggu di sini!" Seketika Nathan melangkah mendekat ke arah nakas, ia membukanya perlahan dan l
Read more

18

"Apa maksudnya? Jika dia masih marah padaku, seharusnya bicara saja apa adanya. Kenapa harus menghinaku begitu??" Nathan tidak habis pikir dengan sikap Refaldo Mahendra yang selalu saja kasar padanya. Awalnya ia pikir, lambat taun pria itu akan mau memaafkan dirinya setelah kejadian lima tahun yang lalu di mana ia menikahi Gladisa yang notabene adalah wanita incaran sahabatnya itu. "Kau mau kemana?" tanya Nathan saat melihat Sahabatnya itu ingin keluar dari Unit apartment mereka. "Aku ingin menemuinya," Ujar Faldo ambigu, karena ia masih sibuk menggulung lengannya dan merapikan rambutnya agar tampil sempurna di depan wanita incarannya hari ini. "Memangnya seperti apa wajah gadis itu hingga kau begitu menyukai dirinya Do? Aku bahkan seperti tidak mengenalimu saat ini, Kau yang biasanya dingin tak tersentuh, kini menjadi pria bucin penuh obsesi hanya karena satu wanita. Memangnya secantik dan sepandai apa dia hingga bisa membuat seorang Refaldo Mahendra begitu tergila-gila?" Saki
Read more

19

Waktu berjalan cukup lama, Gladisa menghela nafasnya panjang. Wanita itu baru saja ingin pergi keluar. Namun tiba-tiba Pintu kamarnya terbuka cukup kasar hingga membuatnya hampir saja mengenai Kepalanya karena jaraknya hanya beberapa jengkal saja. Tiba-tiba Nathan muncul dan langsung mencengkeram kuat lengannya dan menarik tubuh Gladisa ke arah Ranjang. Buk Dengan Kasar Nathan mendorong tubuh Gadis hingga jatuh terlentang di atas ranjang, dan kini ia berusaha untuk menguncinya di atas ranjang. "Apa yang kau lakukan kak?" sakit, jangan kasar seperti itu! protes Gladis, yang kini berusaha untuk beringsut mundur agar terlepas dari cengkeraman Suaminya. Namun sepertinya akan sangat sulit karena Nathan sudah lebih dulu menguncinya. "Katakan padaku! Kau hamil anak siapa?" Duar Bagaimana di tempa batu yang besar, Gladis nampak shock mendengar pertanyaan seperti itu keluar dari mulut suaminya sendiri. "Apa maksudmu kak? Jadi maksud kakak ingin menuduhku hamil anak pria la
Read more

20

Sesampainya di rumah sakit itu, Gladis nampak bingung hingga menoleh ke sana kemari. "Gila, rumah sakit ini tidak kalah mewah dengan rumah sakit keluargaku. siapa pemiliknya? hingga berani membangun rumah sakit yang begitu megah seakan ingin menyaingi rumah sakit keluarga kami??" Pikir Gladis yang kini sudah berdiri di depan resepsionis untuk mendaftarkan diri. Setelah selesai mendaftarkan dirinya, akhirnya Setelah selesai ia ingin membalikan dirinya meskipun saat itu ia harus memasukan kembali dompetnya setelah melakukan pembayaran. Tepat saat Gladis berbalik, saat itu ada seorang pria yang sedang berjalan menuju ke arahnya, hingga tanpa sengaja Tubuh mereka berdua saling bertabrakan. BRUK Ahhhhh Reflek Gladis berteriak karena takut terjatuh, namun saat ia sadar nyatanya tubuhnya saat ini tengah di dalam pelukan seorang pria yang saat ini sedang menatapnya. Perlahan Wanita itu membuka matanya dan saat itu juga tatapan keduanya bertemu. Deg Sontak detak jantung ke
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status