Semua Bab Pesona Tuan Argantara: Bab 31 - Bab 40

50 Bab

Bab 31 : Apa masih bisa di perbaiki

"Hufft! Sangat melelahkan," ucap Rania begitu menjatuhkan dirinya di atas sofa. Setelah menempuh perjalanan yang lumayan lama, akhirnya kami tiba di rumah. Memang terasa melelahkan tapi, kebahagian terasa sangat nyata bagiku. Dimana kami menghabiskan waktu bersama, dan hubungan aku dan om Arga juga menjadi begitu dekat. Aku merasa, hubungan kami sudah terlihat seperti suami istri pada umumnya. Perhatian dan perubahan sikap nya yang sangat nyata, adalah hal yang tidak pernah aku bayangkan sebelum nya. Dan om Arga mengatakan akan mempublikasikan pernikahan kami setelah aku lulus nanti. Eh! Maksudku mas Arga, hehehe. Jangan sampai setelah ini aku salah menyebut namanya, atau... "Satu kali kamu memanggil saya dengan sebutan 'om'. Maka satu kali hukuman," kalimat yang di ucapkan om Arga semalam masih terngiang dalam ingatanku. "Oh ya. Memang hukuman nya apa?" balas ku ikut menantang. Cup! "Hukuman nya seperti itu! Atau mungkin lebih dari itu," balas om Arga tenang. Lebih d
Baca selengkapnya

Bab 32 : Aku seorang pendosa!

"Kesalahan terbesar apa yang pernah kau lakukan?" tanya mas Arga. "Mungkin kesalahan terbesar yang pernah Bella lakukan adalan belum bisa membahagiakan papa. Bella sering membantah dengan apa yang papa suruh. Dulu papa selalu mewanti-wanti Bella untuk mengenakan hijab, tapi Bella selalu mengabaikan semua nasehat dan petuahnya," kenang ku dengan apa yang pernah papa ucapkan sebelumnya. "Bella menyesal karena tidak pernah menjadi anak yang baik untuk papa. Bella selalu menjadi beban untuk papa. Itulah sebabnya sekarang Bella berusaha untuk menjadi lebih baik. Bella ingin papa senang melihat perubahan Bella dari atas sana," tambah ku lagi menahan sesak di dada. Apalagi saat aku merasakan kerinduan yang mendalam padanya. Ternyata benar! Rindu yang paling menyakitkan adalah merindukan seseorang yang telah berbeda alam dengan kita. Rindu yang paling menyesakkan adalah saat kau tidak bisa lagi menatap wajahnya untuk melampiaskan rasa rindumu. Jangan kan melihat wajahnya secara nyata, m
Baca selengkapnya

Bab 33 : Bakal punya adek

Begitu membuka mataku di pagi hari, aku merasakan seluruh badan ku terasa remuk. Kegiatan semalam benar-benar menguras tenagaku.Pipiku seketika memerah saat mengingat apa yang terjadi antara aku dan mas Arga semalam.Setelah beberapa bulan membangun biduk rumah tangga bersamanya, akhirnya semalam aku benar-benar telah menjadi seorang istri seutuhnya. Aku telah memberikan hak mas Arga yang seharus nya dia dapatkan dari awal pernikahan kami.Meskipun tanpa ada nya ucapan cinta yang keluar dari mulut mas Arga. Tapi aku yakin, lambat laun kalimat itu pasti akan keluar dengan sendirinya. Seiring berjalan nya waktu, cinta akan tumbuh dengan sendirinya.Yang pasti satu hal, untuk saat ini aku benar-benar sangat mencintai nya. Apalagi setelah apa yang kami lakukan semalam, cintaku semakin besar untuk nya.Jangankan meninggalkan nya, jauh dari nya saja rasanya aku tidak sanggup. Itulah yang saat ini hati ku rasakan.Tapi aku juga tidak boleh lupa, bahwa itu semua hanyalah sekedar harapan ku. H
Baca selengkapnya

Bab 34 : Semoga pilihanmu yang terbaik

"Ada apa, Dit?" tanya ku terkejut, saat tiba-tiba saja Radit menarik tangan ku menjauh dari kelas. Kemudian dia membawaku ke taman yang terlihat sepi saat ini. Taman yang memang jarang di lewati siswa. Karena letaknya yang berada di halaman belakang sekolah. Pria itu baru melepaskan tangan ku saat kami tiba di sana. "Ngapain kita di sini?" tanya ku pada nya yang hanya diam. "Apa kamu sudah punya seseorang yang penting dalam hidup mu?" tanya nya menatap intens padaku. "Maksud nya?" tanya ku yang tidak mengerti maksud ucapan pria di depan ku ini. "Apa kamu sudah mempunyai kekasih?" tanya nya lagi memperjelas. "Ke-kekasih?" beo ku. "Iya. Apa foto tangan yang kau posting saat itu adalah milik kekasihmu?" Ya, aku baru mengerti! Ternyata Radit masih penasaran tentang foto yang aku posting saat itu. Karena aku belum memberikan jawaban dari pertanyaan yang dia tanyakan saat itu. Itulah sebab nya dia menarik ku ke sini. "Jawab, Bella! Jangan membuat aku kembali bertanya pert
Baca selengkapnya

Bab 35 :

"Rania!" Gumam ku begitu berbalik. Aku pikir tadi Stella yang menyentuh pundak ku, dan dia mendengar semua yang di katakan Radit, ternyata aku salah. Yang saat ini berdiri di belakang ku bukan lah Stella, melainkan Rania. Bukan tanpa alasan tadi nya aku merasa terkejut dan khawatir jika yang ada di belakang ku ini adalah Stella. Hanya saja, aku tidak ingin jika Stella mendengar apa yang di katakan Radit tadi. Aku tidak ingin dia kembali melakukan hal di luar batas padaku. Bukan karena aku takut, hanya saja aku tidak ingin tindakan bodoh nya itu akan merugikan dirinya sendiri. Dan pastinya, mas Arga tidak akan tinggal diam jika dia kembali mengusikku. "Ngapain di sini? Dari tadi aku nyariin kamu, loh," ucap Rania. "Lagi cari udara segar," jawab ku tersenyum. Aku tidak ingin memberitahu nya jika tadi Radit lah yang membawaku ke sini. Aku belum ingin bercerita pada Rania tentang apa yang di katakan Radit pada ku tadi. Lagipula aku pikir itu tidak lah penting. "Ke kantin, yuk! Aku
Baca selengkapnya

Bab 36 : Dia kembali

"Kapan kau melihat nya?" Tanya mas Arga menatap serius om Daniel yang duduk di depan nya. "Tadi siang. Saat aku menjemput adikku di bandara, dan aku tidak sengaja melihat wanita itu juga keluar dari bandara," balas om Daniel tak kalah serius. Wanita? Wanita siapa yang di maksud om Daniel? Aku yang awal nya ingin mengantarkan kopi Ke ruang kerja mas Arga, justru mengurungkan niat ku. Dan entah kenapa aku justru tertarik mendengarkan pembicaraan mereka. Bukan niat ku untuk menguping, hanya saja tiba-tiba kakiku enggan untuk melangkah. Aku justru memilih berdiri di depan ruang kerja mas Arga dan mendengar pembicaraan mereka melalui celah-celah pintu yang terbuka. "Kenapa dia kembali? Apa tujuan nya kembali?" Tanya om Arga lagi, wajah nya terlihat cemas. Entah apa yang sedang di pikirkan nya. "Aku juga tidak tau. Tapi aku harap tidak akan ada hal buruk yang terjadi kedepan nya," balas om Daniel. "Aku merasa bingung dan juga takut, Daniel. Ini adalah kali pertama aku mendenga
Baca selengkapnya

Bab 37 : Ikut bi Inah ke pasar

"Bi, Bella ikut bibi ke pasar, ya," ucap ku pada bi Inah yang sedang bersiap-siap untuk pergi berbelanja keperluan dapur. "Nggak usah non, nanti non Bella pasti capek. Di pasar itu banyak orang, berdesak-desakan lagi. Pokok nya non Bella pasti nggak akan nyaman nanti," balas bi Inah. "Nggak apa-apa, bi. Bella tetap pengen nemenin bibi Belanja," ucapku meyakin kan bi Inah. "Lagian Bella suntuk di rumah, mas Arga sibuk dengan laptop nya ngerjain tugas kantor. Sedangkan Rania sibuk dengan laptop nya nonton Drakor," keluh ku lagi, membuat bi Inah tertawa. "Ya udah. Tapi ijin dulu ke suami nya. Nanti tuan marah lagi kalau tiba-tiba istrinya nggak ada di rumah," ucap bi Inah setengah bercanda. Aku pun mengangguk kan kepala dan segera berlalu dari sana. Tiba di ruang tengah, aku melihat mas Arga yang terlihat sibuk dengan laptop di depan nya. Dia bahkan tidak menyadari kehadiran ku. Mas Arga baru lah menoleh saat aku duduk di samping nya dan bersandar di lengan nya. Aku berusaha
Baca selengkapnya

Bab 38 : Sedikit mirip dengan...

Aku memperhatikan wanita di depan ku ini dengan seksama. Dia terlihat sangat cantik, dengan rambut berwarna brown. Tubuh nya langsing, mirip seperti seorang model. Wanita ini benar-benar sangat sempurna dari segi fisik. Aku yakin, pasti banyak sekali pria yang tertarik padanya.Tapi bukan itu yang menjadi pusat perhatian ku. Aku justru melihat wanita ini terlihat mirip dengan seseorang yang aku kenal, tapi aku tidak ingat siapa. Padahal aku yakin ini kali pertama aku bertemu dengan Tante di depan ku ini. Tapi wajah nya itu terlihat sangat familiar di mataku."Mau tanggung jawab Bagaimana? Aku bahkan yakin jika kau tidak akan sanggup membayar harga bajuku ini," balas wanita ini sombong. Matanya menatap marah padaku. Antara marah dan menganggap remeh aku."Jadi Tante pengen aku beli baju lain buat gantiin baju Tante yang udah kotor gara-gara aku?" Tanya ku berusaha menunjukkan sikap tanggung jawab ku."Iya, jika memang kau ingin bertanggung jawab," balas nya masih menunjukkan sikap arog
Baca selengkapnya

Bab 39 : Kegelisahan

Mendengar pembicaraan om Daniel dengan mas Arga tentang ibunya Rania yang sudah kembali. Lalu pertemuan ku dengan seorang wanita dewasa yang wajahnya sedikit mirip dengan Rania, membuat hatiku di Landa kegelisahan. Benarkah wanita itu ibunya Rania? Atau ini hanya imajinasi ku karena terlalu memikirkan hal itu? Malam ini aku bahkan tidak bisa tidur dengan tenang, karena memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi ke depannya. Aku menoleh ke samping, memperhatikan wajah mas Arga yang terlelap tenang di sampingku. Aku ulurkan tangan dan membelai wajah nya dengan lembut. Wajah pria yang berhasil mengobrak-abrik seluruh hatiku. Hingga tidak ada satu pun ruang yang tersisa untuk pria mana pun. Aku dekat kan wajah ku dan menciumi pipinya dengan lembut. Sambil membisikkan kalimat cinta di telingan nya. Meskipun mas Arga sedang tidur, tapi aku berharap alam bawah sadar nya bisa mendengar itu semua. Dan dia menyadari betapa aku sangat mencintai nya. "Aku sangat mencintaimu, suamiku,
Baca selengkapnya

Bab 40 :

"Itu mobil siapa, Rania?" Tanyaku pada Rania begitu kami tiba di rumah. Aku menatap bingung dua buah mobil yang terparkir di depan rumah kami. Salah satunya memang milik mas Arga, karena aku memang mengenalinya. Tapi yang satu nya lagi entah siapa pemilik mobil itu. "Nggak tau, Bun. Rania juga nggak pernah liat mobil itu sebelum nya," balas Rania yang tak kalah bingung. "Tapi tumben ya Ran, jam segini papa udah balik," ucap ku lagi dan melirik arloji di tanganku. Yang baru menunjukkan waktu pukul dua tiga puluh menit. "Mungkin papa pengen mengambil sesuatu yang penting," balas Rania tetap berjalan memasuki rumah, dengan aku yang berjalan di sisi nya. Deg! Deg! Deg! Entah kenapa sekarang perasaan ku merasa tidak enak. Jantung ku berdetak dua kali lebih cepat dari biasa nya. Aku merasakan kegelisahan seperti sebelum nya. Siapakah pemilik mobil di luar? "Ada apa, Bunda?" tanya Rania melihat aku tiba-tiba saja berhenti. "Tidak ada," balas ku menggelengkan kepala. Dan kemba
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status