All Chapters of Mencintai Pacar Sahabatku: Chapter 211 - Chapter 220

225 Chapters

Bercerita ke Lidiya

“Terima kasih banyak ya nak. Ibu percaya kamu sudah menjaga anak ibu. Terima kasih juga oleh-olehnya. Titip salam untuk mamamu.” Ucap Lidiya sembari tersenyum ramah.Seketika senyum merekah di bibir Anggara. Senyum yang jarang terlihat, namun kini diperlihatkan pada ibu dari gadis yang dicintai.“Baik Bu, nanti saya sampaikan salam ibu pada mama. Saya pamit dulu, selamat malam.” Pamit Anggara lalu melangkah meninggalkan wanita paruh baya itu dengan hati yang berbunga-bunga.Lidiya kembali ke kamar, menghampiri anak gadisnya yang kini duduk di tepi ranjang, sedangkan Bustomo masih berada di kamar mandi.“Lena, tadi keluar kok gak bilang ke ibu?” Tanya Lidiya pada putrinya.“Ibu dan ayah sudah tidur, Lena takut mengganggu. Maaf ya Bu, Lena sudah bikin ibu khawatir dan membuat ayah marah.” Ucap Akira meminta maaf dengan tulus. Jika tahu akhirnya membuat ayahnya marah tentu ia tidak akan mengulur-ulur waktu selama berada di kamar Anggara. Hatinya terlalu nyaman untuk meninggalkan Anggara.
Read more

Berkenalan dengan Calon Papa Mertua

Pagi itu, Anggara sengaja bangun lebih pagi. Dia sudah tampil dengan baju formalnya, setelan jas hitam dan kemeja lengkap dengan dasi. Nantinya dia akan pergi ke kantor bersama papanya. Namun sebelum pergi, Anggara ingin mengantar kepergian Akira.Anggara melangkah keluar dari kamarnya. Niatnya ingin bertemu Akira meskipun nantinya harus menghadapi ayah Akira yang pemarah.Namun hal itu tak menyurutkan niatnya untuk bertemu dengan gadis yang dicintainya.Sebelumnya, pagi-pagi sekali Anggara sudah mengirim pesan singkat ke Akira, namun gadis itu tak kunjung membalasnya.Anggara berjalan kaki menaiki tangga ke lantai tiga, tatapan wanita yang menunggu di meja resepsionis tampak terpukau melihat penampilan Anggara. Dia sangat ingat, pemuda yang pertama kali ia lihat dengan jaket dan helm Go-Jek. Ternyata hanya samaran saja. Lihatlah sekarang Anggara dengan setelan formal, tidak ada satu wanita pun yang mampu menolak pesona dari Septian Anggara.Namun wanita itu sangat kecewa karena pemu
Read more

Menunjukkan Bukti Rekaman

Akira meraih tangan Ruth dan menciumnya. Namun respon Ruth malah memeluk Akira.“Kapan-kapan kita ngobrol lagi ya, nanti suruh Anggara buat antar kamu main ke rumah Tante.” Bisik Ruth pada Akira.Akira meresponnya dengan mengangguk.“Baiklah Tante ke kamar dulu. Salam buat orang tuamu.” lanjut Ruth, sembari mengurai pelukannya.“Baik Tante.” Jawab Akira. Kini giliran Akira berhadapan dengan Baskoro yang kaku.Dia mengulurkan tangan untuk meraih tangan Baskoro, Ruth sebenarnya agak cemas terhadap respon suaminya. Namun hal tak terduga, Baskoro menyambut uluran tangan Akira.Awal yang bagus untuk kelangsungan hubungan Anggara dan Akira.Anggara kembali mengantar Akira kembali ke kamarnya. Rencananya sudah berhasil untuk mempertemukan Akira dengan papanya.Dia tak perlu bertanya tentang tanggapan orang tuanya tentang gadis yang dia bawa, tentunya Anggara sudah melihatnya langsung jika papanya merespon baik.“Sayang, jangan lupa kirim kabar ke aku. Tolong balas pesanku.” Ucap Anggara semb
Read more

Rencana Perjalanan Bisnis ke Jepang

Anggara melirik ke arah pak Beni sesaat, dia belum pernah melakukan perjalanan jauh. Apalagi perjalanan itu nantinya berhubungan dengan urusan bisnis.Pak Beni mengangguk untuk mengisyaratkan agar menerima tawaran tersebut, tentunya itu hal yang baik. Karena penawaran mister Hiro begitu menjanjikan. Sama seperti sebelumnya, Baskoro selalu menerima tawaran dari klien penting kalau sekiranya menguntungkan untuk perusahaannya.“Baiklah, nanti saya sampaikan kepada papa tentang tawaran mister. Tentunya kami tidak akan mengecewakan mister.” Ucap Anggara akhirnya.Beberapa pelayan memasuki ruangan itu, membawa beberapa menu santap makan siang. Menatanya dengan rapi di meja besar yang sudah tersedia di sana.“Ayo, silahkan makan.” Mister Hiro mengajak Anggara dan Beni untuk mulai menikmati makan siang.Anggara telah berhasil menjalani pertemuan kali ini, mister Hiro salut akan kecerdasan yang dimiliki oleh putra Baskoro. Di usia yang masih dua puluh tahun, namun mampu mengimbangi obrolan-obr
Read more

Kepulangan dari Jepang

Selama Anggara berada di Jepang, Akira melakukan aktivitasnya seperti biasa. Sepulang sekolah, kadang berkunjung ke rumah Dany dan Bayu. Akira mempunyai beberapa teman di sekolahnya, namun tidak ada teman sedekat dirinya dengan Dany.Sementara itu Bayu memutuskan untuk bekerja di perusahaan Anggara Widjaja. Atas bantuan Anggara, meskipun pendidikannya tak memenuhi syarat menjadi pegawai di sana. Bayu menjadi content marketing, sesuai dengan keahlian yang dia miliki.Mereka berdua menghuni rumah lama Bayu. Terkadang Bu Yeni datang menjenguk putrinya, untuk memantau kondisi Dany yang tengah hamil.Usia kandungannya sudah menginjak tiga bulan, Dany sudah tidak mengalami mual yang berlebihan. Semenjak tinggal serumah dengan suami, nafsu makannya bertambah. Mungkin itu sudah menjadi keinginan sang jabang bayi, untuk berada di dekat papanya.Hari itu Akira mengunjungi rumah Bayu. Menemukan hanya Dany yang berada di rumah besar berlantai dua. Dany tampak senang dengan kedatangan sahabatnya.
Read more

Pelukan Melepas Rindu

Akira menutup kembali gorden, dan bersiap untuk membuka pintu dengan hati berdebar tak menentu.Pintu terbuka dan senyum Anggara menyambutnya. Sungguh membuat hati Akira meleleh. Akira berhamburan memeluk Anggara, dia sudah tidak peduli dengan masalah mereka yang belum menemukan solusi.Akira sangat mencintai pemuda itu, cinta pertamanya. Dia begitu merindukan Anggara.Anggara senang melihat respon gadis itu, dia membalas pelukan Akira dengan senyum merekah. Menghirup aroma puncak kepala gadis itu, aroma yang selalu ia rindukan setiap waktu.“Maaf, sayang. Terlalu lama aku pergi.” Ujar Anggara dengan lembut.Akira terdiam tak menjawab. Tempat yang begitu nyaman untuknya bersandar adalah di dada Anggara. Dia bisa mendengar detak jantung pemuda itu. Dia bisa menghirup aroma parfum maskulin Anggara, yang selalu dia rindukan.Anggara mencium sekilas dahi Akira, lalu kembali meletakkan dagunya di puncak kepala Akira.Membiarkan posisi itu hingga beberapa menit. Tangannya terulur untuk memb
Read more

Mencari Akira

Anggara terpaksa meraih Alea dari pangkuan Ester. Meskipun dia tahu Alea bukanlah anaknya, namun dia merasa kasihan melihat wajah kecil itu menangis terisak.Sekilas Anggara melihat ke belakang, ke arah dimana Akira duduk. Mendapati tempat duduk itu sudah kosong. Mencari keberadaan Akira di sekeliling ruangan itu, namun tak juga mendapati sosok Akira di sana.Anggara memutuskan untuk memulangkan Ester dan anaknya agar tak mengganggu suasana orang-orang yang sedang berkunjung ke restoran. Dia tahu kini mereka menjadi pusat perhatian.Anggara segera melangkah menuju kasir, membayar makanan yang sudah terlanjur dipesan namun belum dimakan.Lalu segera melangkah keluar dari restoran, diikuti oleh Ester yang tersenyum puas. Dia berpikir rencananya telah berhasil menaklukan hati Anggara. Kini dia bisa mendapatkan Anggara kembali, menikmati kekayaan sang papa mertua. Ester pun melenggang tanpa menghiraukan tatapan orang-orang di sana.Anggara memesan sebuah taksi, lalu menyuruh Ester untuk d
Read more

Penjelasan Anggara

Anggara melangkah menuju dapur, memindahkan bubur ayam di sebuah mangkok. Lalu membawanya masuk ke kamar. Mendapati Akira tengah berbaring namun matanya menatap kosong ke arah langit-langit kamar.“Sayang kita makan dulu, habis itu minum obat.” Ucapnya sembari menyendok bubur berisi kuah dan potongan daging ayam itu. Dan mengarahkannya ke mulut Akira. Meski awalnya menolak, namun Anggara terus memaksanya. Akira tidak bisa meminum obatnya dalam keadaan perut kosong.Akira menerima makanan itu hingga beberapa suap. Suapan berikutnya, Akira menolak. Anggara tak memaksanya lagi, kini dia meraih obat yang terbungkus dalam plastik. Mengeluarkannya satu tablet lalu mengambil gelas berisi air putih. Membantu Akira untuk meminum obatnya.Anggara segera menyelimuti tubuh kekasihnya. Sesekali meletakkan telapak tangannya di dahi Akira untuk memastikan suhu tubuhnya.Menggenggam tangan Akira yang terkulai di sisi tubuhnya. Menatap wajah pucat Akira dengan rasa cemas.Dia tidak akan mengatakan apa
Read more

Kabar Mengejutkan

“Ya, Yosi tentu kamu ingat. Dia yang sudah menjemput kita di bandara saat kita mengantar Dany menemui Bayu.” Jelas Anggara mencoba mengingatkan Akira.“Saat aku mengunjungi rumah wanita itu, Yosi berada di sana. Dan aku selalu mengikuti gerak-geriknya. Sepertinya Yosi dan wanita itu mempunyai hubungan. Namun ini hanya dugaanku saja.” Jelas Anggara.Kini Akira bingung untuk merespon seperti apa. Dalam hati dia merasa senang akan kabar baik itu. Namun dia juga merasa kasihan terhadap anak perempuan yang memanggil Anggara dengan sebutan papa. Kemungkinan anak itu hanya tahu jika Anggara adalah ayahnya.Bagaimana jika kenyataannya bukan?“Sayang? Kok diam? Kamu percaya kan sama aku? Besok aku akan menemui papa, dan nantinya hasil tes DNA itu akan aku jadikan bukti untuk pengajuan pembatalan nikah. Aku juga sudah mempunyai bukti rekaman ketika Yosi berada bersama wanita itu.” Diraihnya tangan Akira, menggenggam jemari gadis itu, dimana masih terpasang cincin berlian pemberiannya. Anggara m
Read more

Menemui Orang Tua Akira

Mata Anggara melotot sempurna. Dia sangat terkejut mendengar berita itu. Sungguh dia pun ingin segera ke rumah sakit tempat ibu dan ayah Akira dirawat.“Baiklah kita siap-siap sekarang.” Anggara segera bersiap-siap untuk melakukan perjalanan ke salah satu rumah sakit di Bogor. Sambil menunggu Akira menyelesaikan acara mandinya, Anggara menelpon pak Yanto untuk segera mengirim mobilnya ke rumah Akira. Dia mengirimkan titik lokasi alamat rumah Akira pada supirnya.Anggara hanya mencuci mukanya, lalu mengganti bajunya dengan kaos hitam polos dan celana jeans panjang.Kini dia tengah menunggu di halaman rumah, hingga tak lama Yanto datang dengan mobilnya. Anggara segera menghampiri.“Pak, nanti bapak pulang dengan taksi.” Anggara memberi beberapa lembar uang pada Yanto. Lalu kembali memasuki rumah untuk mencari keberadaan kekasihnya. Tanpa mengetuk pintu kamar, Anggara segera membuka pintu yang tak terkunci.“Sudah? Ayo kita berangkat sekarang.” Ajak Anggara, sebenarnya dia tidak tega m
Read more
PREV
1
...
181920212223
DMCA.com Protection Status