Aku menarik nafas panjang, merasakan emosi yang bergolak dalam dadaku. Namun, aku berusaha untuk menahan air mata yang hendak jatuh. Mas Attala melihat keadaanku dan berusaha menenangkanku. "Kalea, percayalah, aku tak berniat merebut Mas Raka darimu. Aku sudah menikah, dan tinggal di sini bukan karena Mas Raka. Kami di sini karena tugas pekerjaan Mas Attala. Setelah selesai, kami akan kembali ke ibu kota," ungkapku mencoba menjelaskan kesalahpahaman ini. "Jadi, pekerjaan apa yang membuat kalian berlama-lama di sini?" ujar Kalea sinis. "Sungguh, kehadiranmu membuat Mas Raka berpikir untuk menceraikan diriku. Aku tak sanggup lagi dengan semua ini, Rania!" seru Kalea dengan menatap wajahku, marah.Aku merasa terpukul mendengar perkataannya. Namun, aku sadar bahwa aku tak bisa melarikan diri dari kenyataan ini, Mas Raka memang berupaya untuk mendekati diriku lagi, meskipun dia tau jika aku sudah menikah dengan Mas Attala."Kalea, percayalah, aku tak ingin melihat kehancuran hidupmu. Ak
Baca selengkapnya