“Lah, emang lo nggak pengin suatu saat nikah sama wanita yang lo cintai lahir batin?” tanya Veren lagi. “Wanita yang mau jadi ibu dari anak-anak lo entar? Yang mau nemenin lo dari nol sampe sukses dunia akhirat?”“Amin ....” Deo menimpali.“Kok ‘amin’? Elo kepingin nggak sih?” tukas Veren sambil menepuk-nepuk bantalnya.“Ya pengin lah,” sahut Deo. Terbersit dalam pikirannya bahwa dia ingin wanita yang betul-betul wanita: anggun, lembut, sopan, dan mau nurut. Tidak seperti Veren yang walaupun dia wanita tulen, tetapi dia tidak anggun, tidak lembut, kurang sopan, dan susah diatur.“Ya ayo, lo mesti nyari jauh-jauh hari.” Veren mengingatkan. “Enggak deh,” tolak Deo. “Nggak sekarang juga.”“Tapi kan ...”“Lo mikir nggak sih, mana ada wanita baik-baik yang mau sama suami orang?” potong Deo. “Pelakor dong namanya.”Veren mengerucutkan bibirnya.“Lo jangan berharap banyak deh sama orang yang tertarik sama pasangan orang lain,” kata Deo. “Karena orang baik-baik nggak akan mau merebut seseora
Last Updated : 2024-06-28 Read more