Malam sebelum pesta, Aurora tidak dapat tidur. Ia terus menatap manekuin yang menggunakan gaun pengantin cantik rancangan June yang akan ia gunakan besok pagi.Tuhan ternyata sebaik itu padanya. Dulu, ia selalu berpikir kenapa Ibu dan ayahnya meletakkannya di depan pintu panti asuhan. Kenapa mereka tidak membawanya saja dan ikut jatuh ke jurang bersama?Kini, ia tidak menyesali dirinya. Ia banyak memberi kebahagiaan pada orang lain. Kini saatnya, ia mendapatkan kebahagiaannya sendiri.“Tok, tok, tok.”Aurora menoleh cepat. Suara ketukan itu berasal dari balkon. Jantungnya berdebar, lalu meraih telepon, berniat memanggil pengawalnya.Namun kemudian suara Zack menyapanya. “Aurora, ini aku. Buka pintu balkonnya.Dengan langkah cepat, Aurora membuka korden balkon. Benar, Zack sedang berdiri di depannya dengan piyama. Aurora segera membuka pintu.“Apa yang kamu lakukan …. “Aurora tidak dapat melanjutkan kalimatnya, karena Zack sudah memeluknya erat. Mereka memang sudah tidak bertemu hampi
Read more