Share

79. Sulit Dipercaya

Penulis: ReyNotes
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Semua orang yang mengenal Zack tau, lelaki itu tidak suka menjadi pusat perhatian. Kini mata para tamu tertuju pada Zack dengan tepuk tangan meriah.

"Zack? Kamu mau apa?" Aurora pun bertanya penasaran.

Sementara itu, Zack masih terpaku di tempat. Vigor, Zavian dan Louis telah menghampiri lelaki tampan tersebut.

"Pinjam sebentar ya, Aurora." Vigor mengedipkan mata pada sepupunya dan menarik Zack menuju panggung bersama Louis.

Sementara Zavian membawa Aurora ke depan panggung. Di sana Alzard dan June sudah menunggu.

Alzard menyeringai pada Aurora. Wajahnya terlihat jahil membuat Aurora semakin bingung. Lelaki itu berbisik di telinga adik angkatnya.

Spontan, Aurora menggeleng saat memdengar bisikan Alzard. Ia lalu menatap panggung di mana suaminya dan para sahabatnya masih berbincang.

"Sebaiknya kamu memberi Zack apresiasi yang tinggi pada apa yang akan dilakukannya, Aurora. Dia sangat gugup." Zavian berkata pada Aurora dengan senyum bangga pada sang sahabat di panggung.

Zack berdiri di t
ReyNotes

Maaf, update hari ini telat. Rey lagi jadi panitia Idul Adha. Rempong. Hehe. By the way, selamat Idul Adha bagi yang merayakannya, ya. Sehat-sehat selalu pembaca ReyNotes.

| 4
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mata Hari
Zack yg bernyanyi entah kenapa sy yang malu ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   80. Mengulur Waktu

    Pesta telah usai. Namun, adik dan para sahabat Zack masih berkumpul. Sementara orang tua sudah masuk ke kamar hotel masing-masing untuk beristirahat.Zack sudah terlihat gusar. Ia tak sabar untuk berduaan dengan Aurora di kamar."Zack, apa kubilang. Suaramu bagus, Aurora saja sampai terpesona." Elvis mengacungkan jempolnya."Aurora bilang begitu karena ia istriku." Zack membalas sambil tersenyum lembut pada Aurora."Nggak, kok. Memang bagus." Aurora mengusap sayang rahang Zack.Menanggapi pernyataan Aurora, Zack mencium istrinya dan mengucapkan terima kasih."Padahal aku berpikir kau akan benar-benar mempermalukan dirimu sendiri, Zack. Eh, malah dapat banyak pujian." Alzard mencebik karena merasa gagal menertawakan sang kakak."Kualat nanti kau, Al." Aurora membela suaminya yang hanya dibalas dengan kekehan kecil dari Aurora.Perbincangan mereka masih seputar bagaimana Zack bisa bernyanyi. Hanya dalam satu minggu latihan intensif, ia bisa membawakan lagu ciptaannya sendiri dengan penuh

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   81. Keanehan di Pagi Hari

    "Makanya aku bilang, pernikahannya minggu depan saja. Kamu kan maksa mau minggu ini." Aurora menjelaskan setelah melihat Zack tertegun mendengar ia sedang datang bulan."Tapi, kamu tidak bilang sedang datang bulan." "Karena menstruasiku kadang tidak tepat waktu. Kadang lebih cepat atau terkambat beberapa hari. Aku hanya bisa memperkirakan saja."Setelah mengembuskan napas berkali-kali, Zack tersenyum. Ia tidak ingin membuat Aurora merasa bersalah, walaupun tubuhnya sudah panas dingin menahan gairah."Hehe, ya sudah. Tak apa-apa. Aku sendiri yang tidak mau mendengarmu. Paling tidak sekarang kita bisa tidur seperti ini." Zack memeluk Aurora.Aurora mengembuskan napas lega. Ia berpikir Zack akan kesal, namun ternyata lelaki itu dengan bijaksana memaklumi."Maaf, ya." Aurora mendongakkan kepalanya."Cup." Zack membalas dengan mendaratkan ciuman singkat di dahi Aurora. "Sebenarnya ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengganti malam pertama ini."Dahi Aurora berkerut dalam. "Maksu

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   82. Cerita Pembalut

    “Sial! Dari mana kalian tau?” Zack mendelik mendengar para sahabat memberinya semangat untuk lebih bersabar menunggu malam pertamanya dengan Aurora.Tak sengaja, Vigor melirik Alzard yang menyeringai sambil minum soda dingin.“Dan dari mana kamu tau?” Kini Zack bertanya pada adiknya.“Aku yang membelikan Aurora pembalut.” Alzard dengan jujur menjawab.“Oh ya?” Kini semua pasang mata menatap Alzard. “Sejak kapan?”Alzard lalu bercerita, Awal mulanya, mereka hanya sedang berdua di rumah. Mami sedang mengantar Papi kontrol kesehatan di rumah sakit. Aurora menolak ikut karena merasa tidak enak badan.Ternyata, ia menstruasi. Sedangkan di rumah tidak ada stok pembalut yang dibutuhkan Aurora. Akhirnya, Alzard berinisiatif membelikan adiknya pembalut di sebuah minimarket dekat rumah mereka.“Kalian tidak akan percaya. Ternyata modelnya banyak. Ada yang bersayap dan tidak. Bahkan ada ukurannya yang sesuai untuk pagi, siang dan malam.”“Itu pertama kali kamu membeli pembalut? Lalu?” Zack kini

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   83. Masa Subur

    Zack melangkah penuh percaya diri ke dalam sebuah supermarket besar. Ia menggunakan topi dan kaca mata hitam untuk menyamarkan penampilan.Setelah melihat papan penunjuk barang di bagian atas, Zack menuju salah satu lorong."Ini akan mudah sekali. Aku bahkan sudah tau bungkus pembalut Aurora." Zack menggumam sambil mendorong kereta belanjanya. "Nanti untuk menutupi pembalut, aku akan membeli beberapa benda lain."Di depan lorong, Zack melangkah ragu. Masalahnya ini adalah lorong kebutuhan wanita. Dan saat ini hanya ia satu-satunya lelaki di tempat tersebut.Memasang wajah datar dan masa bodoh, Zack menuju rak yang berisi bermacam pembalut. Lalu, seketika dahinya berkerut."Kenapa pembalut harus sebanyak ini jenisnya?" Zack mendesah dalam hati.Saat pergi, Zack memutuskan ke supermarket besar agar tidak terlalu kentara ada di sana. Juga karena pembalut Aurora jarang terjual di minimarket.Ternyata ia malah pusing dengan banyaknya pilihan sementara pembalut Aurora malah tak ia temukan.

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   84. Belanja Lingerie

    "Sayang, kamu mau pergi lagi sama Kakek Viscout?" Zack berdiri di belakang sang istri yang sedang bercermin."Tidak. Kakek belum bilang apa-apa."Zack mengerutkan kening. "Tapi, Kakek barusan minta izin padaku untuk mengajakmu pergi."Lalu, Aurora menyeringai. Mungkin, Kakek Viscout meneleponnya, tetapi karena ponselnya berada di dalam tas, ia tidak mendengar alat komunikasi itu berbunyi.Zack menggeleng lalu mengembuskan napas panjang. Kebiasaan Aurora belum juga hilang. Istrinya itu seringkali mengabaikan alat komunikasinya."Soalnya, sekarang aku lebih suka bermain dengan ponselmu, jadi tidak terlalu sering memegang ponselku sendiri." Aurora beralasan sambil tersenyum menatap Zack."Ya, ya, mungkin itu juga sebabnya Kakek meneleponku. Ia pikir kamu sedang memegang ponselku."Kepala Aurora mengangguk, lalu bertanya," Boleh aku pergi lagi dengan Kakek Viscout?"Kini kepala Zack yang mengangguk. Hari ini ia pun akan pergi ke kantor dan membagi pekerjaan kepada Zavian dan Alzard selama

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   85. Pelan-Pelan

    “Kenapa kau masih saja kesal aku menikahi Aurora.” Zack mendesah pada adiknya, Alzard.Mereka sedang berada di perusahaan Morgan. Zack menitipkan banyak pekerjaan pada Zavian dan adiknya karena besok akan cuti panjang.“Karena kau dan Aurora, kakak beradik, juga kalian jadi meninggalkanku dengan banyak pekerjaan begini.”“Tenang. Akan aku bantu.” Zavian menepuk bahu Alzard sambil terkekeh.Kemudian, Zack mengamati ponselnya. Ia lalu menunjukkan layar ponselnya pada Alzard.“Suntikan dana untuk perusahaanmu juga sudah diproses. Karena jumlahnya besar, mungkin butuh beberapa jam lagi masuk ke rekening perusahaanmu.”Mata Alzard membulat melihat angka investasi yang diberikan sang kakak pada perusahaannya. Seketika, wajah memberengutnya kini berseri-seri.“Terima kasih, Kakak Zack terbaik.” Alzard langsung memeluk Zack.“Dasar lelaki mata duitan!” Zack mengumpat kala melihat perubahan suasana ekspresi Alzard saat mengetahui ia berinvestasi besar untuk perusahaan sang adik.Namun begitu,

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   86. Bulan Madu

    Pesawat pribadi Zack sudah menunggu. Zack harus lebih bersabar melihat istrinya masih saja berpamitan dengan banyak orang yang mengantar.Sedikit menyesal, kenapa ia membiarkan orang-orang itu ikut ke bandara. Walaupun ia mengerti ini kali pertama Aurora pergi lama karena ia akan mengajak istrinya keliling dunia."Kalau kangen, Kakek akan menyempatkan diri mengunjungimu."Zack memgerutkan kening mendengar pernyataan Kakek Viscout. Ada-ada saja lelaki tua itu, masa mau mengunjungi pasangan yang sedang bulan madu.Dan jika diperhatikan, Zack baru sadar, Aurora kini senang sekali memeluk orang. Semuanya ia peluk dengan akrab sebelum akhirnya berdiri di samping Zack."Selamat bulan madu." Akhirnya kalimat itu diucapkan para pengantar sambil melambai-lambaikan tangan.Zack mengembuskan napas lega saat mereka telah duduk di kursi pesawat. Aurora masih sibuk menatap haru keluarga yang mengantar melalui jendela.Hingga akhirnya, pesawat benar-benar terbang dan mereka kini hanya berduaan."Z

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   87. Malam Pertama

    Zack berdiri. Menangkup wajah Aurora dengan kedua tangannya. lalu, mengecup bibir sang istri.“Oke, kita makan dulu.”Setelahnya, Zack mengambil mantel handuk lalu memakaikannya ke tubuh Aurora. Ia juga meraih mantel handuknya dan menggunakannya kemudian menggandeng tangan Aurora keluar kamar.Aurora tersenyum salah tingkah. Ternyata kesabaran Zack sangat tebal, setebal rekening bank-nya. Aurora merasa bersalah sekaligus beruntung.“Well, tadi aku terlanjur mengatakan pada petugas resort untuk tidak mengganggu kita. Jadi, mereka tidak akan mengirimkan makanan apa pun. Kita lihat ada apa saja di kulkas yang bisa dimakan.” Zack mendudukkan Aurora di kursi.Sementara itu, Zack membuka kulkas. Ia mengeluarkan susu, jus, coklat, buah-buahan, yogurt, cereal dan meletakkannya di meja kitchen island. Kemudian memberikan Aurora peralatan makan.“Tidak masalah.” Aurora lalu menyingkirkan susu dan coklat dari meja, lalu mengambil mangkuk yang disiapkan Zack.Dengan cekatan, Aurora memotong buah-

Bab terbaru

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.259. Lebih Dari Selamanya

    Zack membuka mata. Ia berada di keramaian. Banyak wanita cantik dan bertubuh indah di sekelilingnya.Namun begitu, apa yang ia cari tidak ada. Zack mulai panik. Netranya memutar ke segala arah. Ia mengabaikan uluran tangan setiap wanita yang ingin meraihnya.“Ke mana Aurora? Kenapa aku tidak melihatnya? Ini di mana?”Matanya memicing saat melihat cahaya. Ia mengerjap-ngerjap dan kini melihat beberapa wajah yang sedang mengamatinya.“Syukurlah, kamu sudah sadar.”Zack tersenyum kala melihat wajah yang ia cari-cari kini berada di dekatnya. Dokter segera mendekat dan memeriksa keadaan Zack.“Kelelahan, kepanasan dan dehidrasi.” Dokter menyimpulkan apa yang diderita Zack sambil menyuntikkan vitamin pada lengan atas pasiennya yang baru saja siuman dari pingsan selama sepuluh menit.“Apa akan baik-baik saja?” Clara bertanya dengan khawatir.“Tentu.” Dokter terkekeh menatap Zack. “Sepanjang ingatan saya, Tuan Zack memiliki kondisi tubuh yang prima. Hanya saja saat ini aktifitasnya sudah melam

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.258. Sukses Bersama

    Satu tahun berlalu. Hari ini adalah hari besar bagi Zack dan para sahabat. Akhirnya bisnis mereka bersama diresmikan.Seluruh keluarga Zack, Zavian, Elvis, Vigor dan Louis berkumpul di pulau. Resort besar yang diberi nama DreamTeam itu memiliki konsep kebersamaan. Setiap resort memiliki ruang terbuka untuk berkumpul.Acara pembukaan hari ini tampak meriah. Persiapan sudah berjalan sejak satu bulan yang lalu. Mereka membentuk lingkaran dan berdoa bersama sebelum akhirnya membuka pita tanda resort mereka kini terbuka untuk umum.Aurora menarik tangan Alzard untuk mengikutinya. Mereka menghampiri seorang wanita cantik berkepala plontos.“Siapa?” Alzard terlihat bingung.“Jenny. Dia sengaja mencukur habis rambutnya agar sama dengan kepala putrinya yang masih pemulihan dari kanker.”Alzard mengangguk dan akhirnya mengenali wanita tersebut. Aurora bersama Mami dan June memang sudah bercerita pada Zack dan Alzard tentang pertemuan mereka dengan Jenny.“Aurora.” Jenny menyapa ramah.“Jenny. S

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.257. Katanya Lelah?

    Aurora, June dan Clara menatap hamparan manusia di ruang keluarga. Televisi masih menyala. Remah-remah keripik dan popcorn bertebaran bersama kaleng-kaleng soda dan gelas-gelas jus.Perlahan, Aurora membangunkan Kakek Viscout. Ia tidak ingin sang Kakek pegal-pegal tubuhnya karena tidur di sofa.“Oh. Kalian sudah kembali,” gumam Kakek Viscout.Aurora mengangguk, lalu mengantar Kakek Viscout ke kamar. Wanita cantik itu memastikan sang kakak berbaring nyaman dan menyelimuti tubuhnya.Saat kembali ke ruang keluarga, June dan Alzard sudah memindahkan Felix dan Haven. Mereka ditidurkan bersama di ranjang Felix.Clara sudah akan mengangkat Angel, namun Aurora menghalanginya.“Biar aku yang angkat Angel. Dia sudah berat sekarang. Mami tolong gendong Alpha saja.” Perlahan, Aurora melepas pelukan Zack dari tubuh Alpha.Bayi mungil itu kini dibawa Clara ke kamarnya. Aurora menggendong putrinya dan duduk sebentar di sisi ranjang Angel.“Terima kasih Tuhan, karena memberikanku putri yang sangat ca

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.256. Anak yang Kurang Beruntung

    Zack sampai membangunkan semua suster untuk mencari Angel. Raut wajahnya dari santai kini menjadi tegang. Untung saja, Alpha yang berada di gendongannya tidak terbangun.“Dad!” pekik Haven.“Kenapa? Ada apa dengan Angel?”“Sstttt.” Felix langsung meletakkan jari telunjuknya di bibir.Haven membuka taplak yang menutupi kaki meja. Di sana Angel tidu meringkuk. Zack, Kakek Viscout dan Alzard menghela napas penuh kelegaan.Suster mengeluarkan dan menggendong Angel. Zack meminta putrinya dibaringkan di kasur di depan televisi.Saking lelahnya, semuanya kini berbaring di kasur. Kakek Viscout memilih berbaring di atas sofa. Zack duduk bersandar di kasur sambil tetap menggendong Alpha.“Kenapa Alpha tidak dibaringkan di sebelah Angel saja agar kamu juga bisa tidur?”“Alpha menangis jika aku letakkan di kasur.” Zack menjawab pertanyaan Kakek Viscout dengan nada lemah.Lelaki itu memicingkan mata dan melihat Alzard, Haven dan Felix sudah tertidur. Zack mengusap sayang kepala Angel yang tidur di

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.255. Mengasuh Anak-Anak

    Aurora sangat bersyukur. Zack begitu penuh support ikut merawat putra-putri mereka. Angel semakin manja dan lengket dengan sang Daddy. Sekarang, ke mana pun Zack pergi, Angel akan ikut.Perkembangan Alpha semakin hari semakin membaik. Berat badannya sudah mulai normal diusianya. Namun begitu, Aurora tidak mau lengah.Setiap hari, Alpha menjalani terapi perkembangan fisik dan kognitif. Aurora selalu menemani putranya.“Siapa hari ini yang bisa ikut menemani Alpha terapi?” Aurora bertanya pada anak-anaknya saat sarapan.“Felix, Mom. Nanti aku belajar online saja.” Felix mengajukan diri.“Maaf, Mom. Aku ada les golf, tapi setelahnya bisa menyusul.”“Angel mau rapat sama Daddy.”“Nanti kami menyusul setelah rapat, Sayang.” Segera, Zack menimpali.Aurora tersenyum dan mengembuskan napas lega. Dibanding Felix dan Haven, Angel lah yang masih menjaga jarak dengan Alpha. Anak perempuan lebih memilih bersama sang Daddy meskipun ia memiliki waktu untuk bersama Aurora.“Ayo, Angel. Pamit Mommy du

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.254. Kamu Mau Kencan?

    “Pasti habis dapat jatah semalam.” Zavian meledek sahabatnya. “Wajahmu sangat ceria dan bersinar.”Zack hanya tersenyum manis. Ia tidak akan menyangkal karena ucapan Zavian benar. Semalam akhirnya ia bisa melampiaskan kerinduannya pada sang istri.“Daripada meledekku terus, lebih baik kamu siapkan ruang rapat.”“Sudah.”“Katanya mau mencetak timeline terbaru proyek?”“Sudah.”“Pesan makanan untuk rapat ?”“Hem.”“Telepon desain pembuat boneka yang akan menjadi maskot pulau kita?”“Sudah semua. Tenang saja. Beres.”“Carilah pekerjaan lain agar kamu tidak menggangguku.” Zack bersungut kesal.“Ini sedang kulakukan. Menggodamu.”Zavian tergelak melihat tatapan Zack yang seperti ingin membunuhnya. Untunglah saat itu Angel masuk hingga wajah Zack langsung berubah manis.“Putri cantik Daddy.” Tangan Zack terentang lebar.Angel segera masuk ke dalam pelukan Zack. Lelaki itu menciumi setiap jengkal wajah sang putri satu-satunya.“Bagaimana sekolahnya?”“Kenapa setiap aku pulang sekolah, selalu

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.253. Milikmu Lagi

    “Rumah sakit? Ada apa dengan putraku?”Zack menekan tombol speaker agar Kakek Viscout juga dapat mendengar. Dokter meminta Aurora datang ke rumah sakit untuk menyetor ASI-nya.Sambil mendengarkan instruksi dokter, Zack dan Kakek Viscout berjalan ke kamar utama. Mereka menemukan Aurora yang baru selesai mandi. Wanita itu terkejut melihat suami dan kakeknya tiba-tiba masuk bersamaan.“Ada apa?”“Alpha .... ““Alpha?”“Aku baru saja memberitahukan nama baby mochi pada Kakek lalu rumah sakit menelepon.”Sebelum Aurora khawatir berlebihan, Zack langsung bercerita. Dokter mengatakan bahwa Alpha mulai pintar minum susu. Bahkan ASI Aurora di rumah sakit sudah habis dan mereka meminta persediaan ASI lagi.Aurora menutup mulut saking senangnya. “Benarkah?”Zack memeluk Aurora dan menciuminya. Kakek Viscout memberi semangat saat keduanya langsung berjalan keluar untuk ke rumah sakit.“Aurora titip anak-anak ya, Kek.”“Iya, Aurora. Pergilah. Kakek akan menemani Felix, Haven dan Angel.”Di rumah s

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.252. Bintang Bersinar yang Kuat

    Bayi teramat mungil itu dibawa ke kamar Aurora. Wanita cantik yang baru pertama kali melihat bayi yang dilahirkannya itu menangis. Mahluk itu terlihat memperihatinkan.“Tersenyumlah, Sayang. Kasihan baby mochi. Ia pasti ingin melihat wajah Mommynya yang bahagia melihatnya.” Sebelum suster meletakkan bayi di dada Aurora, Zack memohon.Aurora tersenyum dan mengangguk. Segera, ia menghapus air matanya dan memberi kode pada suster.Baby Mochi diletakkan di kulit dada Aurora. Matanya belum terbuka. Aurora mengelus perlahan kulit bayinya.“Hai, Sayang. Ini, Mommy.” Aurora menatap Zack yang juga memandangnya penuh haru. “Dia tampan, Zack.”“Tentu saja.” Zack segera menyahut.Aurora kembali menatap bayinya. “Mommy akan jaga kamu, Sayang. Maaf ya kamu sudah harus keluar dari perut Mommy.”Zack membuang muka ke arah dinding mendengar kata-kata istrinya. Aurora tak hentinya berbicara pada baby mochi.Bayi itu bahkan belum bisa menyusu langsung dari puncak dada Aurora. Mulutnya sangat kecil dan t

  • Kakak, Jangan Merayuku Terus!   S2.251. Bayi Premature

    "Zack, sepertinya aku harus ke rumah sakit deh.""Kenapa, Sayang?" Zack mengamati istrinya yang terlihat sehat-sehat saja."Sejak bangun tidur tadi, aku pipis terus. Sedikit-sedikit.""Bukannya normal?" Zack yang sedang duduk menghadap laptopnya kini berdiri dan menghampiri sang istri.Lelaki itu mengusap perut Aurora yang besar. Kandungannya sudah hampir memasuki usia delapan bulan.Menurut pengalaman Zack setelah Aurora hamil sebelumnya, memasuki semester tiga, wanita hamil memang sering buang air kecil."Perasaanku gak enak. Ke dokter saja, ya.""Oke. Sekarang?"Aurora mengangguk. Ia tidak ingin membuang banyak waktu untuk segera memeriksa kandungannya.Mereka hanya sempat berpesan pada asisten yang mengurus anak-anak lalu segera meluncur ke rumah sakit."Aduuh." Aurora meringis membuat Zack yang sedang menyetir terpecah konsentrasinya."Sakit?"Namun, kepala Aurora menggeleng. "Tidak. Tapi, aku ngompol. Tidak bisa kutahan."Sudut mata Zack melirik jok kursi. Aurora langsung memint

DMCA.com Protection Status