Tuan Barata menuju ke kamar tidurnya didampingi oleh Hamdan, meninggalkan Karenina sendirian dalam kesunyian. Perasaan campur aduk—antara marah, takut, dan frustrasi. Pandangannya tajam, penuh dendam. Perlahan, ia menggerakkan kursi rodanya, menggulir dengan tenaga yang tersisa, menuju sayap lain dari mansion itu. Hanya satu orang yang bisa menolongnya dalam keadaan seperti ini—tantenya, Hana.Bunyi kursi roda Karenina terdengar samar di sepanjang koridor, hingga ia tiba di kamar Hana. Tanpa mengetuk, ia segera membuka pintu dan masuk, matanya membara oleh kemarahan yang masih menyala-nyala. Hana yang sedang duduk di depan meja rias, langsung bangkit untuk menyongsong kedatangan keponakannya itu.“Tante, ternyata apa yang aku cemaskan benar-benar terjadi. Opa Barata sudah mengancamku,” keluh Karenina dengan suara serak, penuh emosi. “Dia memintaku keluar dari mansion ini paling lambat besok pagi. Kalau tidak, dia akan membongkar semuanya. Kakek tua itu menyimpan foto dan video yang m
Terakhir Diperbarui : 2024-10-23 Baca selengkapnya