Semua Bab Istri Kedua CEO Ternyata Cantik Jelita: Bab 181 - Bab 190

220 Bab

Perang Segera Dimulai

Karenina langsung melepas masker dan kacamata saat mobil yang membawanya melintasi gerbang mansion. Begitu roda kursi di dorong keluar oleh sopir, Karenina menghirup napas dalam-dalam. Wajahnya tampak tenang, tetapi pikirannya masih berkecamuk. Pertemuannya dengan Jerico di penjara tadi meninggalkan rasa geram yang menggantung di hati.Setelah memastikan kursi rodanya kokoh di atas lantai granit yang mengkilap, Karenina mengatur napas dan meluruskan posisi tubuhnya. Berusaha tampak lemah, seperti perempuan rapuh yang memerlukan perlindungan. Ia harus tetap memegang kendali, dan kursi roda ini adalah tameng sempurna. Namun, baru saja ia menarik napas lega, kursi rodanya berhenti mendadak di ruang tengah. Di sofa besar berlapis beludru biru, duduklah Hana. Karenina terpaku sejenak. Ia tidak menyangka tantenya sudah kembali ke mansion secepat itu. “Kamu dari mana?” tanya Hana lembut tetapi penuh selidik. “Kenapa tidak mengajak perawatm
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-21
Baca selengkapnya

Lepaskan, Kaisar!

Hana dan Karenina keluar dari pintu utama, tepat saat mobil hitam mewah berhenti di depan mansion. Pintu mobil terbuka, dan seorang pria tua keluar dengan bantuan tongkat. Tuan Barata, dengan postur yang masih terlihat bugar di usianya, berjalan perlahan dengan dikawal oleh Hamdan yang tampak siaga. Sinar mata Tuan Barata menyorot tajam, berkelana ke seluruh penjuru mansion. Ia menelusuri setiap sudut dengan kecermatan yang tak pernah lengah. Nampaknya, lelaki tua itu ingin memastikan bahwa istana yang telah dia bangun dengan jerih lelah tetap berdiri kokoh selama dia tinggalkan. “Selamat datang, Pa.” Hana menyambut dengan nada dingin begitu pria tua itu melangkah ke dalam rumah. “Kenapa Papa pulang tiba-tiba begini? Kalau Papa memberitahu sebelumnya, aku akan mempersiapkan sambutan yang lebih layak.”Tuan Barata tersenyum tipis, tetapi tidak memberikan komentar. Hamdan tetap berdiri di belakangnya dengan patuh, seakan paham b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-22
Baca selengkapnya

Sifat Lamaku Bisa Kembali

Karenina tersentak dan langsung membantah dengan suara lantang. “Itu hanya salah paham, Opa! Saya tidak pernah mengkhianati Kaisar, justru dia yang menyakiti hati saya dengan menikahi Almeera.”Tuan Barata hanya tersenyum tipis, sebuah senyuman yang lebih terasa seperti ancaman daripada rasa iba. Ia melirik Hamdan, memberi isyarat halus. Tanpa berkata-kata, Hamdan segera membuka tas kerjanya dan mengeluarkan sebuah ponsel, lalu menyerahkannya kepada Tuan Barata.“Ini bukti bahwa apa yang kamu sebut salah paham adalah sebuah kenyataan,” kata Tuan Barata, suaranya tajam seperti pedang.Lelaki tua itu membuka galeri di ponselnya dan memperlihatkan rekaman video kepada Karenina. Di layar itu, terlihat Jerico sedang memeluk erat pinggang Karenina sembari berjalan masuk ke sebuah hotel mewah. Video berikutnya menampilkan adegan mereka yang menikmati makan malam romantis, hanya berdua dengan lilin menyala di atas meja. Senyum di wajah Karenina dan Jerico pada video itu terlihat sangat mesra.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-22
Baca selengkapnya

Sebuah Pelarian

Tuan Barata menuju ke kamar tidurnya didampingi oleh Hamdan, meninggalkan Karenina sendirian dalam kesunyian. Perasaan campur aduk—antara marah, takut, dan frustrasi. Pandangannya tajam, penuh dendam. Perlahan, ia menggerakkan kursi rodanya, menggulir dengan tenaga yang tersisa, menuju sayap lain dari mansion itu. Hanya satu orang yang bisa menolongnya dalam keadaan seperti ini—tantenya, Hana.Bunyi kursi roda Karenina terdengar samar di sepanjang koridor, hingga ia tiba di kamar Hana. Tanpa mengetuk, ia segera membuka pintu dan masuk, matanya membara oleh kemarahan yang masih menyala-nyala. Hana yang sedang duduk di depan meja rias, langsung bangkit untuk menyongsong kedatangan keponakannya itu.“Tante, ternyata apa yang aku cemaskan benar-benar terjadi. Opa Barata sudah mengancamku,” keluh Karenina dengan suara serak, penuh emosi. “Dia memintaku keluar dari mansion ini paling lambat besok pagi. Kalau tidak, dia akan membongkar semuanya. Kakek tua itu menyimpan foto dan video yang m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-23
Baca selengkapnya

Sanggupkan Kehilangan Dirimu?

Secara refleks, Almeera melepaskan genggamannya di tangan Tuan Marco. Ia bisa merasakan detak jantungnya sendiri yang berpacu semakin cepat. Almeera sangat takut bila Kaisar mendengar percakapannya dengan sang ayah. “Sayang, aku datang untuk menjemputmu,” ucap Kaisar memecah keheningan, suaranya terdengar tenang, tetapi ada sorot curiga di matanya. Dengan mata elangnya yang tajam, Kaisar memperhatikan sekeliling ruangan, seolah merasakan ada sesuatu yang berbeda. Namun, ia tidak mengatakan apa pun tentang itu. Kaisar memilih untuk mendekati brankar, menatap wajah Tuan Marco dengan sopan. “Bagaimana keadaan Anda sekarang, Tuan? Terima kasih sudah menyelamatkan Almeera. Saya benar-benar berutang budi pada Anda.”Tuan Marco hanya menjawab singkat, suaranya terdengar tidak bersemangat. “Kamu tidak perlu berterima kasih. Menolong Almeera adalah kewajibanku.”Melihat sikap dingin Tuan Marco, Almeera meremas jemari tangannya sendiri. Ia bisa merasakan atmosfer penuh ketegangan yang menyel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-24
Baca selengkapnya

Pilih Siapa?

Kaisar mengernyitkan dahi. Ia melirik sebentar ke arah Almeera yang bersandar di kursi dengan tenang, lalu kembali fokus ke percakapan. “Ini sudah malam, Ma, dan aku sedang bersama Almeera. Kami ingin istirahat,” kata Kaisar sambil melihat arloji di pergelangan tangannya. “Apa tidak bisa dibicarakan lain kali?”Hana terdiam sejenak, seolah sedang mempertimbangkan jawabannya. “Baiklah, aku akan ke kantormu besok. Ada hal penting yang harus kamu tahu tentang Papa Barata.”Seketika, wajah Kaisar menegang. Ia merasa khawatir bila terjadi sesuatu yang buruk pada kakeknya.“Apa Opa sakit?”“Tidak, dia sedang istirahat di kamar. Aku akan menjelaskan padamu besok,” ujar Hana terdengar ambigu.“Datanglah ke kantor sebelum jam sepuluh pagi, karena aku ada meeting,” jawab Kaisar menyanggupi.Setelah Hana setuju, Kaisar menutup telepon dan menghembuskan napas panjang. P
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-25
Baca selengkapnya

Dia Bisa Berjalan

Pertanyaan itu membuat Kaisar terdiam. Ia mengernyit, mencoba mencerna makna di balik pertanyaan yang dilontarkan Almeera. Setelah beberapa detik, ia bertanya, “Kenapa kamu bertanya begitu, Sayang?”Almeera mengangkat bahu sembari menggigit bibir bawahnya. “Ini hanya … keinginan ibu hamil,” jawabnya singkat, berusaha menyembunyikan rasa gugup. Almeera mengalihkan pandangannya untuk menghindari tatapan tajam Kaisar.Kaisar akhirnya tersenyum, mengerti bahwa mungkin Almeera sedang ingin mengujinya. Perempuan terkadang membutuhkan kalimat peneguhan cinta dari pasangannya, dan dia akan melakukan itu. “Kalau aku ada di posisi itu,” katanya dengan nada serius, “aku akan berjuang mempertahankan cinta kita,” lanjut Kaisar mantap.“Aku akan meminta restu dan pengertian dari orang tua. Sebab menurutku, tidak ada yang berhak memisahkan suami istri yang saling mencintai. Orang tua pasti menginginkan y
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-26
Baca selengkapnya

Selidiki Karenina

Kaisar semakin terkejut, darahnya terasa mendidih di bawah permukaan kulit. Nama istrinya disebut oleh Karenina? Mungkinkah Karenina telah merencanakan sesuatu yang buruk terhadap Almeera?“Kapan Bi Yuli mendengar percakapan itu?” Kaisar bertanya dengan nada yang lebih tegas, nyaris mendesak.“Sekitar tiga hari yang lalu, Tuan Muda,” jawab Bi Yuli pelan.Kaisar terdiam. Tiga hari lalu… itu artinya bersamaan dengan saat Almeera hampir tertabrak mobil. Secara refleks, pikiran Kaisar langsung tersambung dengan rentetan peristiwa yang terjadi selama ini. Siapa sangka Karenina, yang ia kira lumpuh, bisa berjalan. Dengan kata lain, Karenina adalah perempuan licik yang lihai memanfaatkan kondisinya untuk menipu semua orang. “Terima kasih atas informasinya, Bi Yuli. Jaga rahasia ini baik-baik, jangan sampai ada yang tahu selain kita,” ucap Kaisar dengan suara dingin, tak ingin memancing lebih banyak pertanyaan dari Bi Yuli. “Baik, Tuan Muda,” jawab Bi Yuli patuh. Setelah menutup telepon, t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-26
Baca selengkapnya

Rindu Sang Adik

Ketika Kaisar masuk ke dalam mobil, ponselnya bergetar. Sebuah pesan dari Willy masuk. [Tuan, kami sudah menuju ke alamat lelaki tua itu. Saya akan melapor setelah mendapat informasi.]Kaisar membalas singkat, menyuruh Willy berhati-hati. Meskipun kasus ini terlihat sederhana, segalanya bisa berubah menjadi rumit jika mereka tidak berhati-hati.Usai mengirimkan pesan, Willy juga memberikan foto seorang pengawal senior yang telah dia pilih untuk membuntuti Karenina. Melihat foto tersebut, Kaisar mengangguk puas. Ia yakin dalam beberapa hari ke depan, ia akan menerima laporan yang akurat.Seiring mobil melaju menjauh dari apartemennya, Kaisar merasa harinya baru dimulai. Masih ada banyak hal yang harus diselesaikan, banyak pertanyaan yang harus dijawab, dan banyak keputusan yang harus diambil dengan cermat. Di balik semua itu, Kaisar bertekad akan segera membuka topeng orang-orang munafik di sekitarnya.Di apartemen, Almeera duduk di meja makan, menghela napas panjang sebelum menyendok
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-27
Baca selengkapnya

Keyakinan yang Runtuh

Kaisar berjalan masuk ke ruang kantornya dengan langkah mantap. Pagi ini, ia sudah siap menghadapi hari yang panjang dengan beberapa meeting dan tugas penting. Akbar, asisten pribadinya, sudah berdiri dengan dokumen di tangan, siap untuk menyerahkan semua hal yang memerlukan tanda tangan Kaisar.“Tuan, ini beberapa dokumen yang perlu ditandatangani,” ucap Akbar, menyerahkan tumpukan kertas dengan cekatan. Ia selalu memastikan segala sesuatu teratur, terutama ketika Kaisar sedang memiliki agenda yang padat.Kaisar mengangguk, mengambil pena dari atas mejanya. “Akbar, setelah meeting nanti, saya ingin kamu ke rumah sakit. Pantau kondisi Tuan Marco dan laporkan kepada saya secepatnya.”Akbar mengerutkan kening, tetapi cepat mengerti maksud Kaisar. “Baik, Tuan. Saya akan pastikan semuanya terkoordinasi dengan baik,” jawabnya dengan tegas, lalu ia keluar dari ruangan Kaisar untuk mempersiapkan rapat.Saat Kaisar sedang memer
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
171819202122
DMCA.com Protection Status