Wisnu melihat ujung kaki Kinanti, tatapannya beralih ke pemilik wajah cantik yang kini sembab itu, tanpa berpikir panjang, Wisnu langsung berdiri dan memeluk Kinanti dengan erat.“Maafkan aku, sungguh aku tidak pernah bermaksud membawamu dalam masalah sepelik ini, aku tidak ingin sedikitpun menyakiti perasaanmu.” Kata Wisnu masih tetap memeluk Kinanti, bahkan kali ini dengan begitu tulus ia mengecup kening Kinanti dengan begitu hangat, bahkan masih dengan linangan air mata di pipinya.“Bisakah kamu menyahut? Jangan biarkan aku dengan diammu, aku tidak sanggup jika kamu abaikan seperti ini, ayo bicara untukku, bicara Kinanti, ku mohon....”“Apa yang harus di bicarakan, semuanya sudah berlalu, antara kita mungkin sudah di takdirkan seperti ini, jadi aku akan menerima takdirku, semoga aku cepat hamil dan kita akan segera berpisah.”Wisnu menatap wajah Kinanti, ia tidak menyangka jika Kinanti akan kembali mengatakan hal itu kembali.“Jika aku mengakui rasa nyaman ketika bersamamu, ap
Read more