All Chapters of Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO: Chapter 121 - Chapter 130

359 Chapters

Bab 121 Aku Tidak Menginginkannya!

Kanaya dan Sifa sedang berada di dapur saat mereka mendengar suara mobil memasuki halaman rumah. “Biar Bibi lihat siapa yang datang.” Sifa segera pergi ke depan rumah sementara Kanaya duduk di kursi meja makan, menghadap segelas susu yang baru ia habiskan setengah. Kanaya tidak tahu siapa yang datang, karena suara mobil itu cukup keras dan berbeda dengan suara mobil Bastian yang halus. Samar di dengarnya Sifa berbicara dengan seseorang. “Mau ditaruh di mana ini Pak Ezra?” “Di kamar tamu. Bapak mau buat ruang kerja di sana.” Ruang kerja? Batin Kanaya saat mendengar suara Ezra. Ia segera menghabiskan susunya lalu beranjak berdiri dan berjalan menuju ruang depan, di mana terdengar suara langkah kaki beberapa orang, serta suara orang memberi instruksi memindahkan barang. Benar saja, saat ia sampai di sana, Kanaya melihat beberapa orang laki-laki sedang mengangkat sebuah meja kayu besar, kursi kantor dan lemari kayu. “Selamat pagi Bu Kanaya,” sapa Ezra saat melihat Kanaya datang
Read more

Bab 122 Disembunyikan

“Pak Bas tunggu sini. Biar Naya yang lihat!” Kanaya menggunakan kesempatan itu untuk menghindari Bastian. Namun tidak mungkin Bastian membiarkan Kanaya membuka pintu itu seorang diri. Ia pun segera menyusulnya. Kanaya mengintip dari jendela ruang tamu, dan ia langsung menutupnya dengan cepat. Indra! Bagaimana ini? “Siapa Nay—” Kanaya langsung menutup mulut Bastian. “Emeemem?” Bastian yang protes hanya bisa bertanya dengan mulut tertutup. “Sssttt…” Kanaya memberi kode Bastian untuk diam dan menarik suami sirinya itu untuk kembali ke ruang keluarga. Dengan cepat dimasukkannya lagi tas mewah itu ke dalam kota dan paperbag, sebelum ia menarik Bastian ke kamar tamu. “Kanaya, siapa yang datang? Kenapa—” “Ssssttt…” lagi-lagi Kanaya menghentikan ucapan Bastian. Ia lalu memasukkan Bastian ke kamar tamu. “Bapak di sini saja. Jangan keluar apa pun yang terjadi!” “Naya! Siapa yang datang?” Bastian protes dan ia hendak keluar dari kamar untuk melihat siapa yang ada di depan rumah. “Pak
Read more

Bab 123 Jatuh Sampai Bosan

“Kanaya, apa ada orang lain di sini?” Indra menoleh dan memicingkan matanya, menatap penuh selidik. “Orang lain? Nggak ada. Mungkin kucing tetangga yang suka main di halaman,” jawab Kanaya sekedarnya.“Kucing tetangga? Di dalam rumah?” Indra mengerutkan keningnya tidak percaya. “Bukan di dalam rumah. Suaranya kan datang dari bawah jendela itu.” Kanaya menunjuk jendela yang berada tidak jauh dari kamar tamu.“Suaranya dari dalam kamar, Kanaya,” ucap Indra sambil geleng kepala dan mulai berjalan menuju kamar tamu itu.Indra yakin ia tidak salah dengar. Suara itu berasal dari dalam kamar.“Aduh, Ndra!” Kanaya mengaduh sambil memegang perutnya. Indra langsung berbalik badan dan bergegas menghampiri Kanaya. “Kenapa Kanaya? Apa ada yang sakit?”“Sepertinya dia menendang keras sekali! Ma-maaf mengagetkanmu,” ucap Kanaya sambil tertawa kecil.Indra berpura-pura protes melotot, namun ia tidak menutupi betapa leganya ia. Ia pikir ada sesutu yang terjadi dengan Kanaya.“Bisa tolong ambilkan a
Read more

Bab 124 Saling Menggoda

Tatapan mata nakal itu seakan menggoda Kanaya.“Mana yang paling kamu suka? Anggap saja jawabanmu adalah permintaaan yang akan aku kabulkan saat ini.”Gulp!Kanaya menatap Bastian dan menelan ludahnya begitu keras sampai-sampai Bastian bisa mendengarnya.“Pak Bas—”“Bastian,” potong Bastian.“Bastian… aku— suka semuanya,” jawab Kanaya pelan sambil menunduk malu.Bagaimana tidak? Semua hal itu ia suka. Lebih tepatnya ia suka setiap detik yang ia habiskan bersama Bastian, bahkan saat mereka tidak melakukan apa-apa, seperti duduk berangkulan sembari menonton televisi, atau saat ia tak pernah bosan memandangi Bastian mengenakan apron pink di dapur, sibuk membuat makanan untuknya dan baby dalam kandungannya.Bastian tertawa pelan. Ia lalu mengangkat wajah Kanaya dan mengusap bibirnya dengan ibu jarinya. “Kanaya, kenapa kamu jadi greedy? Kamu mau aku melakukan semua itu untukmu sekarang? Memasak untukmu, membuat bibir seksimu itu mendesah hebat, lalu kamu juga mau aku menemani dan memelukm
Read more

Ban 125 Tahu Apa yang Harus Dilakukan

“Bi, Naya berangkat!”“Hati-hati di jalan, Non! Jangan lupa bawa pulang fotonya. Bibi mau lihat! Pasti anak Non akan ganteng seperti Papanya atau cantik seperti Non!” ucap Sifa sembari berjalan mengiringi Kanaya menuju pintu keluar.Pagi ini, sesuai dengan rencana, Kanaya akan melakukan USG 4 dimensi di klinik Life’s Blessing bersama Indra. Mobil klinik sudah menjemputnya di depan rumah dan Kanaya bergegas untuk berangkat.Meskipun ia berusaha menekan rasa sayangnya pada anak dalam kandungannya, bamun nalurinya sebagai seorang ibu tidak bisa dihilangkan begitu saja. Apa yang ia rasakan di dalam hatinya, tampak ke permukaan dengan sendirinya.Kanaya mengangguk, tidak dapat menutupi antusiasmenya. “Nanti Naya minta sama Dokter Indra!”Ia pun ingin melihat bagaimana wajah anak di dalam perutnya. Seperti apa dia dan apa jenis kelaminnya.Kanaya baru saja membalas anggukan supir mobil klinik yang membukakab pintu mobil untuknya saat mobil Maybach hitam S580 milik Bastian masuk ke halaman
Read more

Bab 126 Halo Baby

“Kanaya bilang, hari ini dia akan check up dengan USG 4 dimensi. Bisa kita mulai sekarang? Kami sudah tidak sabar ingin melihatnya!” Bastian memberi Indra senyuman lebar di wajahnya.Indra menatap Bastian dengan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata, sebelum ia menjawab, “Tentu.” Dan mengalihkan pandangannya kepada Kanaya.“Kanaya, silahkan berbaring di sini,” ujar Indra dengan lembut sambil menunjuk ranjang rumah sakit yang berada tidak jauh darinya.Ia memperlakukan Kanaya dengan ramah dan tersenyum seperti biasa.Kanaya mengikuti apa yang Indra instruksikan. Ia berbaring di ranjang periksa dengan canggung pada situasi saat itu.Dari sikap dan raut wajah Indra saat dia melihatnya dan Bastian tadi, Kanaya yakin Indra telah menduga apa yang terjadi antara dirinya dan Bastian, hanya saja dokter itu tidak mengkonfrontasikannya langsung.Entah karena Indra bersikap profesional karena pekerjaannya sebagai dokter kandungan, atau karena tidak ingin mempermalukan Kanaya denga
Read more

Bab 127 Pemuas Belaka?

Bastian berjalan menghampiri Indra. Suhu ruangan itu terasa turun dengan drastis saat ketegangan diantara kedua pria muda dan tampan itu terasa memenuhi ruangan klinik. “Apa yang kamu lakukan pada Kanaya, Bas?” Indra langsung bertanya, membalas tatapan tajam Bastian. “Apa yang aku lakukan? Aku menemaninya memeriksa kehamilan,” jawab Bastian dengan santai sambil melipat tangan di depan dada. Ia bersandar pada tepi ranjang rumah sakit tidak jauh dari tpat Indra berdiri. “Kamu tahu bukan itu pertanyaanku,” balas Indra sambil berdecak kesal. “Kalau begitu perjelas pertanyaanmu kalau kamu mau aku menjawab dengan benar!” ucap Bastian dengan nada tegas. “Sejak kapan kamu mulai berhubungan lagi dengan Kanaya?” Kali ini Indra bertanya to the point. “Itu bukan urusanmu, Ndra.” “Ini urusanku, Bas! Aku yang membawa Kanaya terlibat dalam hal ini dan aku berkewajiban memastikan dia baik-baik saja. Aku tidak ingin dia terluka!” sergah Indra membalas ucapan Bastian. “Terluka? Kamu
Read more

Bab 128 Accept That, Naya!

Bastian menatap gadis di hadapannya. Mata gadis itu penuh dengan api kekesalan dan kekecewaan.“Naya dengar apa yang Pak Bas katakan pada Dokter Indra. Hanya itu yang ada dalam pikiran Bapak?” tanya Kanaya dengan suara bergetar.“Apa lagi yang kamu ingin dengar, Naya? Bukankah memang itu yang terjadi?” ucap Bastian seakan tanpa emosi.Ia memang mengatakan itu pada Indra dan tidak membantah maksud perkataannya.Pancaran mata Bastian saat itu berubah, meredup, memendam sesuatu yang sangat dalam di dirinya.Dada Kanaya kembali kembang kempis dengan berat, kedua mata yang berkaca menatap tidak percaya pada pria dihadapannya.Seakan Bastian yang ada dihadapannya adalah pria berbeda dari yang Kanaya kenal beberapa hari terakhir ini. Kemana pria yang memperlakukannya dengan kasih sayang dan kelembutan? Kemana pria yang rela meninggalkan meeting bernilai ratusan miliar hanya untuk menemaninya dan memasak untuknya?Atau itu semua hanya kepura-puraan saja agar ia mendapatkan kepuasan darinya?
Read more

Bab 129 Siapa Dia?

Ezra mengintip dari balik pintu penghubung ruangan kantornya dan ruangan CEO DPG Corp. Ia memegang sebuah tab ditangannya, ragu-ragu untuk melapor.Dilihatnya Bosnya itu sedang duduk termenung di kursi kantornya. Dia tidak dalam suasana hati yang baik ataupun buruk hari ini. Mood swingnya cepat sekali berubah. Bahkan Ezra harus berhati-hati saat berbicara dengannya.Kabar mengenai anaknya yang berjenis kelamin laki-laki membuat Bastian begitu senang. Namun seketika itu juga ia bisa terdiam setelahnya. Ezra menduga ini ada hubungannya dengan istri-istrinya. Apakah yang pertama atau yang kedua? Atau mungkin keduanya? Ezra geleng-geleng kepala, tidak tahu apa yang terjadi. Bahkan Rafles pun tidak mengetahuinya saat ia menanyakannya.“Ezra,” panggil Bastian tiba-tiba mengagetkan Ezra.“Ya Bos!” Ezra keluar dari persembunyiannya dan berjalan menghampiri Bastian.“Aku pulang,” ucap Bastian sambil melihat jam di pergelangan tangannya.Saat itu belum waktunya pulang kantor, akan tetapi Basti
Read more

Bab 130 Kartu Truf

Sedianya, Bastian ingin pergi menghirup udara segar untuk menenangkan pikirannya. Akan tetapi, Miranda, mamanya itu menghubunginya tidak lama setelah ia keluar dari halaman gedung DPG Corp.Miranda memberitahu Bastian jika ia dan Haidar, papa Bastian akan datang ke Sunnyside Estate malam itu.Mau tidak mau Bastian memutuskan pulang ke rumah.Saat mobil memasuki halaman rumah, Bastian melihat mobil porsche berwarna slate grey terparkir di halaman rumahnya. Bastian tahu persis siapa pemiliknya. Mau apa dia ke sini? Batin Bastian menduga-duga tujuan kedatangan pemilik mobil itu.Bastian masuk ke dalam rumah dengan langkah panjang dan ekspresi wajah datar.“Sayang! Kebetulan kamu sudah pulang! Lihat siapa yang datang!” Elsie dengan wajah ceria berjalan menghampiri Bastian saat suaminya itu masuk.“Sayang,” Bastian menyapa Elsie dan mengecup kening istrinya itu. Namun senyum itu samar saja dan tidak menyentuh ujung matanya.Mata Bastian dengan refleks beralih pada sosok pria yang duduk di
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
36
DMCA.com Protection Status