Semua Bab Kesepakatan Hati: Ibu Pengganti Untuk Anak CEO: Bab 91 - Bab 100

359 Bab

Bab 91 Kanaya Berbeda

“Bas?! Ndra!” Ardyan dan Fariz berseru memanggil keduanya. Mereka berdua begitu syok melihat apa yang terjadi? Ada apa dengan Bastian? Akan tetapi kedua orang yang dipanggil itu seakan tidak peduli. Menghilang, masuk kedalam toilet. Bastian membanting pintu toilet dengan keras, dan ia menguncinya dari dalam. “Apa itu semua benar? Apa kamu mempunyai hubungan dengan Kanaya? Jawab aku Ndra!” Bastian mendorong Indra hingga punggungnya membentur dinding. “Hahaha…really, Bas?” Bukannya marah, Indra justru tertawa. Di luar toilet, Ardyan dan Fariz memanggil nama mereka sembari menggedor daun pintu. Bastian seakan tidak menghiraukan panggilan mereka dan ia terus menekan Indra. Ia begitu emosi membayangkan apa yang sudah Indra lakukan pada Kanaya. Apa dia juga menyentuhnya? “Kurang ajar! Berani-beraninya kamu mendekati dia! Apa kamu lupa siapa dia?” geram Bastian dengan nada tajam. “Lupa? Aku yang memperkenalkan dia pada kalian! Bagaimana mungkin aku lupa?” Indra membalas tatapan Bast
Baca selengkapnya

Bab 92 Sandiwara Tetap Harus Berjalan

Bastian menyibukkan dirinya di kantor berusaha melupakan apa yang terjadi hari itu. Sore hari dalam perjalanan pulang, Bastian kembali menatap foto USG yang ada di tangannya. Pose mengemut jari itu membuat bibirnya melengkung ke atas, dan membuat raut wajahnya yang dingin menjadi melembut. Membayangkan anaknya saat ini tengah menendang-nendang dan berulah, membuatnya kembali teringat Kanaya. Senyum di wajah Bastian pudar saat ia kembali mengingat ucapan Indra siang tadi. “Hubungan kalian hanya kesepakatan ibu pengganti di atas kertas, tidak lebih. Dia juga sangat paham jika kamu sangat mencintai Elsie.” “Yang ada dalam benak Kanaya saat ini hanyalah melahirkan anak itu dengan sehat dan selamat, sehingga ia bisa menyelamatkan nyawa ibunya. Tidak ada yang lain.” Benarkah Kanaya? Batin Bastian sambil menatap keluar jendela. Walaupun matanya seakan melihat apa yang ada di luar, namun benaknya hanya memikirkan ucapan Indra saja. Jawaban Kanaya itu pula lah yang membuatnya memutus
Baca selengkapnya

Bab 93 Hati Bergejolak

“Persiapan peresmian Emerald Restorative Centre untuk dua minggu yang akan datang sudah saya bicarakan dengan pihak EO. Apa Bos ada permintaan tambahan menyangkut peresmian nanti?” tanya Ezra saat ia sedang bersama Bastian di dalam lift VIP kantor mereka. Mereka berdua sedang dalam perjalanan turun ke lobi untuk pergi meeting dengan klien. Dan saat itu mereka tengah membicarakan peresmian Emerald Restorative Centre, sebuah rumah sakit baru didirikan oleh Bastian bersama Ardyan. “Yang paling penting adalah memastikan semua staf, system dan peralatan yang dibutuhkan sudah siap untuk digunakan oleh public. Jangan sampai mereka kecewa karena rumah sakit tidak siap melayani. Sedangkan untuk acara seremonial, saya tidak ada permintaan khusus. Lakukan saja seperti yang biasa kita lakukan sebelumnya.” “Mengenai hal lainnya sebaiknya kamu tanyakan pada Ardyan jika dia punya special preferences,” jawab Bastian sambil ia melangkah keluar lift karena saat itu mereka sudah sampai di lantai das
Baca selengkapnya

Bab 94 Pertemuan Kembali

“Tangan ke arah samping dan inhale…exhale buang nafas, turunkan tangan ke depan, turunkan pinggul perlahan…” Kanaya fokus mengikuti gerakan yang dicontohkan oleh seorang instruktur yoga. Mereka berdua sedang berada di ruangan tengah, berlatih prenatal yoga dengan diiringi alunan musik klasik Mozart. Sejak memasuki trisemester kedua, Kanaya mulai melakukan senam yoga dengan bantuan seorang instruktur yang dijadwalkan oleh klinik Life’s Blessing. “Five, six, seven, eight, good. Tekuk badan ke arah depan dan kembali ke posisi awal….” Mereka baru saja menyelesaikan warrior two saat Bastian masuk melalui pintu depan rumah. Dorongan untuk merasakan semua pengalaman menjadi seorang calon ayah begitu menggebu sehingga membuatnya nekat pergi ke Sunset Summit siang itu. Bastian berjalan lebih jauh ke dalam rumah, tidak sabar untuk bertemu mereka. Akan tetapi langkah kaki Bastian berhenti saat ia melihat Kanaya yang tengah fokius berlatih yoga. Bastian tertegun, tidak dapat mengalihkan
Baca selengkapnya

Bab 95 Menjadi Calon Ayah

Kanaya tersadar. Ia tidak boleh menampakkan apa yang ia rasakan pada Bastian. Ia pun menggeleng dan duduk di tempat yang Bastian tunjuk. “Bagaimana kabarmu Naya? Dan bagaimana keadaannya?” tanya Bastian sambil ia duduk menyerong menghadap Kanaya. Matanya tak lepas menatap Kanaya, lalu turun pada perutnya. Kanaya menoleh dan ia kembali tersenyum. “Dia baik-baik saja, sehat dan aktif.” Setiap kali Kanaya membicarakan anak di dalam kandungannya, secara refleks ia akan selalu tersenyum. Betapapun ia berusaha untuk menjaga jarak hubungan agar tidak terlalu terikat pada anak itu, namun tetap saja hati kecilnya tidak bisa membohonginya. Pandangan mata Kanaya turun ke perutnya, sementara tangannya mengelus perut itu. “Apa dia sedang menendang?” Kanaya mengangkat pandangannya melihat Bastian, dan ia menggeleng. “Tidak untuk saat ini. Biasanya dia banyak bergerak kalau aku sedang bersantai, duduk diam.” “Boleh aku memegangnya?” Bastian mengangkat pandangannya, dan mata mereka bert
Baca selengkapnya

Bab 96 Jawab Pertanyaan Papa

Di ruangan tengah, Kanaya duduk di atas birthing ball sambil membaca novel It Ends With Us, yang dikarang oleh Colleen Hoover, salah satu penulis novel favoritnya. Ia sudah pernah membaca buku itu sampai selesai, namun karena sangat menyukainya, ia membacanya kembali. Terutama pada bagian ketika Lili, pemeran wanita utama buku itu membaca kembali diary miliknya mengenang masa remajanya bersama Atlas, pemuda homeless yang menjadi cinta pertamanya. Sedang asik membaca, tiba-tiba saja fokus Kanaya terpecah saat ia mendengar suara mobil memasuki halaman rumah. Suara mobil Mercedes Benz S580 itu tidak asing untuknya. Kanaya tahu persis siapa yang datang. Bibir Kanaya tersenyum kala ia menyingkap sedikit sisi tirai jendela yang ada di dekatnya untuk mengintip sosok pria yang turun dari dalam mobil. Siapa lagi kalau bukan Bastian? Sejak Bastian datang ke Sunset Summit beberapa hari yang lalu, tidak sehari pun Bastian absen untuk datang menengok buah hatinya. Bastian datang di sela-sela
Baca selengkapnya

Bab 97 Akankah Terlupakan?

Kanaya mengangkat wajahnya dari bahan masakan yang tengah diolahnya dan menatap balik Bastian tanpa rasa bersalah. “Apa Pak?”“Kanaya, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu memasak?” tanya Bastian sambil bertolak pinggang. Ia lalu menoleh ke arah Sifa yang sedang mencuci piring.“Sifa, kenapa kamu biarkan Kanaya memasak? Bukankah ini pelerjaanmu?” Nada bicara Bastian begitu tajam menegur pengasuh Kanaya itu.“Anu Pak, saya sudah—”“Ini kemauan Naya, Pak Bas. Memang Naya yang mau masak,” jawab Kanaya sambil menatap Bastian. Ia tidak mau Bastian menyalahkan Sifa.“Naya, serahkan pada Sifa. Kamu bisa lakukan hal lainnya, baca buku, nonton televisi atau apa lah. Tidak perlu mengerjakan ini sendiri,” ujar Bastian sambil berjalan mendekat. Ia lalu menaruh apa yang sedang dipegang Kanaya di atas meja.Bastian sedang berada di tengah-tengah teleconference saat ia tak sengaja melihat Kanaya sedang memasak di dapur. Seketika itu juga Bastian berdiri dan meninggalkan meeting yang sedang berlangsung
Baca selengkapnya

Bab 98 Selingkuh

Suara desahan, erangan, dan kata-kata vulgar yang diucapkan dua insan yang sedang berpeluh di atas ranjang di kamar sebuah apartemen begitu mendominasi.Elsie menghempaskan diri di atas ranjang dengan peluh di dahi, bibir yang tersungging dan mata yang terpejam. Ia menghembuskan nafas dengan keras, setelah terpuaskan oleh pergumulan panasnya dengan Rico sore itu.Ruang kosong di sampingnya berguncang tatkala Rico menghempaskan tubuhnya di sana. Nafas pria itu terengah-engah setelah ia berhasil memuaskan hasrat mereka berdua. “Kamu puas sayang?” tanya Rico sambil mengusap peluh di kening Elsie.Elsie menoleh dan menjawab pertanyaan itu dengan lirikan matanya. Rico tertawa. “Aku tahu sayang. Cuma aku yang tahu bagaimana caranya memuaskanmu, bukan?”“Kamu terlalu narsis, Rico! Siapa yang mengatakan hal itu padamu?” Elsie mencolek pipi Rico sambil ia mencibir pria itu.“Tidak perlu ada yang mengatakannya padaku. Aku tahu dari cara kamu merespon sentuhanku sayang…” jawab Rico. Seakan bel
Baca selengkapnya

Bab 99 Tidurlah Bastian

Setelah menghabiskan makan siang bersama Kanaya, Bastian langsung kembali ke kantor dan bekerja hingga malam. Dan ia baru menginjakkan kaki di Sunnyside Estate larut malam. “Cancel semua meetingku untuk besok, dan book penerbangan pertama ke Dubai,” perintah Bastian melalui sambungan telepon pada Ezra. Sore tadi, ia menerima kabar jika kerjasamanya dengan salah satu perusahaan di Dubai mengalami masalah. Terpaksa Bastian harus pergi ke sana untuk menyelesaikan masalahnya. “Baik Bos. Saya akan atur semuanya. Berapa hari rencana Bos akan berada di sana?” Bastian masuk ke dalam kamar dan menjumpai Elsie di sana. Istrinya itu tengah membersihkan wajahnya di depan meja rias. “Mungkin dua atau tiga hari. Dibuat fleksibel saja Zra, aku harap bisa selesai dalam satu hari.” Bastian tidak ingin berlama-lama di sana. Rasanya tidak mungkin jika ia tidak bertemu buah hatinya dalam jangka waktu yang lama. “Baik Bos. Akan saya atur sekarang.” Bastian mengakhiri panggilan itu dan berjalan men
Baca selengkapnya

Bab 100 Dubai atau…?

“Sudah sarapan Naya? Jangan lupa diminum susunya. Walaupun tidak enak, tetap harus di minum ya.” Bastian mengingatkan Kanaya dengan mengirim pesan singkat saat ia tengah menunggu penerbangannya di dalam executive lounge bandara.Pagi ini ia akan pergi ke Dubai, dan mungkin untuk beberapa hari ini ia tidak akan menjumpai Kanaya dan bayi yang ada di dalam kandungannya.Bastian melirik jam tangannya melihat jika tidak lama lagi ia akan segera masuk pesawat.Bastian sudah tertinggal pesawat jadwal pertama ke Dubai pagi itu, karena ia bangun kesiangan.Ia tidak tahu kenapa semalam tidur begitu lelap. Bahkan ia tidak ingat bagaimana ia tertidur.Hal terakhir yang ia ingat adalah ia sesang bercakap-cakap dengan Elsie mengenai kegiatan mereka seharian. Tetapi setelah itu, ia sama sekali tidak ingat apa yang terjadi.Dan saat terbangun pagi ini, ia merasa kepalanya sedikit pusing. Apa mungkin karena ia begitu sibuk bekerja seminggu terakhir ini? Atau karena ia tidur terlalu lama tadi malam?Ti
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
36
DMCA.com Protection Status