All Chapters of Demi Anak Suamiku, Kurela Jadi yang Kedua: Chapter 81 - Chapter 90

179 Chapters

Bab 80. Dunia

“Maksud Mama laki-laki mana?” tanya Harsa. “King Zaheer, dia putra perusahaan ternama. Orang tuanya rekan kerja Papa! Polisi tadi datang ngasih surat keputusan!” bentak Zalfa menyerahkan foto dan surat. “Mau siapa pun dia, kalau salah tetep salah," jawab Harsa. “Mama sudah bilang jangan bawa hukum, boleh sampai hukum, tapi istri kamu sendiri ini yang dipenjara!" Zalfa langsung meninggalkan ruangan tidak peduli dengan jawaban Harsa selanjutnya. Nyiur hanya diam. Ia tidak mau menjawab apapun sekalipun dia memang disalahkan. Harsa aslinya juga demikian, hanya saja karena orang tuanya terus seperti itu, Harsa berusaha untuk membenarkan dan mengusahakan tidak dengan membentak. Sebenarnya, terkadang Harsa itu juga merasa menjadi orang paling jahat kurang dalam hal berbakti, tetapi melihat sudut sana dan sudut sini jika hal tersebut tidak Harsa benarkan, istrinya yang kalah, sedangkan istrinya juga butuh dukungan Harsa. “Ma! Nyiur jelas tidak salah, bahkan kedua wanita itu suda
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more

Bab 81. Merayu

"Baca ini Quran Surat Surat Ghaafir ayat 41!" Ayu menyodorkan ponsel. "Denger nggak sih? Aku tuh lagi nyindir kamu! Jangan pura-pura tuli plis buta kayak gini!" Ayu memeluk suaminya dari belakang. "Mas! Ngomong! Diammu itu bikin aku marah, huaaaa! Marah kan dosa, Sayang, rawan ke nereka! Tega kamu ya kalau aku ke neraka? Eh ... lanjut aja deh ... kan dosa istri dosa suami, tapi duit suami duit istri hahhahahah. Lanjut aja diamnya! Awas jangan ngomong, jangan ketawa, yang penting nafkahnya jangan lupa!" Harsa terkekeh dan menghampiri istrinya yang sedang marah bersiap memanjat di almari. "Hahaha, ya begitulah rasanya saya menghadapi kamu yang sangat moodyan ini! Gemes banget, jadi pinter bawa-bawa dalil kalau sedang marah. Jangan manjat almari kalau sayang sama saya, manjat ke saya saja!" "Ihhhh, perut aku masih sakit! Gak peka!" cibir Ayu. "Udah tahu masih sakit, malah mau naik ke atas almari. Mas minta maaf ya udah cemberut. Sekarang udah bisa senyum lagi kok." Harsa men
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more

Bab 82. Rubik Belati 2

Harsa segera menutup ponselnya setelah kembali melihat pesan tersebut yang ternyata dari polisi mengenai keadaan terjadinya kasus Nyiur yang hampir saja dibunuh menggunakan belati. Harsa mengurungkan niat untuk ke kamar putrinya, ia segera kembali ke kamar lagi karena rasanya ia perlu dulu meletakkan kepalanya itu berdiam diri sejenak di atas bantal. Keadaannya masih baru sampai depan pintu, mereka masih baru selangkah lagi masuk di kamar Alifa dan Aliza. Ayu yang dari tadi berjalan di belakang Harsa pun juga ikut berpaling kemudian menyusul Harsa ke kamar. Nyiur pun secara diam-diam juga mengikuti langkah tersebut, karena Ayu berhenti di depan pintu jadilah Nyiur juga ikut di situ. Sebenarnya, mereka itu sama-sama ingin memberontak dan bertanya ulang kepada Zalfa beserta Zulfikar mengenai mengapa mereka justru membela penjahat tersebut. Akan tetapi m, mulutnya sudah malas terlebih dahulu karena jawabannya sudah dipastikan akan tidak memuaskan dan justru akan membuat mereka semak
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Bab 83. Mertuaku

Harsa: “Harus jawab gimana, Cantik?” Ayu: “Iya, Sayang … gitu.” Harsa: “Hahaha, iya Sayang. Insyaallah itu jawabannya lebih sempurna.” Ayu: “Tapi bikin dag dig dug dieeerr.” Harsa: “Hemmm, Mas jalan dulu.” Sebenarnya, Ayu ingin Harsa cepat pulang karena dirinya merasa pusing dan tatkala dirinya pusing itu sangat nyaman ketika berada dalam dekapan sang suami, setidaknya bisa mengurangi rasa pusing tersebut. Mungkin hal itu terjadi karena suatu kebahagiaan atau kesejahteraannya itu berada dalam tangan sang suami, dalam arti ia sangat bahagia ketika dekat dengan suaminya sehingga rasa pusing yang dirasakan pun tidak terlalu terasa. Sama halnya ketika seorang anak kecil yang berada dalam dekapan sang ibu. Ayu: “Iya, My Sunshine.” Harsa: “Kamu lagi apa Sayang sama Nyiur? Jadi masak nggak?” Ayu: “Nyiur yang masak, aku rebahan di kamar. Kenapa?” Mau tertawa terbahak-bahak, tetapi istrinya memang begitu. Ayu lebih bertindak seenaknya sendiri apapun itu yang membuatnya
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Bab 84. Agak Lain

"Sayang, apa yang nggak perlu Mas tahu dan jadi beban? Ada apa Ma?" tanya Harsa. "Bukan apa-apa! Mas Harsa pembohong, ihh! Gak suka!" Ayu langsung ke kamar. "Lah ... gimana sih Ma? Kok jadi Ayu yang ngambek?" tanya Harsa. "Hahaha, ya memang begitu perempuan. Ayu itu lagi pusing, Har. Cuma nggak mau ngomong sama kamu karena tahu kalau kamu lagi banyak pikiran, takut jadiin beban. Sana susul, dia kecewa ketahuan kamu, kecewa kamu pulangnya katanya masih nunggu sepi, tapi tiba-tiba muncul," kata Zalfa. "Innalillaah, hhhh pasti Ayu nih kalau sakit nggak ngomong. Harsa ke kamar dulu ya, Ma." Harsa berlari ke kamar. Terlihat istrinya sedang membersihkan muka. Hal tersebut bertujuan untuk menutupi raut-raut wajah sakitnya. Harsa tersenyum dan mengusap pelan pundak mungil yang sangat cantik itu. "Mau ke mana kok pakai make up?" tanya Harsa. "Emang yang paling berhak menikmati kecantikanku itu siapa? Orang-orang kantor? Tetangga? Mantan aku si Zhimraan wkwk, atau siapa Gantengku?"
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Bab 85. Zaheer

"Bawa tidur, Sayang. Semoga nanti bangun-bangun diberi ruang ikhlas ya Cantik. Mas nggak akan tinggalin kamu, mau natap kamu terus saja." Harsa menghembuskan napas pelannya itu di dekat wajah Ayu. Ayu tersenyum. "Iya, Aamiin. Maaf ya Mas ... Ayu rewel terus. Kamu nggak bosan kan?" "Hahahaha, ya gapapa ... gak mungkin saya bosen, Sayang!" Harsa terkekeh, terlihat dengan begitu jelas tawa manis yang semakin membuat Harsa tampak tampan itu dipandang sang istri. Mereka semua tertidur. Awalnya, Harsa ingin menidurkan sang istri saja sembari nanti sewaktu istrinya sudah tidur, ia bisa kerja dari kamar tersebut. Hanya saja, pagi itu terlalu indah untuk mereka saling memeluk dan terpejam bersama. "Masyaallah, tidur semua ternyata. Mereka kan belum sarapan. Ya udah tunggu setengah jam lagi kalau belum bangun aku bangunin," kata Nyiur. Nyiur masuk dan menyaksikan suami dan si istri kedua beradu fisik di atas ranjang. Ia menyaksikan suaminya memeluk dengan erat, terpejam dengan wajah ya
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Bab 86. Kebersamaan

“Semarah-marahnya kamu, besok lagi jangan seperti ini! Daddy nggak suka cara kamu!” seru Zulkarnain. Zulkarnain tidak suka dengan cara putrinya. Ia rasa itu sangat lancang sekalipun memang keadaannya sedang tidak baik-baik saja. Itu sama saja dengan Ayu yang tidak menghargai keberadaan sang suami. Sebenarnya ia ingin marah, tetapi karena melihat keadaan yang seperti itu dan baru saja Ayu kehilangan sang putri, Zulkarnain tidak tega untuk memarahi Ayu. “Yaahh, kok Daddy malah bentak-bentak Ayu, sih! Ayu kan belum cerita!” Ayu terduduk lemas. “Maaf, Sayang. Daddy cuma nggak suka dengan cara kamu yang seperti ini!” kilah Zulkarnain. “Nggak suka nggak harus ngebentak, Dad!” timpalnya. Kembali menangis adalah rutinitas Ayu. Saat di rumah ia sudah mendapatkan kekecewaan dan ketika di kantor jadinya juga mendapatkan kekecewaan yang mana sebenarnya di situ ia ingin mencari kenyamanan, ketenangan, dan senyuman. Apalagi perasaannya kalau bukan merasa sendiri lagi tidak ada yang peka de
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Bab 87. Rambut

“Enggak, Mas,” jawab Ayu. “Tapi kok murung?” tanya Harsa. “Mas Harsa gak perhatian lagi sama Ayu!” rajuk Ayu. “Sayang, gak perhatian apa ini? Ngomong coba,” pinta Harsa. “Masa harus diingetin terus! Pengen loncat deh!” Ayu memonyongkan bibir semonyong mungkin. Harsa baru sadar, tangan sang istri belum ia genggam, ia pun gegas menggenggam tangan sang istri. "Sayangku, My Sunshine ... maaf ya. Dah, sekarang jangan ngambek!" "Jangan lupa-lupa dong!" pintanya. "Hehe, iya Sayang. Kamu pengen kita ngadain resepsi di mana?" tanya Harsa. "Di mana pun, ngikut Mas aja deh," kata Ayu. "Pilih saja, Sayang. Dulu Nyiur juga Mas suruh milih," kata Harsa. "Benci! Apa-apa nggantungin Nyiur! Ayu ya Ayu bukan Nyiur!" "Kamu marah-marah terus awas ya nanti malam, entar saya kasih beronde-ronde full!" Harsa gemas mendekap erat sang istri. "Apaaan, sih! Ya kalau emang udah nggak punya hati ya silahkan!" jawab ketus Ayu. "Sayang, Mas rindu kamu yang bertingkah lucu, jangan ngambek te
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Bab 88. FAKTA

"Hehe," jawab Harsa. "Mas Harsa ganas, Pa. Liat nih kaki Ayu sampai lecet!" Ayu memonyongkan bibir saat digendong Harsa dan berada di hadapan mertuanya. “Belum ngerasain karet ban melayang ya Har bisa setega itu sama istri?” sindir Zulfikar. “Hahaha, yang ganas tuh bercandanya Pa, bukan bikin anaknya!” Harsa tertawa terbahak-bahak sembari menatap wajah cemberut sang istri yang tertarik juga akhirnya untuk ikut tertawa. *** Arumi Qulaibah dan Rana Tihani, dua perempuan asing yang ikut andil dalam menyerang keluarga Jayabaya. Benar sekali dugaan dari Zhimraan, selain karena mereka berdua yang menjadi budak nafsu dari Zaheer, mereka berdua melakukan itu demi mendapatkan bayaran berupa materinya untuk keluarganya yang memang tidak mampu. Apa yang dikatakan mereka berdua kepada polisi itu sebenarnya benar. Hanya saja dua wanita tersebut mengaku atas keberadaan yang di tempat itu juga merupakan perintah dari Zaheer sendiri. Mereka tidak menunjukkan identitas Zaheer yang asli dari
last updateLast Updated : 2024-07-04
Read more

Bab 89. Warna

"Kenapa diam lagi?" tanya Harsa. "Seneng aja," jawab Ayu. "Masyaallah. Ngerti sekarang kenapa anak kita cepet pulang?" Harsa tak lepas dari mendekap dan menatap sang istri. Tingkat tawakkal seseorang itu juga belum tentu sama. Ada mereka yang sekedar pasrah, sekedar percaya bahwa Tuhan memberinya yang terbaik, tetapi masih enggan untuk berusaha melakukan sesuatu lagi atau bisa dikatakan dalam menyerah, tetapi hatinya masih bisa meyakini bahwa itu yang terbaik lalu bisa juga seseorang itu sudah berada pada tahap percaya akan semua itu yang terbaik, cuma dipasrahkan kepada Tuhan dengan keadaan hatinya yang masih khawatir akan perkara yang dijalani tersebut adalah perkara yang masih buruk meskipun pada dasarnya juga sudah jelas bahwasanya yang diberikan oleh Allah itu adalah sesuatu hal yang terbaik menurut-Nya. Ada juga yang berada dalam tingkatan tertinggi, yaitu mereka yang memang berpasrah, tetapi tetap bangkit untuk berusaha dan tidak mempunyai rasa khawatir akan seluruh t
last updateLast Updated : 2024-07-04
Read more
PREV
1
...
7891011
...
18
DMCA.com Protection Status