Semua Bab Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir: Bab 41 - Bab 50

229 Bab

Bab 41 Rindu

Luna membuka matanya. Wanita yang lelah bekerja itu tidur dengan sangat lelap karena tidak ada yang mengganggu. Apalagi ruangan yang sejuk dan nyaman.“Pukul berapa sekarang?” Luna melihat jam yang menempel di dinding yang telah menunjukkan pukul dua siang. Dia sudah melewatkan waktu makan siang.“Ah, di mana Wijaya? Apa dia masih belum selesai rapat?” Luna melihat ruangan yang sepi dan kursi kerja kosong.“Apa dia sudah pergi?” tanya Luna yang tidak mendapatkan jawaban. Dia keluar dari ruang kerja Wijaya dan bertanya pada seorang karyawan. “Apa Pak Wijaya belum selesai rapat?” Luna melihat seorang wanita yang berada di depan ruangan kerja Wijaya.“Pak Wijaya sudah keluar untuk makan siang,” jawab wanita itu.“Apa? Dia meninggalkanku.” Luna benar-benar kesal. Wijaya tidak membangunkan dirinya dan tidak mengajaknya untuk makan siang bersama. “Sial. Aku meninggalkan Lokasi syuting agar bisa makan siang bersama dengannya.” Luna sangat marah. Dia masuk ke dalam lift dan menuju tempat par
Baca selengkapnya

Bab 42 Rasa Nyaman

Amira sangat serius bekerja sehingga dia tidak sadar bahwa Wijaya yang hanya mengenakan handuk berdiri di depannya. Tubuh dan rambut yang masih basah. Dada bidang dan perut rata terlihat jelas. Pria itu terpesona melihat sekretarisnya yang sedang memeriksa laporan keuangan.“Bagus,” ucap Amira.“Dia cukup ahli untuk orang baru.” Amira memuji hasil kerja Kristian. Dia tidak tahu bahwa pria itu adalah adik tingkatannya di kampus.“Ini….” Amira melihat air yang menetas di papan huruf computer lipatnya. Dia segera mengambil tisu untuk mengeringkan laptop yang di atas pangkuan dan memindahkan ke meja.“Pak, keringkan rambut Anda dulu.” Amira mendongak dan cukup terkejut melihat tubuh seksi Wijaya. Dia harus menelan ludah karena pria pun bisa menggoda wanita.“Di mana baju gantiku?” tanya Wijaya memperhatikan Amira yang menatap tubuhnya. Pria itu pun tersenyum. Setidaknya wanita yang tampak tidak peduli pada godaanya itu masih normal ketika melihat tubuhnya yang seksi.“Amira,” sapa Wijaya k
Baca selengkapnya

Bab 43 Hasrat yang Menggoda

Tidak biasanya Wijaya tidur di siang hari, tetapi sejak Amira menjadi ibu susu Keano membuat pria itu merasa nyaman dan rindu akan kebersamaan. Dia benar-benar terlelap dan tenang memeluk istri keduanya.“Ah.” Amira tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Ada tangan kekar yang melingkar di perutnya.“Siapa ini?” Amira memergang tangan Wijaya yang kokoh. Pria itu memeluk istrinya dari belakang.“Pak Jaya.” Amira terkejut. Dia tidak menyangkan bahwa Wijaya akan tidur satu kasur dengannya dan Keano.“Bukankah pria ini tidak pernah tidur siang? Dia terkenal sangat gila bekerja.” Amira mengehela napas dengan berat. Tangan Wijaya bergerak dan memegang dadanya yang terbuka karena memberi asi untuk Keano hingga tertidur.“Ah.” Amira terkejut karena jari-jari Wijaya meremas tempat Cadangan makanan untuk Keano. “Oh my God.” Amira terangsang. Dia merasakan gairah yang semakin menggelora. Apalagi Wjaya mulai mencium leher dan telinganya.“Hentikan, Pak.” Amira hanya bisa memegang tangan Wijaya, tetapi
Baca selengkapnya

Bab 44 Salah Paham

Amira duduk di tepi kasur. Wanita itu tidak bisa bekerja karena ponsel dan laptop tertinggal di kamar Wijaya. Dia juga tidak bisa tidur.“Hm. Apa yang harus aku lakukan?” Amira keluar dari kamar dan membuat jus buah serta kue dengan bahan-bahan yang ada di dapur.“Aku memang lapar karena terus memberi asi kepada Keano.” Amira menyajikan makanan dan minuman yang telah dibuatkannya.“Bagaimana aku bisa meminta bibi mengantarkan ponsel dan laptop? Aku harus bekerja di pagi hari,” ucap Amira dengan berdiri di wastapel. Dia mencuci dan mengeringkan piring. Wanita itu terbiasa bersih dan rapi.“Kenapa kamu pergi begitu saja?” Wijaya memeluk Amira dari belakang.“Lepaskan aku!” Amira mendorong tubuh Wijaya dengan kuat sehingga pria itu terbentur ke sudut meja. “Argh!” Wijaya merasakan sakit pada pinggangnya.“Aku tidak mau mengganggu Anda,” ucap Amira tidak melihat pada Wijaya.“Aku sudah bawakan ponsel dan laptop.” Wijaya tersenyum. Dia benar-benar sering dibuat sakit oleh Amira, tetapi ti
Baca selengkapnya

Bab 45 Mulai Posesif

Dody melihat kedatangan Amira dan Wijaya. Pria itu sedang memeriksa perkerjaan Kristian di ruangan yang berdinding kaca.“Pa,” sapa Kristian yang menyadari Dody melihat pada Wijaya bersama sekretarisnya.“Amira,” gumam Kristian memperhatikan Amira. Wanita itu berbicara sepatah kata pada Wijaya dan berjalan menuju ruangan keuangan.“Dia akan kemari,” ucap Kristian.“Ya.” Dody melihat pada anaknya yang menatap pada pintu kaca.“Selamat pagi. Apa saya bisa bertemu dengan Saudara Kristian?” tanya Amira tersenyum ramah di depan pintu.“Ya.” Kristian segera berdiri. Dia berharap seniornya itu akan mengenalinya.“Halo. Senang bertemu dengan Anda. Saya Amira Salsabila. Sekretaris sekaligus asisten pribadi Pak Wijaya.” Amira mengulurkan tangan pada Kristian.“Halo. Saya Kristian.” Kristian tersenyum. Dia senang bisa bertemu dengan senior yang sangat dikaguminya. Walaupun wanita itu tidak mengenalinya.“Aku sudah memeriksa pekerjaan Anda. Itu luar biasa,” ucap Amira dengan terus memperlihatkan s
Baca selengkapnya

Bab 46 Ciuman Perjanjian

Wijaya mengendarai mobil menuju perumahan elit yang satu Kawasan di proyek barunya. Di mana Amira pernah tinggal setelah diusir oleh mertua dan suaminya.“Apa Anda punya rumah di sini?” tanya Amira yang sangat mengenali jalan yang mereka lewati.“Aku pemiliknya. Tidak mungkin tidak punya rumah di sini,” jawab Wijaya menuju pintu gerbang yang berbeda dari Kawasan perumahan. Pria itu masuk ke pagar lain yang benar-benar mewah.“Oh. Pantas saja ada bangunan yang beda sendiri. Ternyata itu milik Anda,” ucap Amira menoleh pada Wijaya. Dia benar-benar heran dengan kekayaan yang dimiliki pria itu.“Aku punya banyak rumah dan asset lainnya.” Wijaya masuk ke dalam halaman rumah yang mewah. Ada beberapa orang yang bertugas menjaga kebersihan rumah.“Apa Keano akan kemari?” tanya Amira.“Mereka pasti sudah di dalam,” jawab Wijaya.“Baguslah. Aku sudah menyimpan beberapa kantong asi yang aku peras di kantor tadi,” ucap Amira bersemangat bertemu dengan Keano. Wanita itu langsung membuka pintu ketik
Baca selengkapnya

Bab 47 Pergi ke Pesta

Amira memilih celana panjang berwarna hitam dan kemeja putih. Dia menggerai rambutnya yang sedikit masih basah. Wanita itu selalu tampil cantik dan elegan. Menuruni tangga dan bertemu dengan Wijaya yang sudah menunggunya.“Kamu terlambat,” ucap Wijaya mengetuk jam yang ada di pergelangan tangannya.“Aku sudah buru-buru. Lima belas menit tidak akan cukup untuk seorang wanita,” tegas Amira. “Hm.” Wijaya dengan mudah terpesona pada Amira. Apalagi wanita itu menggerai rambutnya yang bergelombang melewati pundak.“Kita berangkat sekarang.” Wijaya keluar dari rumah.“Aku cium Keano dulu.” Amira dengan cepat masuk ke kamar Keano. “Seharusnya, kamu juga menciumku.” Wijaya tersenyum. Pria itu masuk ke mobil dan duduk di balik kemudi. Amira pun dengan cepat menyusul.Wijaya hanya diam. Dia mengendarai mobil menuju butik yang sama dengan istrinya, tetapi Luna sudah lebih dulu selesai dan pulang karena butik ditutup pada pukul setengah empat sore untuk menyambut kedatangan bos besar.“Kenapa tut
Baca selengkapnya

Bab 48 Rasa Iri

Penjamuan bisnis adalah pertemuan para pengusaha muda dan sukses. Mereka bertemu sebagai rekan dan juga saingan bisnis. Membicarakan rencana selanjutnya di pertengahan dan akhir tahun.“Wijaya Kusuma. Ini adalah pertama kalinya mengambil seorang wanita menjadi sekretaris,” ucap Haris berdiri di depan Wijaya. Pria itu memperhatikan Amira.“Oh. Ini adalah Amira Salsabila. Mantan istri dari Andika.” Cantika mendekat dengan menggandeng tangan Andika.“Amira.” Andika terkejut melihat istrinya dalam balutan gaun mahal dan mewah edisi terbaru yang bahkan belum launching.Mantan istri yang memang cantik serta seksi. Wanita itu kini bangkit dengan penuh semangat karena telah memiliki seorang anak yang selalu diberinya asi. Pengganti Devano yang telah meninggal duniah bahkan sebelum melihatnya.“Terima kasih. Telah mengingatkanku pernah menikah dengan pria itu,” ucap Amira tersenyum.“Tidak ada kesedihan di mata Amira. Dia terlihat segar dan bersemangat.” Andika terus memperhatikan Amira.“Kenap
Baca selengkapnya

Bab 49 Hadiah dari Wijaya

“Arrghh!” Luna menghambur meja rias miliknya. Wanita itu tidak diajak Wijaya ke pesta. Padahal dirinya adalah istri yang sah di mata hukum dan public.“Sabar, Bu.” Dira khawatir dengan sikap Luna yang mungkin akan melukai dirinya sendiri.“Bagaimana bisa Wijaya pergi tanpa pendamping? Aku adalah istri dia. Pasti semua orang bertanya tentang hubungan kami. Biasanya, aku yang menemaninya dalam penjamuan.” Luna benar-benar marah. Dia mengambil waktu istirahat agar bisa pergi dengan Wijaya, tetapi pria itu bahkan tidak menemui dan menghubunginya. “Wijaya!” teriak Amira.“Sial!” Pria itu benar-benar tidak peduli lagi padaku setelah mendapatkan anak.“Apa aku harus membawa pergi Keano bersamaku agar dia mencariku?” Luna tersenyum. Dia keluar dari kamar dan pergi ke kamar Keano.“Di mana Keano?” Luna melihat kamar yang kosong.“Apa dia dirawat di rumah sakit? Kenapa mereka belum pulang?” tanya Luna pada dirinya sendiri dan tidak mendapatkan jawaban.“Di mana bibi?” Luna mencoba menghubungi b
Baca selengkapnya

Bab 50 Dalam Pengawasan

Amira mengendarai mobil merah hadiah dari Wijaya keluar dari Kawasan perumahan elit. Dia menuju pusat pembelajaan yang ada di kota. Wanita itu berencana membeli tas dan pakaian serta sepatu untuk kerja.“Pulang jam makan siang. Apa boleh minta waktu lebih? Sekarang saja sudah pukul setengah sepuluh.” Amira menghentikan mobil di tempat parkir. Dia langsung menjadi pusat perhatian pengujung karena kendaraan yang dibawanya adalah edisi terbatas dan harus dipesan dulu jauh hari untuk bisa memilikinya. “Ayo berbelanja.” Amira keluar dari mobil. Dia tidak menyadari bahwa kendaraan yang dibawanya menjadi pusat perhatian. Wanita itu langsung masuk ke dalam mall.“Gila. Ini mobil mahal. Siapa wanita itu?” Beberapa orang mulai mengambil gambar dan mengupload ke media sosial. Mereka berushaa mencari pemilik kendaraan itu.“Ini dibeli oleh Perusahaan Wijaya Kusuma. Wah. Tidak heran.” Orang-orang sangat tertarik dengan mobil merah menyala.Wijaya yang berada di rumah dengan mudah menemukan posisi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
23
DMCA.com Protection Status