Home / Romansa / Istri Kedua Tuan Stefan / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Istri Kedua Tuan Stefan: Chapter 11 - Chapter 20

117 Chapters

Profesi dan Ancaman Baru

Mata Stefan seperti terror, tajam mengikuti gerakan Aska. Perlahan Aska menghilang dari pandangannya dan sekitar ruang rapat. Stefan menarik napas, lalu menatap Andini yang masih gemetar ketakutan.“Kamu harus belajar dengan saya, Andini. Mulai malam ini. Dan ….”“Dan apa?” tanya Andini masih panik. Tangan dan kakinya gemetar, sulit sekali dikendalikan. Napasnya memburu.Stefan merasakan kemarahan, kecemasan dan kepanikan pada diri Andini.“Aku nggak bisa, Pak,” kata Andini terbata, matanya berkaca-kaca. “Kenapa bapak kasih jabatan ini ke saya. Saya hanya mau berbakti kepada Bu Anya.”Stefan cepat-cepat bangkit dari duduknya, lalu menutup ruangan itu dengan vertical blind seluruh ruangan.Perlahan Stefan duduk di meja depan Andini. “Kamu tidak perlu memikirkan semua omongan Aska,” katanya tenang dan berwibawa.Andini menatap Stefan, kalau tidak karena utang, Andini maunya kabur dari tempat ini.“Terus, saya harus bagaimana?” sentaknya dengan nada tinggi. Lalu terisak-isak, kebigungan
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more

Jadikan Saya Anda!

“Bar dan kelab ini hanya menjual minuman keras, musik keras, tidak ada transaksi prostitusi dan narkoba,” ujar Anya sebelum dia menyerahkan semua dokumen kepemilikan kelab, termasuk akta pendirian perusahaan ke Aska.“Janji, dong, Sayang,” jawab Aska tersenyum lebar, mereka duduk di ruang rapat kecil. Saling berpandangan.Anya menyerahkan semua dokumen kepemilikan bar dan kelab itu, Manson. Aska yang memberikan nama itu.“Aku harap kamu menepati semua janji,” kata Anya tenang dan berwibawa. “Karena kalau sampai Stefan tahu, bisa gawat.”“Stefan itu, kan bukan siapa-siapa, kenapa kamu mencemaskan dirinya?”Anya tersenyum, tangannya bersedekap. “Dia itu suamiku yang sah secara hukum dan agama.”“Tapi, semua perusahaan milik papamu, kan? Dia tidak ambil andil.” ujar Aska memicing, menunggu jawaban dari Anya. Berharap Stefan hanya pesuruh Winata yang posisinya tidak penting dalam perusahaan.Anya menghela napas, “Gimana, ya, Ka. Selain suami resmi, Stefan itu …. Tangan kanan papiku. Jadi,
last updateLast Updated : 2024-07-13
Read more

Nikah Dadakan

“Jadikan saya budak bapak!” pekik Andini lantang. Apa yang dia ucapkan malam ini muda-mudahan tidak salah. Semua ini hanya untuk membayar budi baik Stefan. “Apa?” Stefan dan Andini saling bertatapan lurus.Edo pun membesarkan mata menatap kakaknya, “kakak nggak salah bicara, kan?” tanyanya lalu mendesah, semua ini gara-gara Mas Biyan, batin Edo.“Nggak,” jawab Andini masih menatap Stefan. “Saya terlalu banyak menerima kebaikan bapak. Jadikan saya …. Istri, sekali pun hanya pelepas nafsu bapak. Atau sebagai pelayan yang bapak injak harga dirinya.”Stefan mengerutkan dahi, memang pernikahan ini harus terjadi. Lelaki itu juga lupa untuk membahasnya.Andini tidak tahu kalau bapaknya sudah pulang dari rumah sakit. Perlahan, tertatih-tatih, lelaki tua itu berjalan keluar dari rumah karena suara ribut di teras.“Pak!” Edo dengan cepat menghampiri bapaknya yang masih lemas. Andini dan Stefan kaget, tidak menyangka kalau bapaknya sudah pulang. Bagaimana ini? Andini membatin sendirian, Wajah
last updateLast Updated : 2024-07-14
Read more

Kegelisahan Setelah Menikah

Season 1Bab 14“Apa kamu mau membatalkan pernikahan?” tanya Stefan datar dan dingin, wajahnya yang panik dan cemas menatatap Andini.Dan Andini tidak tega, baru kali ini dia melihat ekspresi Stefan begini.“Um, maksud saya … bisa kita ulang sekarang?” tanya Andini kepada penghulu.“Baik. Jadi, nanti sampai tiga kali, kalau masih gugup, saya akan serahkan kepada saksi yang ada di ruangan ini,” jelas penghulu.Stefan bertekad dalam hati kali ini harus berhasil. Atau seluruh kredilitasnya akan dipertanyakan. Tangannya berjabat dengan bapak Andini.“Stefan Wiraatmadja, saya nikahkan saya kawinkan kau dengan anakku Andini Lestari dengan mas kawin dibayar tunai.”Sekilas Stefan tersentak ketika bapak Andini menggerakkan tangannya. Aba-aba agar Stefan bisa menerima ijab dan kabul itu.“Saya terima nikah dan kawinnya Andini Lestari dengan mask kawin dibayar tunai!” katanya dengan lantang.“Bagaimana saksi-saksi, sah?” tanya penghulu.Mereka menjawab dengan serentak, “Sah!”Penghulu mengucap d
last updateLast Updated : 2024-07-15
Read more

Semua Serba Baru

Jantung Andini berdetak keras, baru kali ini sulit membalas pesan dari Joshua.“Malam ini aku nggak bisa. Gimana kalau besok saja kita ketemu makan siang?” balas Andini, lalu wanita itu menghela napas.Entah beberapa menit berlalu, Andini menahan napas menunggu jawaban dari Joshua.Rasanya satu tahun!Namun, Andini cepat-cepat memikirkan, alasan apa yang akan dia pakai untuk memutuskan Joshua?Satu notifikasi dan nada berdenting terdengar dari ponsel.Siapa pun itu Andini cepat-cepat melihatnya. Joshua!“Oke, besok makan siang,” balas Joshua ada emotikon memeluk.Rasanya, kemarin ketika menerima pesan dari Joshua, hatinya berdebar, tersenyum karena senang. Tapi, malam ini rasanya beda. Tidak ada rasa apa pun dalam hati Andini.Ingat cincin yang terpasang di jari manisnya. Mungkin semalaman Andini menatap cincin itu, sampai pegal dan akhirnya tertidur.***Paginya, Andini melihat Felix ada di depan pintu rumahnya. Mata wanita itu membesar, “Apa? Apa ada yang harus dikerjakan?” tanyanya
last updateLast Updated : 2024-07-17
Read more

"Belum Saya Izinkan, Andini."

Bab 16 StefanTiba saatnya Andini rapat kecil dengan tim marketing yang akan menangani klien baru.“Jadi, kalian ada ide apa?” tanya Andini yang duduk di kursinya, sementara para rapat kecil—hanya ada dua orang duduk di sofa.Aska melempar pertanyaan, “Harusnya ibu yang punya ide,” katanya sinis.Andini mengangguk, sekarang dia paham tentang Aska, “Kalau begitu, rapat ini tidak diperlukan lagi,” katanya, tidak lama telepon antar-ruangan berdering.“Ya?” itu Laras yang menelepon.“Bu, meeting jam sepuluh sudah datang,” katanya.“Oke, saya ke ruangan rapat. Andini menaruh gagang telepon, “Ayok, mereka sudah datang.”Aska dan asistennya saling menatap, “Bukannya jam sebelas, Bu?” tanya asisten Aska, Mei.“Tapi sekarang mereka sudah datang, masa mau dicuekin?” tanya Andini, sambil membawa laptop dan beberapa kertas dalam map transparan. “Kalian nggak ikut?” tanyanya sekali lagi, karena Aska dan Mei melongo.Aska membatin dalam hati, apa Andini sengaja mengerjai dirinya?Andini masuk ke ru
last updateLast Updated : 2024-07-18
Read more

Dua Sisi yang Berbeda

“Hati-hati bersikap, Andini, kamu baru sehari menjadi istriku,” Stefan berbisik tanpa tahu ada di mana. Napasnya berhembus di belakang telinga Andini.Susah payah wanita itu menelan ludah, mendongak menatap panel tampilan nomor lantai. Namun, tidak bisa meredakan gemuruh dalam dadanya.Ting!Andini menyelak siapa pun yang keluar dari lift, agar cepat menjauh dari Stefan. Lelaki itu tersenyum melihat kelakuan istrinya. Mengapa dia malah menjauh?Mobil Stefan melintas begitu Andini ada di teras lobi. Dia masuk ke dalamnya.“Kemang Restoran,” ucap Andini, tidak lama Stefan menyusulnya. Wajahnya seperti tidak ada salah sama sekali. Tenang, malah sibuk berkirim pesan dengan Prayan.Jadi, sekarang dari tenang dan datar, Stefan tersenyum membaca pesan itu. Apalagi, Prayan mengirim foto.Detik berikutnya, Prayan menelepon Stefan dengan panggilan video.“Papa!” panggil anak itu ceria.“Rayan, udah pulang sekolah?” tanyanya diplomatis dan standar. Namun suaranya terdengar dalam dan simpatik.“A
last updateLast Updated : 2024-07-20
Read more

Bisnis Aska dan Joshua

Lina menatap lurus Aska, “Dia ada di sini, Bos. Mau bertemu langsung ada di ruang VVIP,” lanjut Lina.“Tidak ada salahnya kamu temui saja dulu,” ujar Joshua setengah sadar.Aska menemui orang yang tidak dia kenal itu. Lina ada bersamanya untuk memandu pertemuan. Di ruangan VVIP Aska lihat ada beberapa orang berpakaian rapi. Mungkin itu bosnya, dan dua orang ada di samping kanan kirinya, ber-jas hitam.Meja marmer yang ada di ruangan itu, terisi penuh minuman beralkohol.“Jadi, Mr. Aska, Mr. Thenon, beberapa waktu mencoba narkoba yang Anda punya di sini. Dan ini sangat enak, langsung pergi ke awang-awang,” katanya, tangannya dia buat seperti terbang.Dan semua yang ada di ruangan VVIP itu tertawa lebar, termasuk Aska.“Jadi maksudnya?” Aska menarik tawanya, belum paham dengan perkataan siapa tadi namanya dia lupa.“Hahaha, saya lupa menjelaskan, kalau Mr. Tenon tertarik dengan produk Anda, dan ingin mengimpornya ke Thailand,” si penerjemah itu berkata.Satu orang berpakaian rapi—serba
last updateLast Updated : 2024-07-22
Read more

Kencan Pertama?

Stefan mengajak Andini ke Jakarta Akuarium, karena jalanan macet, perjalanan mereka terhambat. Jadi tempat itu sudah hampir tutup ketika Stefan dan Andini sampai.“Maaf, Pak, kami sudah tutup,” kata kasir ketika Stefan mau membayar.Andini menyindir Stefan, apa maksudnya, bapak ini mau menghibur, malah plot twist tempatnya udah tutup, Andini menutup mulut, mengulum senyuman.Stefan mengambil ponsel yang ada di saku celana.Dia duduk di bangku tunggu yang ada di depan kasir. Jasnya dibuka, dasi, rasanya dari tadi dia sudah tidak pakai dasi. Andini memperhatikan lelaki itu sambil mengerutkan dahi.“Kenapa kita nggak pulang aja? Tempatnya sudah tutup,” cetusnya.“Belum,” jawab Stefan tenang.Andini sekali lagi melihat sekitarnya—yang sudah sepi. Dan lampu yang ada di kasir mati. “Ini udah tutup, kan?” tanya Andini sekali lagi mengkonfirmasi.Tidak lama ada seorang lelaki menemui Stefan. “Malam, Pak,” sapanya dengan ramah, menunduk. “Maaf, tadi saya harus membereskan pekerjaan dulu. Silak
last updateLast Updated : 2024-07-24
Read more

Apakah Harus Malam ini?

Andini tersenyum, “Baik, Mbok. Saya sudah tahu semua, jadi, mbok bisa istirahat sekarang.”“Non ini, tahu aja kalo ini jam istirahat. Yasudah, saya permisi,” pamitnya.Andini masih tertegun ketika dia membuka pintu lemari. Banyak baju yang disediakan untuknya. Mulai dari baju untuk di rumah, untuk ke kantor, baju tidur yang kebanyakan terbuka.Andini melebarkan mata, “Wow.”Tanpa Andini menyadari kalau Stefan masuk ke kamarnya. Berdiri di belakangnya.“Saya suka kamu memakai baju tidur merah,” katanya singkat.Andini langsung menoleh, matanya membesar, bagaimana dia bisa masuk? Badannya beku ketika Stefan berkata begitu.Apakah malam ini akan ….“Kamu tahu, kan siapa yang bertugas menyiapkan makan di rumah ini?”Andini mengangguk cepat, canggung masih ada dalam hatinya.“Kalau begitu, dia sudah menyiapkan makanan. Dan Rayan sudah menunggu, ganti baju saja langsung turun ke bawah,” suruh Stefan cepat.“Baik, Pak,” jawab Andini dengan cepat pula.Stefan membalik badan akan keluar kamar
last updateLast Updated : 2024-07-26
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status