Tiada hari yang tenang bagi Anna. Bertubi-tubi masalah datang padanya. Mulai dari pengkhianatan oleh Kevin, membohongi ibu dan neneknya, bohong akan identitasnya, dipecat dari tempat kerja, hingga dipermalukan oleh Zeno. Jika saja Oliv tak membujuknya untuk datang ke acara reuni sekolah itu, jika saja dia tak pernah berharap lebih saat bertemu kembali dengan Zeno, apakah situasinya mungkin akan berbeda? Eden membawa Anna ke apotek dua puluh empat jam. Sudut bibirnya ternyata mengeluarkan darah yang sudah mengering. “Teganya dia memukul perempuan seperti ini.” Eden ikut meringis kesakitan ketika mengoleskan salep luka pada sudut bibir Anna. “Yang kesakitan itu aku, tapi kenapa raut mukamu yang berlebihan ya?” sindir Anna sambil tertawa. “Aa..” Senyumnya hilang karena lukanya terasa perih. “Sudah kubilang Zeno itu bukan laki-laki yang baik. Kau saja yang tak mendengarkan.” “Kapan?” Anna membalas dengan kening berker
Baca selengkapnya