All Chapters of SAAT SUAMIKU SIBUK MENAFKAHI JANDA KAKAKNYA: Chapter 81 - Chapter 90

104 Chapters

82

Tatapan wanita itu membuatku risih, sekalipun ia sangat cantik, wangi dan elegan, aku seperti melihat seorang musuh yang punya dendam kesumat di hadapanku. Aku bisa tahu kalau dia membenciku, Dia tidak setuju aku dekat dengan sepupunya yang kaya raya serta sukses itu. Dari gestur dan gaya pertanyaannya sejak tadi, jelas saja ia menghina diri ini secara tersirat bahwa aku adalah orang rendahan, miskin, jauh dari mereka yang seakan-akan tidak pantas bersanding dengan Mas Renaldi. Aku tersinggung, tapi aku mencoba bersikap tenang demi menghargai calon suamiku. "Oh ya, anak kamu berapa?""Dua, Nyonya.""Tidak usah panggil aku nyonya. Panggil saja Lorena sebab aku dan suamimu adalah sepupu!""Baik." Aku tetap menjawab dengan tenang."Di SDN 12.""Oh sekolah negeri?""Iya.""Kenapa tidak pindahkan ke sekolah internasional?""Sebenarnya aku mau memindahkannya tapi Hanifah menolaknya.""Kenapa, apa kau merasa insecure dan khawatir kalau anak-anakmu tidak bisa menyesuaikan diri dengan anak
Read more

83

Sehari berikutnya. Rapat dengan beberapa divisi sepanjang hari membuat kepalaku betul-betul pusing. Belakangan ini Mas Renaldi memberiku lebih banyak tanggung jawab untuk mengambil keputusan dan mengelola beberapa departemen di tower ini. Aku harus berdiskusi dengan beberapa manajer, kepala cabang dan kepala staf agar segala sesuatu berjalan sesuai dengan harapan Direktur utama.Aku seperti mengelola sesuatu yang bukan tanggung jawabku tapi aku diharuskan untuk seperti itu. "Aku sedikit kewalahan tapi ini adalah tanggung jawab yang dipercayakan Mas Renaldi padaku,"ujarku pada Vina asistenku. "Kalau kewalahan mungkin bisa bagi tugas bu.""Tapi Tuan Renaldi menyuruhku untuk memastikannya secara langsung.""Tapi itu sama saja dengan memeras darah, apa Tuan Renaldi tidak tahu kalau bekerja itu ada batasnya. Namanya manusia juga pasti capek kan Bu?""Iya, tapi aku juga tahu perjuangannya. Ia juga lelah ke sana kemari membuat kesepakatan dan meyakinkan orang, aku yakin dia juga tidak k
Read more

84

"Iya saya tahu, saya cukup tahu diri untuk itu. Maksud saya di sini adalah agar kita semua bekerja sama dan kompak. Jika kita kompak maka segala sesuatu akan berjalan dengan lancar, benar begitu kan Mi?" Tanyaku pada ibu mertua, beliau sontak mengangguk dan menyetujui perkataanku. "Iya benar sekali, semua orang sudah ada di pos jabatan masing-masing jadi sebagai komisaris kami hanya ingin semua orang bekerja sesuai dengan tanggung jawabnya," jawab calon ayah mertuaku."Om ... apa yang akan kamu lakukan kalau Renaldi tidak bisa mengurus pekerjaannya dengan baik setelah menikah?" "Entahlah... mungkin aku harus membuat dia bekerja lebih baik atau mungkin akan kutambah pegawai untuknya." "Bagaimana kalau Om ganti direktur saja? Dia akan mulai sibuk dengan keluarga dan istrinya jadi mungkin fokusnya akan terpecah.""Tidak akan," balas calon suamiku sambil tertawa. "Kalau kau tidak becus aku bisa kapanpun mengambil jabatanmu!""Tidak bisa Lorena, aku sudah bekerja sejauh ini untuk ada d
Read more

85

Aku membeku, lidahku kelu untuk menjawab perkataannya. Langkah kaki yang tadinya akan keluar tiba-tiba seperti lengket di permukaan lantai. Aku tertegun kaget, membeku dan merasa terintimidasi dengan bagaimana cara dia menanyaiku. "Saya rasa, saya bekerja dengan baik.""Katakan padaku... Di bagian yang mana Renaldi bisa jatuh cinta padamu?""Saya tidak tahu," balasku pelan. Aku mencoba bersikap santun, nada bicaraku juga rendah sekali, berikut juga dengan tatapan mataku. "Kau tahu kau harus berhadapan denganku jika itu tentang Renaldi!""Aku tidak mengerti Bu, aku tidak mengerti maksud anda.""Kau jelas menangkap apa maksudku, dan aku rela bersaing denganmu untuk kembali bersama dengan lelaki itu!" Ucapannya seperti petir, seperti sesuatu yang sontak menghentikan detak jantungku. Aku terkesiap tapi aku tetap berusaha tenang dan tersenyum. "Apa Anda pernah punya hubungan dengannya?""Iya, ada hubungan itu lebih dari yang kau bayangkan." "Aku tidak merasa kecil hati karena itu hany
Read more

86

Aku tahu wanita itu akan menciptakan drama untukku, menjelang seminggu pernikahan, di saat orang orang sedang sibuk menyiapkan semuanya, dia malah menciptakan masalah baru di kantor kami. Seperti yang sekarang terjadi, aku duduk di depan para auditor, dewan direksi dan tim manajer, dia sebagai manager keuangan berdiri sebagai penuntut, dia mencoba menyalahkan divisi kesejahteraan atas aliran dana yang kami gunakan dalam beberapa bulan terakhir. "Ku selidiki aliran dana dan ada yang tidak beres. Ada apa dengan pembekakan biaya dari divisi kesejahteraan?" "Kami gunakan dana tersebut untuk asuransi karyawan yang mengalami kecelakaan di lapangan, ada yang patah kaki dan ada yang tidak sengaja terbakar di lokasi proyek, kami juga membayar tunjangan kesehatan untuk orang-orang kita," balasku."Kenapa anggarannya harus naik 15%, Apa memang sebanyak itu?""Kalau anda belum tahu, dalam dua bulan terakhir kami melakukan proses rekrutmen karyawan baru, ada 500 orang yang baru diterima dan se
Read more

87

"Selama kau belum jadi istri Renaldi, jangan merasa di atas angin. Hari ini semua orang membelamu tapi besok belum tentu," ucap Lorena saat aku dan dia bertemu di ujung koridor di jam pulang kantor. Karena kami menuju lift yang sama, aku terpaksa harus satu perjalanan dengannya, ditambah karena harus mengejar waktu menjemput anak-anak maka niat untuk menghindarinya terpaksa harus kutahan. Kebetulan di dalam lift hanya aku dan dia, sehingga wanita itu tidak melewatkan waktu untuk segera membalas dendam dan menyudutkan diri ini. "Kenapa kau diam saja?""Tidak ada yang harus dibahas, Bu. Saya juga sudah lelah sekali.""Kalau lelah menyerah saja, Aku tidak akan melepasmu sampai kau pergi dari tempat ini!""Apa tujuanmu, Apa keuntungan mau memisahkanku dengan mas Renaldi!""Karena aku ingin bersamanya! Kau dan dia tidak pantas, akulah yang lebih berhak mendampingi Renaldi.""Kalau begitu katakan padanya, dia untuk memilih antara aku dan kamu."" Entah pelet Apa yang kau berikan pada le
Read more

88

Sekarang Wanita itu telah mengadu pada kekasihku, dia tidak melewatkan waktu dan kesempatan untuk terlihat tersakiti dihadapan Mas Renaldi. Sepertiny, dia tidak main-main memberiku sebuah masalah besar agar aku dan lelaki incarannya segera berpisah. Dilema yang harus kuhadapi sangat besar. Aku bisa saja melawan dan menyingkirkan wanita itu tapi ada Renaldi sebagai sepupunya, dia bisa menilai tindakanku, dia bisa menganggap aku tidak menghargai keluarganya, juga tidak bisa menahan diri. Aku mencoba bersabar, tapi kesabaran akan jadi racun jika aku diam saja. Wanita itu tidak akan melewatkan kesempatan sedikitpun untuk memfitnah diri ini, jadi aku harus menggunakan strateginya sendiri, untuk membuat dia yang dipecat oleh Mas Renaldi. "Yaa sudah, besok saja kita bahas. Aku antar Lorena ke rumah sakit." "Aku tidak akan melarangmu untuk peduli pada saudaramu, lagipula memang itu keinginannya, dia ingin punya waktu bersamamu serta punya kesempatan untuk..."aku tidak melanjutkan perkata
Read more

89

Kuletakkan kembali ponselku ke atas meja sembari meyakinkan diri bahwa semuanya akan baik-baik saja. Wanita itu hanya pura-pura, ia cari muka dan mencoba menjatuhkan martabatku di depan Mas Renaldi, dia sampai rela dirawat di rumah sakit demi membuatku terlihat bersalah dan mendapatkan kesempatan bersama Mas Renaldi. Sampai jam 10.00 malam aku tidak bisa meminjamkan mata karena pikiranku terus berisik memikirkan apa yang akan kuhadapi di hari esok karena perbuatan Lorena. Hari ini kami saling menjambak tapi esok hari mungkin kami akan saling melenyapkan. Kalau bukan aku yang mengalahkan dia, pasti akulah yang akan dikorbankan.Wanita itu ambisius, dan orang ambisius tidak akan berhenti sampai mendapatkan keinginannya. Mereka akan lakukan apapun untuk mendapatkan kemauannya termasuk dengan cara kotor dan menyingkirkan orang lain. Sekarang obsesinya adalah mendapatkan calon suamiku, jadi apapun yang akan ia lakukan untuk membuat kami putus. Tring!Ponselku terdapat pesan dan itu adal
Read more

90

"Bukankah kau sakit? Kau bilang kau sakit karena aku dan butuh perawatan. Tempat tiba-tiba kau ingin pulang setelah Mas Renaldy pergi?""Aku muak berada di sekitarmu, lebih baik aku mati daripada bertahan di sini denganmu!""Artinya kau tidak sakit?""Memang tidak!" Balas wanita itu dengan sengit. "Sebenarnya aku tidak pernah melakukan sesuatu yang membuatmu sampai semuak itu padaku. Aku tidak pernah mencuri uang atau menyakiti keluargamu, mengapakah kau begitu membenciku?""Suka suka aku!""Apa kamu memusuhiku karena Mas Renaldi mencintai diri ini?" "Tepat sekali.""Itu di luar kendaliku.""Tapi kau bisa menolaknya." "Kenapa aku harus menghancurkan kebahagiaan dan cintaku demi kamu! Bahkan kamu datang di saat aku dan dia sudah berhubungan, kami sebentar lagi akan menikah." "Kau bisa mundur?""Demi kebahagiaanmu?? Tidak tentu saja!" Aku tertawa. "Jadi kau tidak akan berhenti!""Tidak akan pernah, hubunganku dan Mas Renaldi sudah begitu kuat dan kami tidak akan goyah karena kedat
Read more

91

Tak tergambarkan betapa aku begitu bahagia di hari menjelang akad, kukenakan kebaya dan hiasan siger di atas kepala, untaian melati di sebelah kananku menambah aroma dan membuat penampilanku menjadi lebih anggun. Di make up terbaik telah dipilihkan ibu mertua dan mereka mendandaniku seperti seorang ratu sehari. Aku benar-benar bahagia dan tidak sabar lagi untuk acara akadku. Hal yang lebih melegakan lagi karena sepanjang tiga minggu terakhir aku tak pernah lagi berjumpa dengan mantan suami atau aruni yang pernah jadi benalu dalam hidup kami. Aku senang dan lega sekali terlebih memandang orang tuaku yang nampak begitu terharu akan pernikahan putrinya. Aku berharap semoga acara pernikahanku berjalan dengan lancar, meski ada satu iblis yang masih mencoba untuk membuat pernikahanku gagal, tapi aku memilih mengabaikannya atas permintaan calon suamiku. "Ayah tampan sekali dengan jas itu," ucapku sambil menggoda ayah, beliau tersenyum lebar sambil memegangi pakaiannya yang mahal. "A
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status