All Chapters of Dinikahi Milyarder, Diganggu Mantan Suami: Chapter 41 - Chapter 50

123 Chapters

41. Di Rumah Tante (b)

Pembantu?Vena syok berat saat mendengar Tante Ruth malah memperkenalkannya sebagai pembantu di hadapan keluarga besar. Apa yang dilakukannya?Ketiga wanita yang mendengar pernyataan tersebut agak kaget. Mereka langsung tertawa. Salah satu di antaranya ada bertanya, "kamu ini yang benar saja, Ruth? Perasaan dia yang ada di foto bersama Mario waktu peresmian Villa di Bali, bukan?“Wanita lain memperhatikan wajah Vena, lalu merespon, "iya, ini kayaknya wanita yang diajak Mario. Masa sih pembantu?""Iya, jangan bohong kamu. Tega banget mengatai menantu sendiri sebagai pembantu."“Nggak!” Tante Ruth mengelak cepat. Dia kesal seperti diejek oleh saudara-saudaranya sendiri. "Kalian ini kompak sekali kalau menghina, ya?""Apa sih?" Salah satunya berkata, lalu tertawa. "Kami lagi memuji kamu yang punya menantu cantik."Tantu Ruth melirik Vena dengan sinis, “Sudah nggak usah dibahas! Nggak usah dibanding-bandingkan istri Mario sama pembantu ini! Yang benar saja istri Mario yang cantik dan angg
last updateLast Updated : 2024-06-21
Read more

42. Pertengkaran Keluarga

Setelah mendapatkan panggilan dari Pak Hardi, Mario menjadi serba buru-buru. Dia menyelesaikan berkas laporan dari kepolisian dan lain-lain lebih cepat dari dugaan.Begitu sudah di parkiran, dia meminta kunci mobil dari Pak Hardi, lalu sendiri ke kursi kemudi. Dia menurunkan kaca jendela mobil, berpesan ke Pak Hardi yang berdiri di luar. "Pak, maaf, nanti pulangnya sama Daffa saja, dia masih di dalam kantor polisi. Mungkin sejam lagi dia bisa pulang."Sopir itu balas berpesan, "baik, Tuan, tolong hati-hati di jalan. Sekarang sudah malam."Mario tak menjawab. Dia menaikkan kaca jendela mobil. Setelah itu, ia menginjak pedal gas— menuju ke rumah sang bibi.Sesekali, dia melirik ke jam tangan. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam.Butuh waktu hampir setengah jam sebelum akhirnya tiba di kediaman sang bibi. Dia menghela napas panjang, bersiap untuk adu mulut, terlebih ada tamu yang berasal dari keluarga sang paman. Tidak mungkin tidak ada perdebatan."Untung om nggak ada
last updateLast Updated : 2024-06-22
Read more

43. Pulang ke Rumah

Mario tak bisa berkata-kata. Selama ini, bibinya memang tegas terhadap apapun. Akan tetapi, dia hampir tidak pernah menuduh atau menghina orang lain terlalu jahat.Vena pun merasakan hal yang sama. Sekalipun baru beberapa bulan saja mengenal Tante Ruth, tapi dia tahu sifatnya tak seburuk ini. Dia yakin kalau memang ada pengaruh dari luar.Tante Ruth menatap mereka berdua. Dia memusatkan perhatian ke lantas sang keponakan. "Kamu beruntung om kamu masih ada di luar negeri, coba ada di sini, terus tahu kamu abai urusan bisnis, malah fokus mengurusi masalah istri baru kamu ini, dia pasti mengamuk.""Nggak, Tante," bantah Mario cepat, "justru Om pasti kecewa sama Tante soalnya tega-teganya memperlakukan Vena seperti ini. Vena keluarga kita sekarang. Tante malah nggak ada bedanya sama keluarga toxic itu.""Oh."Mario kesal dengan tanggapan Tante Ruth yang dirasa sangat acuh tak acuh. Dia berusaha memberi pengertian, "Mario paham Tante gelisah dan malu karena video Mario marah-marah di rest
last updateLast Updated : 2024-06-22
Read more

44. Rencana Makan Malam

Keesokan harinya.Pagi-pagi, Mario sudah berangkat untuk rapat bersama beberapa petinggi dari perusahaan. Mereka semua membahas langkah selanjutnya untuk memulihkan citra baik dari jaringan hotel Winata. Berkat gerak cepat dari tim dan kepolisian, Mario berhasil membuat berita itu kini mereda. Selain itu, Daniel juga telah membuat pernyataan permintaan maaf sudah menyebar kebohongan.Tetapi, tentu saja semua didapatkan dengan perdebatan panjang dan harga yang tidak sedikit. Mario harus setuju kerjasama bisnis dengan Daniel.Pria itu tidak punya waktu untuk memikirkan semua sekarang. Dia terlalu pusing dan kurang tidur.Selepas rapat, dia menyerahkan urusan lain kepada sang sekretaris, Erika. Setelahnya, dia masuk lagi ke ruangan pribadi dan rebahan di atas sofa empuk.Daffa, sang asisten, masuk ke dalam dengan membawa beberapa berkas dalam map-map coklat."Siang, Pak," sapanya."Apa lagi?" Suara Mario lemas, kelopak matanya sudah ingin menutup.Daffa menahan tawa. Dia menjawab, "maaf
last updateLast Updated : 2024-06-23
Read more

45. Amarah Bianka

Terjadi keheningan di dapur. Bianka dan Daniel duduk saling berhadapan di meja makan.Daniel santai membaca koran sembari menikmati kopi. Tubuhnya masih terbalut baju tidur. Sementara, Bianka tidak tahan karena pria itu hanya diam sejak kemarin. Setidaknya, dia ingin penjelasan tentang apa yang sudah terjadi."Mas, tolong jangan diam saja, sekarang aku butuh penjelasan," katanya membuka obrolan."Penjalasan apa?""Kenapa kamu mengalah? Kamu mengaku ke media kalau cuma menyebar berita bohong tentang perselingkuhan Vena sama suaminya dulu."Tak ada jawaban. Daniel malah tetap sibuk dengan bacaan korannya. Dia seperti enggan membahas itu.Bianka kesal diabaikan. Semakin ke sini, dia merasa semakin tidak dianggap ada. Dia mulai mengomel, "Kamu keterlaluan, aku lagi hamil, tapi kamu sekarang sering banget mengabaikanku! Kamu nggak pernah mendengarkanku sama sekali! Pasti sekarang kamu lagi memikirkan Vena, iya 'kan?”"Dari kemarin kamu itu mengomel terus, aku capek dengar kamu mengomel. Ak
last updateLast Updated : 2024-06-24
Read more

46. Makan Malam Romantis (a)

Makan malam berdua. Itulah yang diinginkan Mario untuk sekarang. Dia ingin menebus perkataan jahat Tante Ruth kepada Vena.Dia cukup takjub dengan pilihan restoran oleh Daffa. Meski dia sangat kaya raya, terlahir dari keluarga old money, tapi dia sama sekali tidak pernah ke tempat semacam ini.Iya, dia lebih sering ke restoran biasa, itupun karena untuk bertemu calon rekan bisnis atau semacamnya.Vena tersenyum sejak menginjakkan kaki di atap restoran mewah ini, menikmati pemandangan kota di malam hari yang indah. Hamparan langit cerah berbintang, sementara bawah terbentang bangunan-bangunan tinggi.Terlihat lampu kendaraan yang memenuhi jalanan— bergerak cepat, sekilas seperti permainan cahaya yang menenangkan.Damai, sejuk, dan romantis. Itulah suasana yang menebar di antara mereka.Mario menarik satu kursi, mempersilakannya untuk duduk. "Ayo duduk dulu, Sayang."Lamunan Vena buyar. Dia tersenyum ke sang suami, kemudian duduk. Sikapnya sangat anggun, apalagi sedang menggunakan gaun
last updateLast Updated : 2024-06-24
Read more

47. Makan Malam Romantis (b)

"Oh iya ..."Vena membuka obrolan setelah menghabiskan makanan pembuka.Mario mengusap mulutnya dengan serbet makan, baru setelah itu menjawab, "ada apa?""Aku minta maaf.""Minta maaf kenapa, Sayang?""Soalnya masalah kamu akhir-akhir ini sumbernya dari masa laluku.""Mau sampai kapan kamu membahas itu? Padahal kita lagi berduaan, loh, masa yang dibahas begituan melulu?""Omongan Tante Ruth memang kasar, tapi dia benar, Mas. Mungkin harusnya aku menyelesaikan urusanku sama Dani dulu baru menerima pinangan kamu.""Maksudnya kamu menyesal menikah sama aku?""Enggak!" Sahut Vena cepat. Dia menggelengkan kepala. "Aku yang takut kamu menyesal menikah sama aku. Mungkin aku pembawa sial...""Sayang, kita nggak tahu kalau pria gila itu bakalan ganggu kita. Sejak kalian cerai, kalian nggak ada hubungan lagi 'kan? Semua ini terjadi karena ego-nya tersakiti waktu aku maki-maki di restoran hotel. Ini bukan salah kamu saja.""Kamu nggak takut aku bawa sial di kehidupan kamu sama keluarga kamu?""
last updateLast Updated : 2024-06-25
Read more

48. Rencana Baru

Tante Ruth resah melihat Sarah duduk santai di ruang tengah rumahnya. Sekalipun ingin dia usir, tapi wanita itu hadir atas undangan sang anak.Dia melirik ke dalam, memastikan anaknya tidak ada, baru setelahnya bicara, "saya heran sama kamu, masih berani datang ke sini."Sarah memasang wajah santun. Dia berdiri dari sofa, lalu menjelaskan, "Sarah diundang kok ke sini sama anak bungsu Tante.""Awas saja kalau kamu memanfaatkan Monica agar kamu bisa dekat-dekat dengan kami lagi.""Tante, masa masih marah sih sama Sarah? Sarah sudah mengembalikan uang Tante 'kan.""Kan sudah saya bilang sebelumnya, saya masih nggak bisa terima sama kelakuan kamu dulu itu. Kamu mempermalukan saya. Padahal saya serius mau menjodohkan kamu sama keponakan saya, tapi kamu malah minggat sebelum kenalan sama dia."Sarah mendekati wanita itu, lalu memegangi tangannya. Dia bertingkah layaknya anak yang ingin minta maaf ke sang ibu. "Tante, Sarah paham kenapa Tante sebel banget sama Sarah. Sarah menyesal sudah per
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more

49. Kemesraan Sesaat

Mario dan Vena pulang ke rumah tak lama setelah menyelesaikan makan malam romantis mereka.Mario menghempaskan diri di atas ranjang. Dia menghela napas panjang, pertanda betapa lelah dia.Sementara itu, Vena duduk di pinggiran ranjang sembari melepaskan sepatu yang dikenakan pria itu. Dia menegur, "Mas, jangan kebiasaan langsung hempas ke ranjang padahal masih pakai sepatu!""Maaf, Sayang, aku kangen banget sama ranjang kita," sahut Mario yang sudah seperti anak kecil. Dia membelai-belai sprei dengan gembira seolah sudah lama tak disentuh."Aduh, jadi iri sama ranjang."Mario tergelak. "Bisa saja kamu."Vena masih sibuk melepaskan sepatu Mario. "Tapi, kamu ini kadang kayak anak-anak. Nggak sadar umur sudah di atas tiga puluh tahun?""Bodoh amat, jadi dewasa itu capek, tuntutan ini-itu, nggak kelar-kelar. Coba kita ketemu sejak dari sekolah, Sayang— pasti kita punya lebih banyak waktu buat pacaran." Mario memandang langit-langit, membayangkan apa jadinya jika mereka bertemu saat remaja
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more

50. Hubungan Daniel dan Sarah

Esok harinya, Vena bangun lebih awal ketimbang Mario. Dia melakukan aktifitas lain, sebelum akhirnya masuk ke dapur.Di sana, dia melihat beberapa asisten rumah tangga yang tengah bersih-bersih, membersihkan sayuran, dan bersiap untuk membuat sarapan.Begitu melihat Vena, salah satu dari mereka alias Bu Mina, menyambut, "Nyonya, sudah bangun? Mau dibuatkan apa?""Tolong buat teh mawar biasanya, Bu." Vena menjawab sembari menarik kursi meja makan, kemudian diduduki. Dia menambahkan, "...tanpa gula.""Baik, Nyonya."Usai berkata demikian, wanita tersebut mengambil panci, dimasukkan air dari kran wastafel. Baru, setelahnya direbus di atas kompor tanam."Oh iya ..." Vena ingin memastikan, "Bu Mina, hari ini menunya yang bilang kemarin 'kan?""Iya, Nyonya. Kari ayam.""Untuk makan malam, saya saja yang masak, Bu."Bu Mina kaget. Dia tahu kalau Vena selalu dapat masalah jika ikut urusan dapur. Karena hal tersebutlah, dia menggelengkan kepala. "Nggak usah, Nyonya, biar saja saya sama yang la
last updateLast Updated : 2024-06-27
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status