Semua Bab Dinikahi Milyarder, Diganggu Mantan Suami: Bab 21 - Bab 30

123 Bab

21. Telepon Misterius

Daniel tidak bisa diam saja setelah diabaikan terus menerus oleh Vena. Dia sampai kurang tidur karena kepikiran. Bahkan, dia baru ingat kalau sudah ditinggal sendirian di rumah.Iya, ibunya sibuk dengan urusan keluarga, istrinya pun meminta ijin pulang ke rumah. Setelah mengurus dokumen perusahaannya, dia mengundang beberapa wartawan untuk ke rumah. Dia memberi kesempatan wawancara tentang pertengkaran di Hotel Winata saat itu.Apapun yang dia katakan, langsung dimunculkan di portal-portal berita online. Pengakuan Daniel malah memperburuk suasana karena dia juga mengungkit rumah tangganya saat masih bersama Vena. Dia menyalahkan wanita itu atas kematian anak mereka, lalu meninggalkannya demi pria lain alias Mario.Gossip itu menyebar bak daun diterpa angin di media sosial. Iya, sampai-sampai Tante Ruth membaca salah satu portal berita tersebut.Dia kaget dengan judul berita 'ISTRI BARU OWNER JARINGAN HOTEL WINATA MENELANTARKAN ANAK'Terdapat foto jepretan Vena dan Mario saat peresmia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-06
Baca selengkapnya

22. Fitnah?

"Kamu lagi!" Suara Mario terdengar marah saat menanggapi seseorang yang bicara di balik sambungan telepon. Dia berkata keras lagi, "kenapa kamu bisa telpon saya pakai nomor asisten saya, hah?" Vena memperhatikan ekspresi wajah Mario dengan seksama. Dia sudah bisa menebak kemungkinan siapa yang menelpon. Tetapi, bagaimana bisa? Di balik sambungan telepon itu suara pria sedang berbicara, "... akhirnya diangkat juga. Maaf saya harus menganggu waktu bulan madu kamu." Suara Daniel seperti lagu kematian di telinga Mario. Suami Vena ini begitu resah. "Mau apa?" "Saya sebenarnya nggak sudi juga nelpon kamu. Tapi, mau bagaimana lagi, telepon saya nggak diangkat sama Vena. Saya ada perlu sama dia." "Jangan macam-macam kamu. Mau apalagi kamu sama istri saya?" "Mengenai uang Tiga Milyar yang kamu kasih ke saya, itu kebanyakan— jadi saya berencana untuk mengajak mantan istri saya mengadakan doa bersama untuk anak kami yang sudah meninggal dunia." Mendengar itu, amarah Mario perlahan naik
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-07
Baca selengkapnya

23. Kedatangan Sarah

Vena dan suaminya terpaksa pulang ke kota kembali. Semua itu karena harus mendatangi panti asuhan yang dimaksud oleh Daniel di hari Rabu.Sialnya, Mario harus bertemu tim pengacara dahulu, dan sekarang sudah hampir jam sembilan, tapi belum pulang juga.Vena agak resah menunggu di teras rumah. Dia bisa saja berangkat dengan taksi atau meminta salah satu satpam jadi sopir, tapi mana mungkin pergi tanpa suaminya?"Mana sih kamu, Mas ... udah jam sembilan, loh. Takutnya telat dan malah jadi masalah nanti di panti asuhan," katanya sembari melihat jam di ponsel. Dia menunggu balasan pesan dari Mario, tapi tak ada pemberitahuan apapun.Di saat bertepatan, masuklah sebuah mobil ke dalam sini. Itu kendaraan yang asing. Dia heran— kalau dibiarkan masuk oleh satpam, artinya pasti dikenal.Seseorang keluar dari dalam mobil tersebut. Tanpa diduga, itu adalah wanita asing yang dulu pernah memanggil nama suaminya saat di Bali. Iya, itu adalah Sarah.Wanita itu berpenampilan bak seorang model, tubuh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-07
Baca selengkapnya

24. Niat Licik Mantan Suami

Begitu sampai di tempat tujuan, mobil yang ditumpangi Vena dikerumuni oleh wartawan.Vena keluar mobil dengan waspada. Dia tidak pernah menghadapi semua ini sebelumnya. Iya, dia hanyalah ibu rumah tangga, tapi sekarang mendadak sudah seperti artis.Tetapi, dia sadar harus terbiasa. Bagaimana pun, sang suami adalah salah satu orang terkaya di negara ini. Pria itu pasti dapat perhatian hebat jika terlibat masalah di tempat umum.Beberapa wartawan mengambil foto Vena, lalu salah satu di antaranya bertanya, "Ibu Vena, Ibu Vena, kenapa bisa terlambat menghadiri acara doa untuk mendiang anak Ibu dan Pak Daniel Adinata?""Terlambat?" ulang Vena bingung. Dia mulai tidak nyaman dikelilingi wartawan sampai tak bisa bergerak. "Maksudnya apa ini? Saya tepat waktu, kok.""Acaranya jam delapan tadi, Bu, sekarang sudah selesai, Pak Daniel Adinata sudah pergi."Vena kaget. Belum sempat dia menjawab apa-apa, para wartawan malah melontarkan pertanyaan demi pertanyaan yang menyudutkan. Dia pun masuk ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-08
Baca selengkapnya

25. Bertemu Mantan Suami

Vena menaiki taksi untuk sampai di taman yang diminta. Dia duduk di kursi yang kelilingi oleh pepohonan cemara. Beberapa orang tampak jalan kaki atau jogging di area ini.Angin siang hari mengembus ke wajahnya. Suasana seperti ini mengingatkan akan masa lalu. Iya, di saat dia masih berpacaran dengan Daniel.Dahulu, dia sangat membanggakan pria itu. Nyatanya, semua sikap baik itu hanya kepalsuan. Semua sudah dia lihat ketika beberapa bulan silam, saat dia diusir dari rumah, di depan wanita selingkuhan.Harga diri Vena terasa hancur jika teringat hal tersebut. Dia masih tidak percaya, setelah enam bulan, dia harus bertemu dengan orang-orang yang membuat mentalnya jatuh.Tetapi, hidup harus terus berjalan, tidak boleh terus menerus melihat ke belakang. Dia sadar bukan lagi Vena yang dahulu. Jodohnya bersama Daniel sudah berakhir. Kini, dia adalah Vena yang baru, Vena yang sudah punya hidup baru, yang sudah menjadi istri pria lain.Memikirkan Mario membuat hatinya tentram. Tanpa sadar, b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-09
Baca selengkapnya

26. Vena Menghilang?

Mario tidak menemukan siapapun saat sampai di panti asuhan. Dia mendapatkan informasi kalau acaranya justru selesai jam sepuluh pagi.Sekarang, dia bersandar di samping mobilnya dengan kondisi resah. Dia berulang kali menelpon sang bibi, ingin menanyakan tentang Sarah, tapi tidak diangkat."Mana Tante ini ..." Mario berusaha untuk tenang, tapi tidak bisa juga. "Masih di sekolah?"Nomor sang istri juga tak bisa dihubungi. Ini sangat aneh, kenapa mendadak semua orang menghilang?"Kamu juga Vena ... ke mana kamu? Kenapa nomor kamu nggak bisa dihubungi, Sayang?" Pria itu gelisah melihat layar ponselnya yang terus dalam kondisi memanggil Vena. Namun, sebanyak apapun dia melakukannya, selalu berakhir dengan pesan suara yang menjawab kalau nomor tidak dalam jangkauan. Entah karena tidak ada sinyal atau memang mati."Nggak mungkin dia mematikan HP, terus kenapa ..." gumamnya.Dia beralih menelpon nomor yang beberapa hari silam meneror sang istri alias Daniel. Tetapi, nomor pria itu juga di l
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-10
Baca selengkapnya

27. Mencari Vena (a)

Marah, gelisah, khawatir, semua perasaan itu memenuhi benak Mario. Dia marah karena sang istri bisa-bisanya mau pergi bersama wanita asing. Meski dia sadar, kalau ini juga salahhya karena tak bilang lebih awal tentang siapa itu Sarah.Dia tak bisa fokus apapun selain mencari keberadaan Vena. Sebenarnya dia juga tak betah ada di rumah ini, tapi satu-satunya orang yang bisa menghubungi Daniel adalah Bianka.Hingga kemudian, bibinya menelpon. Wanita itu bertanya, "ada apa, Mario? Erika bilang kamu butuh nomor telponnya Sarah?""Iya, Tante, Tante pasti punya 'kan? Atau alamatnya, terserah, yang penting cara agar Mario bisa ketemu dia," sahut Mario cepat."Nggak ada, Tante sudah buang semua yang berhubungan sama Sarah setahun yang lalu. Ini ada apa? Kata Erika, istri kamu ngilang? Apa hubungannya sama Sarah? Kok mereka bisa bersama?"“Mario nggak tahu, Tante, pokoknya Sarah pasti ngomong aneh-aneh sama Vena. Ya sudah, Mario tutup dulu telpon—”"Tunggu sebentar! Mumpung kamu bisa dihubungi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-11
Baca selengkapnya

28. Mencari Vena (b)

Gerah. Sesak. Pengap.Vena membuka mata dengan kondisi merasakan itu. Dia tengah duduk terikat di kursi kayu dalam gudang sempit. Banyak sekali kardus-kardus yang ditumpuk di pojok-pojok ruangan.Panik. Itu sudah pasti. Tetapi, dia berusaha tenang dan mengingat apa yang sebelumnya terjadi. Toh, dia takkan bisa berteriak karena mulutnya terbungkam oleh lakban hitam.Entah jam berapa ini, entah pagi, siang atau sore— dia tidak tahu karena tidak memiliki ventilasi. Pencahayaan pun berasal dari lampu kecil di langit-langit.Samar-samar terdengar deru kendaraan di luar, menandakan kemungkinan besar tempat ini di pinggir jalan.Dia mengingat kejadian sebelum pingsan. Setelah bertemu dengan Daniel, dia pergi ke pinggir jalan— sedang menunggu taksi datang.Akan tetapi, sebelum taksi datang, ada mobil hitam berhenti di hadapannya, lalu dengan cepat menariknya masuk.Belum sempat dia berteriak, mulut dan hidungnya sudah disumpal oleh kain. Pelaku adalah pria asing yang tak dikenal.Namun, dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-12
Baca selengkapnya

29. Perdebatan Serius

Mario tidak tahu harus kemana lagi mencari. Perasaannya menjadi kian takut dan gelisah, terlebih karena sang istri menghilang bersama mantan suaminya.Dia sudah meminta bantuan orang-orangnya untuk mencari Vena. Tetapi, hingga tengah malam berlalu, tak ada kabar di mana wanita itu berada.Informasi terakhir mengatakan dia pergi ke apartemen Daniel. Ini melukai hati Mario. Apa ini artinya Vena memang sukarela bertemu mantan suaminya? Tanpa mengabarinya sama sekali?Semalaman, dia tidak tidur. Setelah lelah ikut mencari di jalanan, dia memutuskan untuk duduk di sofa ruang tengah. Di sana, sudah ada sang bibi.Tante Ruth hanya bisa mondar-mandir di depan keponakannya itu. Dia memecah keheningan dengan mengomel, "Mario, tante juga bilang apa, istri kamu ini pasti bawa masalah bagi keluarga kita. Lihat sekarang, dia malah pergi semalaman sama mantan suaminya."Mario mengabaikan omongan wanita itu. Dia terlalu tenggelam dalam pemikiran, terlalu cemas terhadap keselamatan sang istri.Dia mel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-13
Baca selengkapnya

30. Pengakuan Vena

Sarah.Iya, itu adalah wanita yang mendadak masuk ke dalam rumah Mario.Tante Ruth mendekatinya. Dia mengomel, "Sarah, coba jelaskan kenapa kamu memfitnah saya? Kamu bilang ke satpam kalau saya yang mennyuruh kamu datang ke rumah ini buat jemput Vena? Siapa yang nyuruh kamu, hah?!""Tenang dulu, Tante," pinta Sarah tersenyum kecil, "Sarah bukan maksud fitnah—""Tenang bagaimana? Gara-gara kamu, saya malah dituduh oleh Mario mau mencelakai istrinya!""Tapi, Sarah nggak ada maksud jelek—""Kamu!" Potong Mario yang tak tahan. Dia ikut mendekatinya. "Ternyata kamu berani muncul di sini? Saya sudah mau melaporkan kamu ke polisi!""Kalau aku merasa bersalah, aku nggak bakalan ke sini, Mas Mario. Harusnya Mas Mario terima kasih, aku sudah mau datang ke sini. Aku kasihan loh sama asisten kamu yang mati-matian mencari kontakku.""Sekarang, katakan saja di mana kamu bawa istri saya pergi? Kamu pasti membawa dia menemui pria kurang ajar itu 'kan?""Pria kurang ajar siapa sih, Mas? Aku memang ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status