Share

30. Pengakuan Vena

Author: Diosa
last update Last Updated: 2024-06-13 20:08:44

Sarah.

Iya, itu adalah wanita yang mendadak masuk ke dalam rumah Mario.

Tante Ruth mendekatinya. Dia mengomel, "Sarah, coba jelaskan kenapa kamu memfitnah saya? Kamu bilang ke satpam kalau saya yang mennyuruh kamu datang ke rumah ini buat jemput Vena? Siapa yang nyuruh kamu, hah?!"

"Tenang dulu, Tante," pinta Sarah tersenyum kecil, "Sarah bukan maksud fitnah—"

"Tenang bagaimana? Gara-gara kamu, saya malah dituduh oleh Mario mau mencelakai istrinya!"

"Tapi, Sarah nggak ada maksud jelek—"

"Kamu!" Potong Mario yang tak tahan. Dia ikut mendekatinya. "Ternyata kamu berani muncul di sini? Saya sudah mau melaporkan kamu ke polisi!"

"Kalau aku merasa bersalah, aku nggak bakalan ke sini, Mas Mario. Harusnya Mas Mario terima kasih, aku sudah mau datang ke sini. Aku kasihan loh sama asisten kamu yang mati-matian mencari kontakku."

"Sekarang, katakan saja di mana kamu bawa istri saya pergi? Kamu pasti membawa dia menemui pria kurang ajar itu 'kan?"

"Pria kurang ajar siapa sih, Mas? Aku memang ke
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dinikahi Milyarder, Diganggu Mantan Suami   31. Debat dengan Sarah

    Mario keluar dari rumah. Tante Ruth mengalihkan perhatian ke Vena. Dia kelihatan kecewa dan sangat marah. "Kamu keterlaluan." Vena menoleh. Dia kembali membela diri, "Tante, tolong dengar Vena dahulu. Vena memang diculik. Vena dijebak—“ Kini perhatiannya teralih ke wanita yang diam saja di samping Tante Ruth alias Sarah. Dia menuduh, "kamu ... Kamu memang sengaja menjemputku agar aku nggak datang sama Mas Mario 'kan?” Sarah menahan tawa ketika menjawab, "Kok malah menuduh yang enggak-enggak? Saya salah apa? Harusnya kamu terima kasih saya sudah antarkan kamu ke panti asuhan, kamu sendiri yang nekad menemui mantan suami kamu sendirian." Vena sudah tahu kalau memang dijebak. Ini berarti sejak awal Darah dan Daniel sudah saling kenal. Dia menuding wanita itu, lalu kembali bicara ke Tante Ruth. "Tante, dia sengaja mengajak Vena ke panti asuhan lebih dulu. Dia merayu Vena buat nggak menunggu Mas Mario." Tante Ruth malah mengomelinya, "Ya terus kamu ngapain menuruti dia? Lagian bodoh a

    Last Updated : 2024-06-14
  • Dinikahi Milyarder, Diganggu Mantan Suami   32. Sikap Mario

    Vena duduk sendirian di pinggiran ranjangnya. Entah sudah berapa lama dia ada di situ. Tetapi, kejadian pagi tadi tak bisa lenyap dari pikirannya. Hati pun terasa hancur.Dia sudah berkali-kali menghubungi sang suami. Hanya saja, tak ada jawaban sama sekali. Nomor pria itu tak bisa dihubungi. Apa semarah itu Mario padanya?Menyesal. Itulah yang dirasakan oleh Vena. Kalau saja, dia tahu bahwa Daniel bisa berbuat serendah ini, dia takkan sudi pergi sendirian.Tante Ruth semakin membencinya, dan sekarang Mario pun tak mau pulang?Air mata jatuh membasahi pipinya. Dia tak tahu harus berbuat apa. Jadi, ini yang dimaksud oleh Daniel? Semua akan berakhir? Rumah tangganya yang baru saja terbentuk akan berakhir?Dia sadar diri kalau hanyalah wanita biasa— harusnya dia berpikir dua kali menerima pinangan dari Mario. Tetapi, dia tulus mencintai pria itu, bukan karena dia seorang milyarder atupun dari keluarga terpandang.Memangnya tidak boleh dia menjadi istrinya?Tak berselang lama, terdengar s

    Last Updated : 2024-06-15
  • Dinikahi Milyarder, Diganggu Mantan Suami   33. Rencana Mereka (a)

    Bianka sudah bosan duduk di kafe selama setengah jam. Sementara itu, ibunya tampak duduk di sebelahnya— tengah minum jus jeruk."Ma, sampai kapan kita akan di sini? Mau apa juga siang-siang di kafe kecil begini? Mana makanannya nggak enak. Mending tadi kita ke mall saja," kata Bianka melihat sekitar yang sepi pengunjung. Dia tak percaya ibunya malah memilih untuk nongkrong di tempat beginian.“Shhh ..." desis Ibu Layla begitu melihat seorang wanita paruh baya yang masuk ke dalam tempat ini. ”Itu dia datang. Dia celingukan, pasti takut kalau ketemu wartawan atau orang yang kenal.“Bianka menengok ke pintu masuk kafe, dan terkejut melihat Tante Ruth di situ. Dengan suara lirih, dia bertanya, ”dia bukannya Tante-nya Mas Mario? Kok dia ke sini, Ma? Menemui kita?""Iya, dong. Mama yang undang, nggak mengira juga kalau dia mau datang.“"Buat apa?""Sudah, nanti kamu juga tahu.”Mereka tak berkata apapun lagi karena Tante Ruth sudah ada di hadapan mereka. Iya, wanita itu kelihatan gelisah s

    Last Updated : 2024-06-16
  • Dinikahi Milyarder, Diganggu Mantan Suami   34. Rencana Mereka (b)

    Vena menghela napas panjang ketika masuk ke dalam apartemen Daniel. Baru kali ini, dia memasuki tempat ini. "Pagi, akhirnya kamu datang juga," kata Daniel saat mempersilakannya masuk. Vena berhasil mengendalikan perasaan tegangnya. Dia memberikan tatapan tajam ke mantan suami itu. "Ini pertama kalinya aku masuk ke apartemen kamu." "Oh itu jelas, nggak mungkin aku bawa kamu ke tempat yang aku jadikan tempat bersama selingkuhanku dahulu." "Sekarang kamu ngaku?" Tak ada jawaban dari Daniel. Dia menutup pintu. Kemudian, perhatiannya mengarah ke Vena. Senyum tipis menghiasi bibirnya. Vena masih meliriknya. "Apa?" Daniel menikmati tatapan geram mantan istrinya tersebut. "Masih dendam sama aku? Masih sakit hati? Masih kecewa?" "Aku nggak sakit hati perkara itu, aku cuma baru sadar kalau kamu memang benar-benar nggak tahu diri. Sekarang kamu ngaku kalau kamu dulu selingkuh, di media— kamu menuduhku yang selingkuh sama Mas Mario sampai akhirnya menikah." "Orang yang pertama k

    Last Updated : 2024-06-17
  • Dinikahi Milyarder, Diganggu Mantan Suami   35. Rencana Mereka (c)

    "Apa-apaan kamu ini!" Berulang kali, Vena membentak Daniel sekaligus mendorongnya agar menjauh. Tetapi, berkali-kali pula, dia kembali jatuh ke atas ranjang. Detak jantungnya berdebar tidak karuhan. Dia tidak mengira Daniel akan sampai seperti ini. Rasa takut seolah mengguyur tubuh seketika. Daniel tersenyum jahat. Dia bahagia melihat mantan istrinya berada dalam genggaman. "Tenang saja, Vena, pasrah saja, oke? Aku janji akan menjadikanmu istri kedua, Bianka pasti setuju kita jadi keluarga, jadi—" "Stop!" Vena sekuat tenaga mendorong Daniel. Kemarahannya berhasil membuat dia terbebas dari tindihan pria itu, dia pun turun dari ranjang dengan cepat. Tetapi, ketika dia akan berlari, tangannya keburu disambar oleh Daniel. Pria itu menariknya lebih kasar sampai kembali jatuh di atas ranjang. "Mau ke mana kamu? Kamu nggak bakalan bisa lepas dariku sekarang ... kamu nggak akan punya kesempatan bersama siapapun kecuali aku," katanya masih menyeringai. "Kamu sudah gila! Kamu ingin aku p

    Last Updated : 2024-06-17
  • Dinikahi Milyarder, Diganggu Mantan Suami   36. Laporan Polisi

    Baik Mario, Vena, maupun Daniel berada di ruang santai kantor polisi untuk bermusyawarah. Di sana, sudah terdapat beberapa polisi dan juga pengacara masing-masing.Sudah hampir setengah jam, Mario dan Daniel sailng berdebat tentang semua permasalahan mereka.Mario melaporkan Daniel dengan tuduhan fitnah, mencemarkan nama baik sekaligus perbuatan tercela terhadap istrinya. Sementara itu, Daniel membantah, dan balik melaporkannya atas tindak kekerasan yang diterima."Saya nggak ada niatan untuk menyelesaikan semua ini secara kekeluargaan karena dia bukan keluarga saya," kata Daniel melirik Mario. Terlihat, ada perban yang membalut area bagian hidungnya. "Kamu pikir saya ada niat damai sama kamu, hah?" balas Mario. Dia duduk di sofa lain bersama seorang pria empat puluh tahunan alias sang pengacara."Saya nggak terima dengan tindakan kekerasan yang lakukan, Pak Polisi. Bukti dari saya itu sudah jelas, jadi mending Bapak-Bapak sekalian, segera tangkap Pak Mario Winata.""Seenaknya saja k

    Last Updated : 2024-06-18
  • Dinikahi Milyarder, Diganggu Mantan Suami   37. Kekecewaan Tante Ruth

    Selama perjalanan, tak ada yang bicara. Tante Ruth membawa Vena kembali ke kediamannya.Vena bingung dibawa ke sini, tapi dia diam saja dan mengikuti sang bibi masuk ke dalam rumah.Langkah Tante Ruth cukup tergesa-gesa. Dia segera menutup pintu begitu Vena masuk ke dalam."Akhirnya sampai juga ... untung nggak ada wartawan atau orang nggak jelas tadi di depan pagar," katanya kemudian.Vena bertanya, "Tante buat apa Vena diajak pulang ke rumah Tante?""Kamu pikir saya jemput kamu buat mengantar kamu pulang ke rumah Mario? Kamu pikir saya ini siapa kamu? Sopir?"Tanggapan Tante Ruth begitu dingin padahal itu hanya pertanyaan biasa. Hal ini membuat Vena semakin tidak nyaman. Dia bertanya lagi, "terus kenapa Vena diajak ke sini, Tante?""Saya nggak mau kamu pulang ke rumah Mario dulu, pokoknya sampai masalah ini selesai, kamu diam saja di rumah ini! Jangan keluar, lalu buat masalah lagi!""Tapi, Tante—""Nggak!" sela Tante Ruth ketus. "Kamu nggak sadar sudah mempermalukan keponakan saya

    Last Updated : 2024-06-19
  • Dinikahi Milyarder, Diganggu Mantan Suami   38. Perjanjian Bisnis (a)

    Vena duduk di sofa ruang tamu. Dia masih tertunduk lesu, tak berani berkata apapun atau ke manapun.Jika memang ini yang terbaik bagi Tante Ruth, maka dia akan menurut untuk tetap berada di rumahnya.Tak lama kemudian, ada seorang gadis remaja yang keluar dari dalam. Dia membawa segelas jus jeruk."Kak Vena ..." sapanya dengan nada ceria. Dia menaruh jus itu di atas meja, kemudian ikut duduk di samping Vena."Oh, Monica?" Vena mengusap air mata, berusaha agar tak terlihat menyedihkan. "Kamu apa kabar? Bagaimana sekolahnya? Katanya SMA kamu kemarin ada acara besar itu, ya?""Iya, Kak. Nggak terlalu besar, kok." Gadis bernama Monica itu enggan membahas dirinya. Dia mengalihkan pembicaraan, "Kak, maaf kalau Mama tadi agak keterlaluan. Mama gampang emosian akhir-akhir ini.""Mungkin karena Kakak datang di keluarga kamu. Mama kamu benar, kakak ini kurang—"“Jangan ngomong kayak gitu," potong Monica sembari menggelengkan kepala. Suara gadis ini begitu lembut, tak mau Vena kian sakit hati. "

    Last Updated : 2024-06-19

Latest chapter

  • Dinikahi Milyarder, Diganggu Mantan Suami   123. Keluarga Besar Datang (c)

    Sarah. Iya, wanita itu dibawa oleh Tante Ruth untuk ke rumah ini. Vena tidak percaya melihatnya datang. Dari semua orang, kenapa Tante Ruth malah membawa wa restnita itu? Apa dia belum menyerah menjodohkan Mario dengannya? Tetapi, Vena menepis pemikiran itu. Untuk sekarang, dia harus bersikap baik. Lagipula, dia sedang hamil, seharusnya dia bisa mengambil hati Tante Ruth sekarang. "Oh, ini yang sedang hamil?" ucap Sarah dengan nada sinis saat sudah di hadapan Vena. "Yakin itu anaknya Mas Mario?" "Datang-datang langsung bicara seperti itu? Tidak sopan sekali kamu?" Sahut Vena yang menahan amarah. Dia tidak terima mendengar tuduhan seperti itu terhadap anak yang dikandung. Tante Ruth bukannya membela, malah mendukung omongan Sarah dengan berkata, "iya, apalagi dahulu kamu pernah semalam sama mantan suami kamu." Vena kaget mendengarnya, tak percaya kalau itu keluar dari mulut Tante Ruth. Makin ke sini, wanita itu malah makin tidak karuhan. Apa pengaruh Sarah sebesar itu sampai memb

  • Dinikahi Milyarder, Diganggu Mantan Suami   122. Keluarga Besar Datang (b)

    "Sayang, kemungkinan besar Tante beneran datang ke rumah. Ditolak pun tetep bakalan datang. Mungkin sama yang lain." Akhirnya Mario memberitahu itu kepada sang istri begitu sudah kenyang sarapan. Dia mengusap mulut dengan serbet makan sembari melihat wanita itu.Vena terkejut. Dia sudah selesai makan, masih duduk berdua dengan Mario di meja makan. "Kok kamu baru ngomong?""Tadi baru ditelpon, Sayang.""Kalau begitu aku suruh Pak Johan buat beli sesuatu untuk dihidangkan gimana?""Sudah aku suruh kok, kamu santai saja di rumah. Tapi, maaf aku nggak bisa menemani kamu karena ada meeting sampai malam.""Nggak apa-apa." Vena merasa resah, belum bisa damai dengan sang bibi. Namun, dia merasa lebih tenang sekarang karena di perutnya ada calon penerus keluarga Winata. "Justru ini waktunya aku ngasih tahu Tante tentang kehamilanku ... Mungkin saja kali ini Tante bisa menerimaku.""Maaf ya, Sayang, gara-gara keluargaku, kamu jadi banyak pikiran.""Nggak apa-apa. Lagian, aku sadar diri kok ...

  • Dinikahi Milyarder, Diganggu Mantan Suami   121. Keluarga Besar Datang (a)

    Gejala kehamilan seperti mual, ingin muntah, dan pusing dirasakan oleh Vena. Di pagi hari, semua gejala itu langsung menyerangnya sehingga dia harus betah di kamar mandi selama tiga puluh menit.Mario yang mendengar semuanya segera bangun, lalu turun ranjang, mendekati pintu kamar mandi. Dia mengetuk. "Sayang, kamu nggak apa-apa?"Beberapa saat kemudian, Vena keluar dari kamar mandi. Wajahnya sedikit pucat, tapi masih kelihatan baik-baik saja. Dia mengangguk, lalu menjawab sang suami, "aku baik-baik saja, kok.""Kalau begitu kita sarapan dahulu, lalu minum obat sama vitamin dari dokter." Mario mendadak tak mengantuk lagi melihat istrinya yang seperti tidak nyaman. "Kamu mau sesuatu yang berbeda nggak? Biar dibuatkan?""Enggak, aku mau makan yang seperti biasa saja ... sama telur mata sapi.""Telur mata sapi?""Iya.""Iya sudah."Keduanya turun anak tangga, kemudian berjalan menuju ke ruang makan. Di sana, mereka bertemu dengan para asisten rumah tangga.Semuanya tampak segera menyiap

  • Dinikahi Milyarder, Diganggu Mantan Suami   120. Bertemu Daniel

    Bertemu Daniel adalah hal yang tak ingin dilakukan oleh Mario. Dia ingin sekali menolaknya, tapi tidak mungkin juga. Terlebih, pria itu mengajak ketemuan di restoran milik Vena. Dia tak mau membuat Vena khawatir, jadi pergi tanpa mengatakan apapun. Usai meninggalkan rumah, dia berkendara sendiri, tanpa menggunakan sopir, menuju ke restoran sang istri yang masih buka.Iya, sekarang masih jam tujuh malam. Suasana di sekitar restoran sangat ramai. Hari demi hari tempat ini ramai pengunjung.Begitu masuk ke dalam, dia langsung bisa melihat sosok Daniel yang duduk di tepi jendela, sendirian.Mario mendatanginya, lalu duduk di kursi yang di hadapan Daniel. Saat itu pula, seorang pelayan mendekat dengan buku menu."Pesan paket menu spesial," kata Daniel tanpa buku menu.Pelayan menulis pesanan, lalu menoleh ke Mario. Dia tidak tahu kalau pria itu adalah suami dari pemilik restoran.Mario sama sekali tidak melihat buku menu. Dia hanya berkata, "air putih.""Eh ..." Pelayan itu sampai heran.

  • Dinikahi Milyarder, Diganggu Mantan Suami   119. Hamil (b)

    Hamil?Itu adalah hal yang sama sekali tak disangka oleh Vena dan Mario. Untuk beberapa menit pertama, mereka hanya diam sembari mencerna berita itu.Perlahan, senyum Mario melebar. Tetapi, dia sadar harus tenang dulu dan memastikan kebenaran ini. Alhasil, dia mengajak istrinya untuk segera ke rumah sakit.Di sana, Vena harap-haras cemas dengan pemeriksaannya. Hasil bisa langsung diketahui tak lama kemudian, dan ternyata memang positif.Vena menahan napas saat membaca kertas hasil pemeriksaan tersebut. Dia merasa ini seperti mimpi. Setelah kehilangan anak, dia mendapatkannya lagi sekarang.Dia tak bisa berkata-kata hingga harus dituntun oleh Mario keluar dari ruang dokter kandungan. Mereka duduk sebentar di kursi tunggu depan tempat pengambilan obat. Ada resep yang harus ditebus— dan Mario mengurus segalanya. Sementara itu, Vena masih memandangi hasil pemeriksaan.Usai menyerahkan resep, Mario kembali mendekati Vena, lalu duduk di sampingnya. "Kita tunggu sebentar, Sayang. Ada banyak

  • Dinikahi Milyarder, Diganggu Mantan Suami   118. Hamil? (a)

    Menikmati waktu berdua, jalan-jalan, mengunjungi tempat wisata, lalu makan siang berdua. Semua sudah dirasakan oleh Vena bersama suaminya. Dia merasa lelah. Aneh memang, tak biasanya dia gampang lelah begitu.Alhasil, saat sore hari, dia meminta untuk segera pulang karena kepalanya sakit.Di sepanjang perjalanan, Mario khawatir dengan keadaannya. Bahkan, Sampai di rumah pun, dia masih khawatir.Vena rebahan di ranjang, beristirahat lebih cepat. Sementara itu, Mario datang dengan membawakan teh hangat.Pria itu bertanya, "sayang, kamu yakin nggak ke rumah sakit dulu?""Enggak." Vena menggelengkan kepala. "Mungkin terlalu banyak kepamasan tadi. Aku ini 'kan darah rendah— jadi pusing."Mario duduk di tepian ranjang, menyerahkan teh hangat. "Ini minum dulu."Vena meminumnya. Dia merasa lebih baik, dan bersandar ke tumpukan bantal.Mario menaruh gelas yang masih berisi setengah mimuman itu di atas meja nakas. Dia memegangi paha sang istri, memijatnya perlahan. "Mau dipijat nggak?""Enggak,

  • Dinikahi Milyarder, Diganggu Mantan Suami   117. Jati Diri si Stalker?

    Vena dan Mario duduk di bangku kosong, di sekeliling mereka tumbuh pepohonan rimbun. Keduanya bisa merasakan hawa sejuk di sekitar situ meski matahari sudah hampir sejajar di atas kepala.Mario mendongak, tersenyum melihat dedaunan pohon yang menangungi bangku ini. Dia merasa damai berada di situ.Vena menatapnya. "Kenapa senyum begitu?""Nggak apa-apa, Sayang. Aku merasa tenang berada di sini. Itu saja.""Padahal barusan kita melihat orang mencurigakan?""Kalau itu—“ Mario sempat menoleh ke berbagai arah, memastikan tidak ada pria asing itu lagi. Baru setelahnya, dia berkata, ”nggak ada siapapun. Aku memang curiga, tapi selama dia nggak ganggu kita, nggak usah dipikirkan."Vena menepis perasaan tak enaknya dia mengangguk paham. "Iya." "Semoga saja itu bukan mantan suami kamu yang gila itu lagi. Jujur, aku lelah diganggu terus. Ia pintar sekali masuk ke keluargaku.“"Maaf ya, Mas.""Nggak usah selalu minta maaf, Sayang. Dia memang brengsek. Ya sudahlah.”Vena tidak berkata apapun, m

  • Dinikahi Milyarder, Diganggu Mantan Suami   116. Stalker Misterius

    Aroma itu familiar...Vena masih memikirkan orang yang barusaja melintasinya. Namun, dia mengabaikan itu setelah orangnya sudah jauh, menghilang di balik pepohonan.Setelah berjalan beberapa menit, akhirnya mereka sampai di Lokasi air terjun kecil yang dikelilingi oleh pepohonan rimbun. Ada beberapa orang yang menikmati keindahan tempat ini, sebagian lain terlihat memotret beberapa area.Mario tersenyum senang. Tak biasanya dia melihat pemandangan. "Indah banget ya, Sayang? Saking capeknya melihat laptop sama orang-orang tua bangka di ruang rapat, melihat semua ini jadi terasa di surga."Vena tertawa kecil. "Kamu kurang ajar banget. Orang-orang yang kamu hina itu 'kan pasti investor dan rekan-rekan bisnis.""Termasuk om ..." tambah Mario sama sekali tidak tertawa, malah terlihat kepikiran.Senyum Vena pun luntur. Dia kembali teringat akan ancaman sang bibi pada mereka. Tetapi, dia tidak mau merusak suasana dengan membahas itu.Dia mengusap hidung, mencium aroma-aroma lain lagi. Entah

  • Dinikahi Milyarder, Diganggu Mantan Suami   115. Jalan-jalan Berdua (b)

    Mario dan Vena pergi jalan-jalan ke daerah pinggiran kota. Mario sengaja memilih area yang dekat dengan jalur hutan agar tidak menarik terlalu banyak perhatian dari orang. Iya, mengingat dia membawa mobil sport.Vena melihat ke sekeliling. Dia menatap sang suami, lalu bertanya, "kamu kok lewat jalanan sepi begini?""Kenapa? Namanya juga jalan-jalan, seru 'kan lewat jalan hutan begini, asri banget." Mario sesekali melihat keluar jendela. Ia tampak tersenyum menikmati pemandangan indah pepohonan yang menjulang tinggi."Mmm .." Vena berpikir sebentar. "Kamu nggak takut ada begal? atau psikopat?"Mario tertawa, tapi masih fokus menyertir. Dia mengejek istrinya dengan berkata, "astaga, Sayang, kamu kebanyakan nonton film.""Nggak begitu juga, kamu itu yang jarang melihat berita. Justru kita ini tinggal di negara yang banyak begal, harus waspada— apalagi kamu pakai mobil beginian.""Justru kalau aku pakai mobil beginian, mana mungkin dimaling. Yakin bisa mengendari mobil ini?"Vena merasa i

DMCA.com Protection Status