Benar saja, sopir Mas Wisnu sudah menjemputku. Dia sigap membukakan pintu dan dengan sopan menyapaku. “Dengan Bu Arunika?” tanyanya. “Betul, Pak! Ini Pak Yoyo?” tanyaku. Ingat pada nama yang diberikan Mas Wisnu tadi dalam chat. Katanya Pak Yoyo namanya sopir yang akan menjemputku.“Betul, Bu! Mari! Kita jalan, ya!” tukasnya sopan. Perawakan tak terlalu tinggi, tubuh agak gemoy seperti kurang olah raga, itulah penampakkanya. Aku pun lekas duduk. Pak Yoyo melajukan mobil dengan kecepatan sedang. “Pak, bisa cepetan?” “Pak Wisnu suruh saya hati-hati, Bu!” “Ya ‘kan saya gak minta gak hati-hati, minta dicepetin saja!” “Oh, baik, Bu!” tukasnya. Lalu dia menambah kecepatan laju mobil, tapi tak lama, baru beberapa menit, sudah kembali tersendat. Jalanan padat. “Macet ya, Pak?” “Anu, Bu! Ada perbaikan jalan!” Aku berulang kali melihat jam tangan. Sudah lima belas menit, mobil hanya bergerak sedikit demi sedikit. “Pak, ada jalan tikus? Kita bisa terlambat!”“Anu, Bu! Dari sini ada jug
Terakhir Diperbarui : 2024-08-18 Baca selengkapnya