All Chapters of Antara Mencintai dan Melupakan: Chapter 51 - Chapter 60

73 Chapters

Bagian 51

Semenjak ibunya meninggal, keluarga Celin menjadi ksnagat berantakan, kakaknya merantau entah ke mana, adiknya melanjutkan kuliah ke luar negeri dengan beasiswa, sementara dirinya? Ia masih tinggal dengan ayah dan ibu tirinya dengan biaya sendiri hingga Evan datang melamarnya. Tentu saja ia bahagia saat kesempatan itu datang, selain akan dinikahi orang yang ia sukai ia juga akan terbebas dari belenggu keluarganya, walaupun pada akhirnya pernikahannya tidak sesuai yang ia harapkan. Setelah berpikir lama, ia akhirnya memutuskan untuk membalas pesan itu, mungkin ia bisa memberi ayahnya beberapa uang, tidak perlu diganti, ia tahu kata-kata meminjam itu hanya modus semata. "Butuh berapa?" tulisnya. balasannya datang dengan cepat "Operasi yang pertama butuh tujuh puluh lima juta, masih ada lagi operasi kedua dan mungkin ketiga," "Apa? Banyak sekali, apa separah itu?" ucap Celin, ia langsung menelpon nomor ayahnya. "Halo, Celin!" Sapa ibu tirinya di seberang telpon, sangat ramah
Read more

Bagian 52

Keesokan harinya, Celin sudah resmi menjadi karyawan lagi setelah beberapa bulan istirahat, ia tidak menghentikan jasa online-nya, ia hanya mengatur waktunya menjadi lebih sedikit. "Eh, itu dia karyawan baru yang diceritakan kemarin, padahal baru melamar kerja tapi sudah langsung diberi kursi oleh CEO, kau tahu apa alasannya?" ucap salah seorang wanita yang iri melihat Celin. "Apalagi alasannya, kau tahu sendiri bagaimana kelakuan CEO kita, pasti ada plus-plusnya dong, lihat saja wajah cantik yang menjijikkannya itu," sambut yang lainnya. Celin sedang mengerjakan tugas dari Danil sebagai bahan evaluasi sebagai karyawan baru, ia tahu wanita-wanita itu sedang membicarakannya, Celin menoleh pada mereka dengan tatapan sinis kemudian dengan cepat merubah ekspresinya dengan senyum sambil mengangguk untuk menyapa. Dua wanita itu langsung bubar dengan tidak nyaman. Saat istirahat untuk makan siang, dua wanita tadi mendekati Celin, mereka tiba-tiba duduk di bangku kosong di depan Celin
Read more

Bagian 53

Perusahaan Siregar mengadakan acara Family gathering di sebuah resort mewah yang lengkap dengan fasilitasnya, panitia penyelenggara sudah mengatur semua prosedur yang akan mereka lakukan selama beberapa hari ke depan. Mereka juga sudah mengatur bagian yang akan dilakukan Celin. Semua orang sedang berkumpul di lapangan resort, Celin mengumumkan segala prosedur yang akan mereka lakukan sejak hari itu hingga beberapa hari ke depan. Ia tidak berbicara banyak, ia hanya mengarahkan semua orang untuk membacanya di papan informasi, panitia sudah menempelkan kertas berisi seluruh kegiatan di resort itu, dan juga sudah membagi kamar dan menuliskan nama masing-masing penghuninya di atas kertas lalu menempelnya di pintu. Sembari berbicara memberikan pengarahan, Danil muncul bersama beberapa orang penting di perusahaan. Ia dipersilahkan oleh Celin untuk berbicara sekaligus membuka acara family gethering. "Pagi semuanya!" seru Danil. Sapaan itu mendapat balasan riuh dari para bawahannya. "Ak
Read more

Bagian 54

Setelah makan siang, kegiatan selanjutnya adalah berkeliling resort menggunakan buggy car yang dipimpin langsung oleh Danil dan Evan. Tujuannya agar para peserta lebih mengenal lokasi resort dan mengetahui fasilitas apa saja yang ada di dalamnya serta memperkenalkan siapa pemilik resort itu, dan ternyata pemiliknya adalah Evan Mahendra. Semakin ciut perasaan Celin, ia benar-benar tidak mengenal Evan meski sudah hidup dengannya selama dua tahun. Bukan dirinya yang tidak mau tahu tapi Evan yang tidak mau melibatkannya layaknya seorang istri. Saat mereka tiba di sebuah lapangan golf, Danil dan Evan juga para atasan lainnya saling menantang untuk bermain golf, mereka pun mempertontonkan keahlian mereka. Celin memilih menepi dari semua orang yang yang sedang menyaksikan kehebatan para atasan itu, ia duduk di sebuah bangku panjang sambil menghirup nafas berat lalu membuangnya sambil menutup mata, ia sedikit manikamti semilir angin sepoi yang menerpa wajahnya. "Ah, menyegarkan sekali,
Read more

Bagian 55

Saat malam tiba, semua orang kembali berkumpul, kecuali Danil dan Evan, Celin merasa lega karena hal itu, ia bisa berbicara dengan bebas tanpa merasa di intimidasi. Acara malam hari lebih seperti sebuah party hanya saja ada peraturan mainnya, setiap orang harus berpencar, tidak boleh berkumpul dengan sesama departemen dan melakukan kegiatannya bersama-sama. Ada bagian membuat makanan, ada yang membuat minuman, ada juga yang bersantai, ada juga yang bernyanyi di atas panggung yang telah disediakan di tempat itu dan banyak lagi kegiatan lainnya. Setelah Celin memberikan pengarahan, ia memilih duduk sendirian sambil memijat pundaknya. Evan tiba-tiba duduk di sampingnya. "Kenapa kamu sukali muncul tiba-tiba?" Celin reflek karena kaget. Evan tersenyum mendengar Celin, ia lalu berkata "Karena kali aku merencanakannya kau akan lari duluan," "Tolong pergi, aku tidak mau semua orang bergosip tentang kita," " Kau yang harus ikut denganku," Evan sudah memegang tangan Celin. "Lepaskan
Read more

Bagian 56

Celin kembali berkumpul dengan semua orang, sudah ada Danil di salah satu kursi sedang berbincang dengan para atasan, beberapa saat kemudian Evan ikut bergabung dengan wajah datar tanpa ekspresi. Ia membanting tubuhnya di atas sofa sementara Danil tampak menepuk pundaknya, seolah tahu keadaan Evan. Membuat Celin mengernyitkan keningnya, tapi ia segera menggeleng untuk membuang pikirannya. Celin sedang tidak mood, jadi ia menyerahkan tugasnya pada ketua panitia. Setelah aneka makanan dan minuman tersaji, semua orang berkumpul untuk menikmatinya sambil mendengar musik yang dinyanyikan oleh salah satu peserta. Setelah peserta itu selesai, Evan tiba-tiba mengangkat tangannya. "Ada apa, Pak Evan? Apa Pak Evan mau bernyanyi juga?" tanya si panitia dengan sopan. "Bukan aku, tapi dia," Evan menunjuk Celin. Tentu saja Celin langsung berhenti dari aktifitasnya sambil merutuki Evan dalam hati. "Oh, namanya Celin, Pak." "Aku tahu, aku mengenalnya," Panitia tadi terbengong tidak men
Read more

Bagian 57

Keesokan harinya, semua orang boleh menggunakan semua fasilitas yang ada, mulai dari kolam renang, tempat billiard, tempat gym, spa, golf, pacuan kuda, berbagai lapangan olahraga mulai dari futsal, tenis, basket, dan lainnya. Ada juga hiburan, area bermain untuk anak-anak, pantai buatan, flying fox, panjat tebing, dan sebagainya, hanya satu tempat yang tidak ada di daftar fasilitas, yaitu taman yang Evan tunjukkan pada Celin tadi malam. Semua orang memastikan untuk menikmati semua fasilitas itu hingga puas. Evan dan Danil sangat suka berkuda, mereka cukup sering melakukannya bersama, sama seperti saat ini. Evan dan Danil saling adu kehebatan dalam menunggangi kuda. Semua orang menghentikan kegiatannya dan berkumpul di arena pacuan kuda demi menyaksikan dua orang penting itu. Di tengah pertunjukan, kuda Evan melompati batas terlalu tinggi hingga membuat Evan jatuh terpelanting, semua orang berlari mendekati pagar arena kecuali Celin, ia hanya berjalan santai dan tampak tidak tertarik
Read more

Bagian 58

Evan dan Celin sedang beristirahat untuk menenangkan diri dan melakukan pemeriksaan setelah kejadian mengejutkan tadi, Danil ikut menemaninya, sejak tadi Celin diam saja, Evan maupun Danil juga tidak berani bicara. Yang lainnya kembali ke rutinitas masing-masing setelah panitia mengkondisikan semuanya, tentu saja mereka beraktivitas sambil bergosip ria. "Kamu benar-benar baik saja?" tanya Danil pada Celin. Evan tampak tidak senang. "Aku baik-baik saja, Pak" "Kamu tidak ingin bertanya apa-apa padaku?" pancing Danil, membuat Evan menatapnya tajam. "Tentang apa, Pak Danil?" balas Celin. "Tentang kedekatan kami, mungkin." "Saya sudah tau, Evan dan Pak Danil sudah berteman sejak lama, Maaf kalau salah." "Betul, dan aku tahu semua tentangnya begitu juga bagaimana hubunganmu," "Ternyata lebih dekat dari yang aku kira," "Kamu tidak penasaran kenapa aku merekrutmu secara langsung?" Celin menggeleng, ia berpura-pura polos. "Danil," sahut Evan, kakinya yang luka sedang di
Read more

Bagian 59

Celin terlalu banyak memimpikan keindahan dalam pernikahannya sehingga menulis banyak catatan sejak Evan datang melamarnya, juga saat tiba hari pernikahan, dia menulis hal konyol bagaimana nanti saat malam pertama, ia juga menulis saat Evan mengabaikannya hingga akhirnya isi jurnal itu berisi curhat tentang sehari-harinya, jurnal itu sudah dibaca oleh Evan dan membuatnya benar-benar terlihat benar-benar bodoh, karena itu ia menangis. "Jangan lakukan apapun untukku hanya karena kamu membaca isi jurnal itu, aku akan terlihat sangat menyedihkan, tolong lupakan saja," "Meskipun tidak ada jurnal ini, aku akan tetap melakukannya, Celin, karena aku benar-benar ingin menebus semua kesalahan yang pernah aku lakukan," "Sudah tidak sama, Evan. Apapun yang kamu usahakan sekarang hanya akan terlihat mengolok-olok perasaanku," "Aku mengerti apa yang kamu rasakan, aku akan melakukan dengan caraku sendiri, aku bisa membahagiakanmu, Celin. Tolong percaya padaku," Celin sudah tidak tertarik
Read more

Bagian 60

Evan mengangkat telepon dan mendengarkan si penelpon dengan serius, ia menoleh pada Celin sebentar lalu kembali menjawab teleponnya. "Aku akan ke sana sekarang," Celin sudah hafal apa yang akan terjadi, ia sudah sering menghadapi adegan ini dan ternyata masih membuatnya sedih. "Aku harus ke rumah sakit sekarang, hanya sebentar, kau harus tetap di sini, aku akan kembali," ucap Evan terdengar buru-buru. "Hemm...!" gumam Celin dengan dingin, ia sudah tidak mau mempercayai Evan, sudah berapa kali ia dibuat menunggu. Evan berjalan pincang sambil keluar dari kamar vila itu, ia juga tampak menelpon seseorang, Celin hanya mengabaikannya. Tidak berapa lama seseorang datang menjemputnya, Celin melihat dari dalam kamar, orang itu memapah Evan keluar, beberapa saat kemudian terdengar suara mobil menjauh pergi. Celin tertunduk lesu begitu tau mobil itu membawa Evan pergi, ia menangkupkan kedua tangannya di depan wajahnya sambil merenungkan apa yang harus ia lakukan agar bisa menjauh
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status